Hana POV
Pagi itu aku kerumah Sehun untuk berangkat bersama seperti biasanya menaiki sepeda motor Sehun. Namun rahangku hampir lepas ketika dia mengeluarkan sepeda ontel butut dari rumahnya lalu menatapku.
"K-kita naik sepeda?" tanyaku ragu-ragu sambil menunjuk sepeda yang Sehun bawa.
"Iya," jawabnya cuek seperti biasa. "biaya minyak untuk sepeda motor sangat mahal jadi, nenek menyuruhku untuk berangkat dengan sepeda saja untuk menghemat jajanku."
"Tapi akukan tidak bisa naik sepeda." tuturku dengan bibir melengkung kebawah.
"Kalau begitu jalan saja sendiri,"
"Tega!"
"Makanya cepat naik!" serunya ketus.
Dengan setengah hati akupun duduk di boncengan belakang sepedanya lalu bersedekap tangan. Tapi, kalau dipikir-pikir di bonceng dengan Sehun romantis juga. Ah, kalau begitu tidak masalah naik sepeda ke sekolah asalkan berduaan dengan Sehun.
"Oi, Hana. Berat badanmu berapa sih?"
Dan di sepanjang perjalanan Sehun terus-menerus mengaduh kesakitan akibat pukulan telak yang ku layangkan di punggungnya.
·············
Kami berjalan bersama menuju kelas dengan mimik wajah yang berbeda 180○. Jika sekarang wajahku begitu berseri-seri bagaikan bunga matahari, lain dengan wajah datar Sehun yang hampir menyamai papan tripleks. Sungguh miris mengetahui aku menyukai pria sejenis nya, tapi faktanya bukan aku saja yang memiliki perasaan pada nya.
Contohnya seperti adik kelas yang sekarang sedang menghampiriku dan Sehun, ah ralat, dia menghampiri Sehun tentu saja. Mata nya berkilat-kilat gembira yang menurutku kelihatan begitu horror.
"oppa, terimalah. Ini khusus ku buat untukmu," aku nya dengan senyum malu-malu yang membuatku mual setengah mati.
Sehun hanya menanggapi nya dengan helaan nafas kemudian secepat kilat mengambil hadiah dari gadis itu dan berjalan cepat mendahuluiku.
"Oh Sehun itu benar-benar.." aku mendesis lalu setengah berlari menyusul Sehun dan menghiraukan teriakan gembira dari belakang sana. Ah, mereka pasti sedang bersorak karena kali ini Sehun menerima hadiah yang di berikan adik kelas yang super centil itu.
"Gamau! Aku muak dengan cokelat!" Seruku ketika dia menyodorkan kotak pink yang di balut dengan pita putih.
"Ck, yasudah. Aku berikan pada Soojung saja," mataku membulat sempurna mendengar nya, apalagi ketika dia sudah memasuki kelas.
Soojung?! Jung Soojung?!
Gadis sekelas kami yang kecentilan nya melebihi tingkat dewa itu?!
Tak akan ku biarkan!!!
"Sehun! Sehun!" Pekikku buru-buru mengejar Sehun yang sedang meletakkan tas nya di atas meja.
"Apa?"
"Berikan padaku."
Dahi nya mengernyit. "Apanya?"
"Cokelatnya!" Ucapku lantang lalu bersedekap tangan. Aku menatap kedua tangan nya yang tidak memegang apa-apa. Kemana cokelat tadi?
"Ah, sudah ku berikan sama Soojung."
·
·
"MWO?!"
·······
Normal POV
"Yayaya, bukankah kau berlebihan ngambek dengan Sehun karena dia memberikan cokelat nya pada Soojung?"