Bab 3

8.3K 770 49
                                    

Rania

"Pergilah..." usirku pelan. Aku berlari masuk ke kamar meninggalkan ia yang terkejut mendapatkan hadiah sebuah tamparan dariku. Aku menyenderkan tubuhku di balik pintu. Air Mataku mengembang di pelupuk mata. Aku mendengar suara pintu ditutup. Ia sudah pergi. Tubuhku meluruh ke bawah, "Kenapa kamu menciumku, Bayu?" ku sentuh bibirku, lembut dan panas bibir Bayu masih terasa. "Kenapa bayangan itu hadir kembali?" jeritku. Aku menangis terisak.

***
Pagi ini terasa kacau ada lingkaran mataku hitam seperti panda. Ku tutupi dengan bedak dan juga aku pakai kacamata saat masuk ke dalam kantor.

Seminggu sudah aku dan Bayu saling menghindar. Aku enggan untuk bertemu dengannya, ada perasaan kecewa. Ia sudah terlalu jauh bertindak menciumku.

Ketika kami bertemu karena masalah perkerjaan pun ia tak menyapaku maupun sebaliknya. Aku berpura-pura tidak melihatnya atau mengalihkan pandangan.

Secara fisik Bayu Pratama adalah Pria yang tampan dan tinggi. Rambutnya bergelombang berwarna coklat. Di umurnya ke 28 berjabat sebagai perencanaan untuk membuat sebuah iklan, yang dibutuhkan kreatifitas tinggi untuk menemukan sebuah ide yang bisa menjual. Aku tidak meragukan itu, ia mempunyai otak jenius.

Selama aku mengenalnya sekali pun belum pernah datang ke Apartementnya. Ya, ia tinggal di Apartement. Ia tak pernah bercerita dimana tempat tinggalnya. Bayu hanya mengatakan jika ia beranggotakan 3 bersaudara. Kakak perempuannya sudah menikah dan adik perempuannya sedang kuliah.

Aku pernah ingin berkunjung ke Apartementnya tapi ia mencari alasan yang membuat niatku urung. Dari alasan ada keluarganya dan Apartement yang berantakan.

Siang ini aku hanya ingin makan kudapan kecil, Cake dan Milkshake. Aku berada di Cafe seberang kantor, sendirian.

"Hey, Rain sendirian saja. Kemana soulmate mu itu Bayu?" tanya rekan kerjaku duduk didepanku.

Aku tersenyum, "Tidak tau"

"Tadi ku lihat dia bersama Santi" infonya. Aku berOh ria saja. Ada perasaan tidak enak saat mendengarnya. Setelah mengobrol sebentar rekan kerjaku pamit tinggallah aku sendirian lagi. Ku minum Milkshake ku.

"Rain?" Aku menoleh. "Boleh aku duduk disini?" tanyanya.

"Silahkan" Aku enggan menatapnya, ku mainkan sendotan Milkshake ku. Ia duduk sambil menaruh satu mug cappucino miliknya. "Tumben sendirian?" tanyanya lagi.

"Iya," Aku malas menjawabnya. "Kemana Rini?" tanyaku balik

Pria itu menyesap kopinya. "Dia sedang marah denganku, jadi aku ditinggal makan siang"

"Kasihan" Aku tertawa pelan. Vino mendengus. Ketika aku tertawa, mataku tak sengaja melihat Bayu yang menatapku tajam.

Sejak kapan ia ada disana?" pikirku. Ia terlihat kacau.

Ia duduk di pojok bersama Santi, tersenyum sinis. Seketika tawaku hilang. Aku tertunduk muram.

"Rain?"

"Ya"

"Aku akan bertunangan dengan Rini minggu depan" Aku mencengkram tempat Milkshake pelan.

"Oh, selamat ya" Aku tersenyum terpaksa dan palsu. Hatiku merasa diremas-remas. Sialan!!.

"Terimakasih" Ia tersenyum bahagia.

"Selamat karena kamu akan menikah dengan Wanita yang kamu cintai" ucapku sembari menatapnya dingin. Senyum bahagianya memudar. Aku tau jika ia tersindir dengan ucapanku. Ucapan yang pernah ia katakan dulu kepadaku dengan kebalikannya. Ia menelan ludah, ia mungkib merasa tidak nyaman karena perkataanku. Vino salah tingkah aku mengungkit masa lalu kami.

Remember You  (KUBACA & INNOVEL)Where stories live. Discover now