1

1.1K 198 5
                                    

Tepat di jantung kota, berdirilah sebuah bangunan kokoh bergaya modern. Meski bangunan tersebut tidak terlalu besar, tetapi tampak nyaman untuk singgah. Di bagian luar terdapat tanaman-tanaman cantik yang siap menyapa, begitu segar dan berbanding terbalik dengan hiruk pikuk jalanan yang padat. Membuka pintu, lalu masuk ke dalam, aroma kue yang manis siap menyapa indera penciuman. Tertata rapi dalam beberapa lemari kaca, segala jenis kue tampak menggiurkan. Tidak lupa, seorang wanita 24 tahun tampak rapi dengan blouse dan rok hitamnya tengah menebar senyuman sembari melayani pelanggan.

"Jadi, satu kotak donat dan dua potong kue red velvet seharga 15 dolar, Bu."

Melayani, menyiapkan, mengemas, hingga mengurus pembayaran ia lakukan seorang diri.

"Selamat datang!" sapanya dengan hangat.

"Nona, aku ingin memesan cookies dan kue untuk ulang tahun keponakanku, ini ulang tahunnya yang kelima dan dia suka warna pink." tutur seorang wanita muda dengan dandanan nyentrik.

"Pilihan bagus, Nona, toko kami selalu siap memberikan yang terbaik. Jadi, tolong berikan detail pemesanannya!"

Ketika mencatat pesanan, anak rambut yang berwarna keemasan itu turun menutupi sebagian wajah cantiknya, membuatnya segera merapikannya agar tak mengganggu.

"Pestanya akan dimulai besok pukul tiga sore, bisakah kau antarkan sebelum pesta dimulai?"

"Tentu, cookies dan kue mu akan siap 30 menit sebelum pesta dimulai, jangan khawatir!"

Tetap melanjutkan aktivitasnya sebagai baker, akhirnya tiba waktunya untuk menutup toko sebab jam menunjukkan pukul delapan malam. Setelah memastikan tokonya bersih dan rapi, ia keluar dari toko pada pukul sembilan malam. Setelah mengunci pintu, dimasukkannya kedua tangan ke dalam mantel sebab suhu malam ini tergolong rendah.

Sembari menikmati gemerlap cahaya kota, langkahnya hampir menabrak seorang pria yang secara tiba-tiba muncul dari halte bus.

"Ah, maaf, sepertinya aku mengejutkanmu."

Ditatapnya pria dihadapannya dengan senyum tipis menghiasi, "Tidak, aku yang tidak fokus saat berjalan, maafkan aku!"

Pria itu mengangguk, "Maaf, aku sedang terburu-buru, sampai jumpa!"

"Anna!"

Berbalik karena namanya disebut, ia dapati seorang wanita berlari kecil ke arahnya.

"Oceanna Warrin, kau benar-benar keterlaluan, kau meninggalkanku lagi hari ini!" sungut wanita itu.

Anna tertawa kecil, "Maaf, ku lihat kau sibuk dengan teman priamu, jadi aku memilih pergi lebih dulu."

"Kau selalu begitu, setidaknya bantu aku pergi darinya, aku merasa canggung karena dia menyatakan cinta padaku!"

"Baiklah, Hera, aku akan menyelamatkanmu lain kali, aku janji!" Anna mengacungkan kelingkingnya sebelum merangkul hangat wanita yang ia panggil Hera.

"Hera, bisakah kau bantu aku besok? Aku mendapat pesanan untuk pesta ulang tahun," tanya Anna pada Hera.

Hera mengangguk tanpa ragu, "Tentu, aku akan datang pukul tujuh, jadi siapkan sarapan untukku juga!"

"Roti panggang dengan alpukat ditambah telur rebus dan acar, 'kan?"

"Yep!" balas Hera dengan semangat yang dibalas oleh Anne dengan mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju.

Tiba di Jalan Nomor 52 Anna dan Hera berpisah, Anna akan pergi ke Timur dan Hera ke arah Utara. Melambaikan tangan satu sama lain dan mulai berpisah, Anna mengubah langkah santainya menjadi lari kecil sebab dirinya ingin cepat beristirahat.

Melempar senyum cantiknya pada petugas keamanan ketika berpapasan di lobby apartemen, Anna justru mendapat dua cokelat batang dari petugas keamanan,

"Terima saja, Nona, itu ucapan terima kasih dariku karena kau membantu putriku tempo hari!"

Anna mengangguk, "Baiklah, terima kasih!"

Melanjutkan langkah dan memasuki lift yang akan membawanya ke lantai 12, Anna bersandar pada dinding lift sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Bunyi dentingan yang dilanjutkan dengan terbukanya pintu lift membuat Anna membawa langkahnya keluar. Menyusuri lorong demi lorong untuk mencapai kamarnya, berdirilah Anna di depan pintu dengan nomor 317. Anna memasukkan sandi keamanan pada pintu dan terbukalah pintu tersebut.

Sesaat setelah melepas sepatunya untuk ia letakkan di rak sepatu, Anna dibuat melongo melihat kondisi ruang utama yang berantakan. Dari arah kamar, muncullah sepasang anak kembar dengan senyum cerah menghampiri Anna,

"Mama!"

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOOD BYE, MR. SMITH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang