chap 1

20 4 0
                                    

Erwin Jovial, putra pertama dari Kambe Jovial.
Anak yang dipaksa harus sempurna oleh ibu dan keluarganya, tak boleh ada kekurangan di dirinya.

Karna itu, dia tak bisa menikmati masa kecilnya, yang ia lakukan hanya harus memenuhi ekspektasi sang ibu.

"Ibu.. Boleh kah aku pergi bermain? "Tanya Erwin kepada ibunya.

"Kau bukan anak kecil lagi erwin..!! Bermain itu hanya membuang buang waktu mu saja.. "Balas ibunya menatap tajam Erwin.

"Uhh... "

"Pokoknya kau harus sempurna! Supaya keluarg ayah mu memberi perhatian penuh pada mu... "Ucap ibunya lagi.

"Tapi... "

"Erwin.. Kau anak ibu kan? Kau sayang pada ibu kan? Maka kau harus melakukan ini.. "

"Baiklah... "

Semuanya harus dia lakukan, semua bidang harus dia kuasai, sikapnya harus layaknya seperti orang dewasa. Banyak orang memandang Erwin itu hebat, jenius, dan bisa diandalkan.
Namun tak ada seorang pun yang bertanya apakah dia bahagia.

Hari ini, Erwin lagi lagi mendapatkan juara kelas dengan nilainya yang sempurna.

"Erwin-kun sangat pintar yha, orang tua mu pasti bangga sekali~"puji wali kelas Erwin sambil tersenyum.

Erwin membalas senyuman walikelas nya. "Tentu saja, ibu suka sekali jika saya mendapatkan nilai sempurna.. "

"Oh benarkah? Apa Erwin sangat menyayangi ibu mu? "Tanya wali kelasnya lagi.

Erwin terdiam sejenak.

"Erwin-kun–'

"Tentu saja, saya sangat menyayangi ibu saya.. Ibu suka jika aku pintar seperti ayah.. "Balas Erwin sambil tersenyum.

"Wahh~ begitukah, jangan paksakan dirimu yha~"

"....Iya.. Ahaha.. Terima kasih.. "

Tak ada yang bisa dia lakukan, bagaimana pun. Wanita itu tetaplah ibunya, dia harus tetap menghormati orang tuanya.

Sampai akhirnya, untuk pertama kalinya.
Dia mendapatkan juara kedua di lomba olimpiade sains.

"Tumben sekali kamu juara dua, tapi tak apa kok nak, kamu sudah berjuang~"

"Wah, tenang saja Erwin-kun, juara dua juga Bagus sekali lohh! "

"Tetap semangat yha~ tak apa apa kok~"

Walaupun sudah disemangati begitu, Erwin tetap takut, dia menatap wajah ibunya.
Ibunya hanya tersenyum hangat, seakan dia juga tak masalah dengan hal ini.

.
.
.
.

"KENAPA KAU GAGAL?! "

PLAKK!!

"Uwaaaa-!!! Ibu sakitt!!! "

"KAU HANYA MEMBUAT MALU IBU MU SAJA!!! PASTI KAU DIAM DIAM BERMAIN KAN?! "

"Hiks–!! Tidak.. Erwin gak bermain main– AWWW!!! "Lagi lagi Erwin dipukuli oleh ibunya.

"LALU KENAPA KAU GAGAL HAH?! KALAU BEGINI KAU AKAN DIPANDANG RENDAH OLEH KELUARGA AYAH MUU! "Teriak ibunya sembari menjambak rambut Erwin erat.

"HUWAAAA–!! SAKIT IBUU!! LEPASSS–!!!"

.
.
.
.




Akhirnya Erwin tidur digudang, badannya memar semua, semua tubuhnya sakit karna dipukul habis habisan oleh ibunya.

"Uhhh... Toilet.. "Erwin terbangun dari tidurnya,ia pun segera ke toilet untuk melakukan urusannya.

"Fuhh.. Akhirnya.. "Erwin berjalan melewati ruang tamu, lalu dia mendengar suara ibunya sedang berkelahi dengan ayahnya.

'Eh? Ayah sudah pulang? ' batin Erwin lalu mengintip mereka berdua.

"Aku ingin cerai... "

"Ke-kenapa–?! Aku menghasilkan keturunan yang unggul untuk mu!! Dia sudah ku didik untuk menjadi sempurna–!"

"....Ayah ku tak setuju jika aku dengan mu.. Akupun begitu... "Ucap Kambe dingin.

Ibu Erwin terdiam, dia menggigit bibirnya sampai sedikit berdarah.

"...Aku tak terima penolakan.. Kira cerai.. Kau bawa saja anak mu itu.. "Ucap Kambe menatap tajam Erwin yang dari tadi mengintip.

"Er.. Win.. "

"–?!" Erwin kaget setengah mati, lalu dia pun kabur kembali ke gudang. Dia takut jika ibunya memukuli nya lagi, dia langsung mengunci kamarnya lalu bersembunyi.


Lagi lagi, dia di pukuli oleh ibunya, namun lebih parah.

"SEHARUSNYA KAU TAK USAH LAHIR–!!!"Teriak Ibunya sembari mentodongkan pisau.

"KAU WANITA KEJAM!! AKU BENCI PADAMU–!!" teriak Erwin yang sudah lelah mendapatkan siksaan ini, dia melempar baru bata didekatnya ke arah ibunya.

Wajah ibunya berdarah karna dilempari batu bata, Erwin langsung sigap mengambil pisau yang jatuh.
Lalu siap merobek isi perut ibunya.

"Kau tau? Aku tak pernah ingin dilahirkan oleh mu.... Kau tak pantas hidup didunia ini.. Kau bukan ibu ku.. Kau itu iblis..."ucap Erwin, matanya kehilangan cahaya-nya. Tanpa aba aba dia langsung merobek isi perut ibunya sendiri.

Ibunya menjerit kesakitan, namun Erwin gak menghiraukannya, dia potong lidah wanita itu.
Rasanya puas sekali, melihat wanita ini menderita kesakitan.

Erwin menatap ibunya yang sudah tak bernyawa, dia pun pergi keluar dari rumah itu, dia tak peduli lagi.

Dia hanya ingin bebas saja.

"Kamu.. "Ucap seorang pria bersurai putih dengan manik ungu terang, dia ditemani oleh pengawal nya.

"Apa? "Erwin menatap pria itu dengan tatapan kosong.

"...Jovial yha.. Sihir mu terasa kuat sekali.. "Ucap Pria itu.

"Lalu? Jika aku Jovial kenapa..? Kamu ingin membunuh..? Maka lakukan lah.. "Ucap Erwin tersenyum pasrah.
Pria itu terdiam sebentar, lalu memperhatikan Erwin lebih jeli.

Baju bernoda darah,tubuh penuh perban dsn memar sana sini, pisau ditangan, mata bengkak habis menangis.

Pria itu tersenyum lembut, lalu menatap Erwin. "Kamu ingin ikut dengan saya? "

"Eh? "

"Akan ku rawat kamu dengan baik..."ucapnya lagi sembari tersenyum, auranya terpancar cerah, melihat nya saja terasa sangat tenan dan aman.

Erwin terdiam, matanya kembali bercahaya menatap pria itu, rasanya seperti menemukan kebebasan.

"Kamu ini.. Siapa? "

"...Nama saya.. Ren.. Ren Aileen Harry.. "

TBC

Yoshhh~
Ini buku baru saya~//semoga gak wip forever//
Saya kali ini collab dengan thor reikavaldrig OC nya debut disini:9
Tunggu ne~

FLAWLESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang