🌸🌸🌸
"Perpisahan bukanlah sebuah akhir dari segalanya, namun awal dari perjalanan yang akan kulewati tanpa hadirmu di sebelahku. Sejak awal, kita berjanji untuk berjalan bersama, waktu berlalu dan kini kita berpencar menuju arah masing masing. Tidak peduli seberapa jauh, seberapa lama, dan bagaimana caranya, kita akan bertemu suatu saat nanti. Dan saat itulah, aku tidak akan melepaskanmu lagi"
***
[Denville, August 2019]
🌸🌸🌸
Kini aku kembali berdiri di tepi pantai.
Pantai kota Denville selalu menjadi yang terindah bagiku, pantai yang penuh dengan kenangan, pantai yang penuh dengan pilu dari sesaknya kehilangan.
Kondisi pantai dan desa sudah jauh lebih baik sekarang. Setelah bencana alam yang terjadi beberapa bulan lalu, pemerintah memutuskan untuk kembali membangun desa itu seperti sedia kala.
Tidak hanya itu, jasad dari para warga desa perlahan mulai ditemukan satu per satu. Tidak ada yang selamat, semuanya pergi meninggalkan dunia dengan keadaan mengenaskan.
Namun dibalik semuanya itu, jasad Gempa, Ibu dan adik-adikku masih belum ditemukan hingga saat ini.
Menurut kesaksian pihak polisi dan wartawan yang datang meliput, ratusan jasad warga ditemukan mengambang di permukaan air dengan wajah dan tubuh yang membiru. Beberapa di antaranya bahkan sudah tidak utuh. Banyak juga ditemukan potongan tubuh dan benda-benda milik warga yang terdampar di pasir.
Menelusuri hamparan pasir putih itu, aku meletakan beberapa tangkai bunga di sebelah mercusuar. Tempat yang menjadi saksi bisu hubunganku dan kekasihku itu, tempat kenangan kami. Tempat nostalgia.
Kemudian aku berbalik menatap laut, berusaha menahan airmataku agar tidak keluar. Aku pun berbisik pada diriku sendiri.
"di suatu tempat disana.. aku berharap kalian bahagia.." lirihku.
"aku juga akan begitu.. seperti kalian yang tidak meninggalkanku, aku juga tidak akan meninggalkan kalian..aku janji.."
Aku menutup mataku, merasakan angin sepoi sepoi yang perlahan menerpa wajahku. Sungguh aku merindukan saat saat seperti ini.
"Hali.. sudah saatnya kita pergi"
Suara panggilan om membuyarkan lamunanku, saat aku berbalik dan menatapnya, aku melihat sosok Gempa berdiri dibelakang pamanku. Tersenyum manis.
Detik selanjutnya, sosok menghilang saat aku mengedipkan mataku. Tertegun, aku mencengkram dadaku dan menarik nafas sedalam dalamnya.
Mulai sekarang , aku tidak akan menangis lagi. Aku akan menenangkan diriku sendiri, dan berkata.
"aku baik baik saja"
Aku berbalik dan bergegas menemui paman dan bibiku yang telah menunggu di depan mobilnya. Dengan senyum lebar di wajahku, aku pergi dari sana dengan sejuta kenangan bersarang di punggungku.
Aku sudah memutuskan bahwa aku akan melangkah ke depan , meninggalkan masa lalu yang pahit dan membawa kenangan di dalam hatiku.
Karena kehidupan terus berlanjut , dan tidak ada alasan untuk bersedih.
Untuk sekarang aku hanya ingin mempercayai kata-kata itu.
-FIN-
Oke beneran tamat~ yay
![](https://img.wattpad.com/cover/301970315-288-k67071.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
{AruProject : "Spring Wind"} May your love bloom a Hundred Years (GemHali)
Romance"...walaupun aku harus menunggu seratus tahun lamanya" A spring Fanfiction of Boboiboy Pair : Gempa x Halilintar Boboiboy hanya milik monsta