Kertas Memori.

5 1 0
                                    

Hujan lebat disertai gemuruh petir terjadi di kota kecil. Seorang pemuda nampak berlari dari arah pintu masuk gang rumah.

Pemuda itu menghembuskan nafas berat, lalu mengusap kasar tas ransel hitam miliknya, membuka sepatu lalu masuk ke dalam rumah.

Keluarga kecil sedang bersiap-siap makan malam, menunya sederhana. Sepiring nasi, tahu goreng, dan sambal. Apakah salah satu dari mereka  mengeluh menu makan malam hari ini? Tidak, justru mereka semua tersenyum tulus.

Disaat pemuda tersebut masuk, mereka semua menoleh dan menyambut dengan hangat.

"Eh kakak kehujanan, sini ibu keringin tas nya, kakak ganti baju" ucap seorang ibu yang tersenyum menghampiri pemuda tersebut, senyum milik sang ibu membuat hati pemuda itu tenang.

"Iya bu, nono ke kamar dulu bu, pak" pemuda itu pamit dengan senyum, ia keluar rumah tersebut lewat dapur. Membuka pintu belakang dan naik ke atas.

Ting!
Echan X IPS 1
woy, besok gwe kgak bisa msuk
lu masih dipanggil sama bu rana

Pemuda bernama jeno pun menghembuskan nafas beratnya lagi lalu tersenyum. "Iya oke chan, sorry yaa gua jawab gak lewat chat tapi lewat lisan" ujar jeno yang langsung melempar hp nya ke kasur dan langsung mengganti pakaian basahnya.

Jeno menjemur pakaian basahnya di jendela kamar. Tak mau membuat keluarganya terlalu menunggu ia langsung ke bawah untuk segera pergi makan.

Satu persatu tahu dilahap oleh keluarga kecil tersebut.

"Hmmmh! Bu! Enak banget tahu nya"

"Iya bu, enak banget, besok kakak bakal pulang cepet deh"

Ibu, bapak dan kakak pun tertawa dengar sahutan jeno dan adiknya.

Selesai makan, jeno dan kakaknya, jaehyun, membantu ibu membersihkan ruang tengah dan mencuci piring sehabis makan malam tadi.

{ Kertas Memori }

Selesai semuanya, mereka bersiap-siap pergi tidur. Bapak dan ibu menggelar kasur di ruang tengah. Jaehyun, jeno, dan adiknya di kamar atas.


"Tidur yaa, besok bangun pagi, klo siang gak ada yang bangunin" ujar jaehyun sambil membersihkan kasurnya sendiri. Jeno dan adiknya hanya mengiyakan apakata kakaknya.


Disaat yang lain tertidur, si bungsu belum bisa tertidur. Dia berguling-guling kecil, untuk mengisi kebosanannya karena tidak bisa tidur.

"Kak jen"

"Hm?"

"Belum tidur kak?"

"Kamu sendiri ngapain belum tidur?"

"Aku berpikir kak, besok aku jadi apa?"

"Jadi apa prok prok prok"

"IH KAKAK!!!"

"Nono! Jis! Tidur, udah jam berapa ini"

"Iyaaa bawel" jisung dan jeno terkikik sambil mencari posisi enak, jaehyun hanya menatap mereka sinis lalu tersenyum dan terbawa ke alam mimpi kembali. 



{ Kertas Memori }

Pagi ini, 3J sudah siap menjalani hari mereka. Jaehyun siap bekerja, Jeno siap sekolah, dan Jisung siap sekolah juga donggg.


"Aduhh anak-anak ibu udah pada siap semua, jeje, nono sama jis bekalnya udah ibu siapkan udah ibu masukkan tas bekal juga kok, ingatt harus bahagia, bawaan hati kalian nggak boleh murung, kunci hidup nyaman itu bahagia, ya"


Mereka bertiga mengiyakan pesan sang ibu, mereka tidak tahu apa yang harus mereka respon. Ibu mereka sangatlah baik.


Jeno hanya mengingat kata-kata ibunya saat ia jatuh dari ayunan. "Menangis nggak apa-apa, lukanya bisa hilang kok, ayo senyum, nih liat ibu lagi seneng, nono nggak mau ikut seneng juga?"


Huh~ mereka bertiga jadi tidak tega pergi jauh dari kedua orang tuanya. Jisung sebenarnya malas ke sekolah, tapi ibu bilang kalau itu kewajibannya sekarang.


Jeno pergi sendiri, sedangkan jisung dengan jaehyun.

"Hah~ ibu harap, anak-anak bisa menggapai cita-cita nya dengan baik, maafin ibu yaa, ibu belum bisa jadi ibu yang keren seperti ibu-ibu yang lain" ucap ibu dari tiga orang anak tersebut sambil mengusap foto keluarganya.

"Maafin bapak bu, seharusnya bapak kerja biar bisa kasih ibu uang belanja, sama kebutuhan anak-anak, maaf-

"Sudah pak, nggak papa, uang bisa dicari, anak-anak juga masih nyaman kok sama kebutuhan yang sekarang, nanti kalau anak-anak minta lagi, kasih penjelasan terus nanti kita beli kebutuhan anak-anak segera" bapak pun memeluk ibu, istrinya. Bapak sangat mencintai istrinya dan menyayangi anak-anaknya lebih dari apapun.

{ Hinggap Kepala }
To Be Continued 

HINGGAP KEPALAWhere stories live. Discover now