kancing

1.2K 116 32
                                    


Yin tidak pernah tertarik dengan siapapun selama tiga bulan di SMA. Ia terlalu sibuk dengan motornya. Barangkali hanya kali ini ia bersikeras menginginkan nomor si surai scarlet.

Seperti saat ini, Yin merecoki Xavier yang tengah membaca beberapa proposal pengajuan dari ekskul-ekskul di sekolah mereka.

"Ayo dong, Bang. Janji deh ga disakitin. Nanti gua rajin gofood ke rumah lu dah, please." Yin berpose dengan kedua telapak tangan yang disatukan. Pose memohon kepada kakak kelasnya agar mendapat nomor crush.

Xavier terlihat berpikir. Dia tahu Yin kalau sudah mau sesuatu itu rewel.

"Dia ga suka orang yang toxic."

"Gua ga toxic kok, kadang keceplosan dikit aja."

"Emang lu punya apa mau deketin adek gue?"

"RX king warisan kakek."

Xavier tepuk jidat. Banyak prposal yang harus ia koreksi hari ini, tapi si adik kelas malah membuntuti dan keras kepala meminta nomor adik sepupunya itu.

"Caffe mocha starbucks."

"Deal."

Dan sepertinya Yin sudah mulai satu langkah menjadi pacar Julian. Setelah mendapat nomornya, Ia langsung saja mengirimi pesan pada nomor itu. Ah, tak lupa memesankan caffe mocha permintaan Xavier barusan.

•••

Esoknya Yin menemui Julian yang tengah makan mie cup di kantin sekolah.

"Halo, Julian. Pesan saya semalam tidak di balas, jadi saya anggap iya. Saya akan mendekatimu." Sapa Yin yang berdiri di samping meja tempat Julian makan.

"Jangan, gua sesak nafas ntar."

"Bukan mendekati dalam konteks itu. Maksudnya PDKT. apakah kamu berkenan?"

"Jamet." Julian pergi meninggalkan Yin dan kantin tanpa kata tambahan.

Yin memerhatikan punggung Julian yang mulai menjauhinya tanpa ada niat mengejar. Melissa yang sudah memesan makanan menghela nafas lelah melihat kelakuan temannya.

"Udah dibilang ngapain ngedektin emo boy modelan dia."

"Gak apa, gua mau dia."

"Kalo dia ga mau?"

"Pake jalur langit."

"Kalo penghuni langit ga setuju?"

"Gua mau nyogok ntar."

"Sinting." Melisa memutar malas bola matanya meninggalkan Yin yang memandandangi kepergian Julian. Lebih baik ia habiskan makanannya sebelum bel masuk berbunyi.

•••

"Hai manisku, cantiku, selamat pagi duniaku." Yin menyapa Julian dengan senyum so tampan, tapi memang tampan.

Julian menoleh kebelakang. Tidak ada orang lain. Apa Yin bicara padanya? Julian menatap Yin dengan tatapan datar. Sedangkan Yin masih bertahan dengan senyum tampannya.

"Yin, Julian." terdengar suara seseorang dari arah tangga atas. Ternyata itu Xavier. Xavier datang lebih pagi dari yang lain, wajar dia adalah ketua osis.

Xavier memerhatikan penampilan Yin yang cukup mencolok hari ini. Sepatu kotak-kotak dan kaos kaki warna-warni. Sepatu kotak-kotaknya motif hitam putih. Oke, masih bisa di tolerir. Tapi kaos kaki warna-warni?

"Yin? Lo ga lupa tata tertib sekolah, kan?"

"Iya, gua ga lupa kok, Kak Xavier."

"Terus, itu kaos kaki lo warna-warni?"

Kiat Menjadi Pacar JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang