Jungkook mendengar seseorang menekan sandi pintu Apartemen nya. Dia memilih abai, meneruskan kegiatan nya di dapur.
Toh mungkin jika bukan managernya, setidaknya kakaknya atau orang tuanya. Atau mungkin dia,___Kim Taehyung, kekasih hatinya.Pemuda Jeon tetap acuh hingga beberapa saat kemudian sebuah langkah kaki terdengar mendekat kearahnya.
Buru-buru dia berbalik dan menemukan Taehyung yang berdiri di dekat meja makan dengan senyum nya yang merekah."Jung, aku pulang."
Ucapnya riang.Jungkook hanya mengangguk. Tersenyum tipis lalu melanjutkan acara memasaknya.
Sejenak Taehyung heran, tidak ada pelukan selamat datang kah?
"Mandi lah dan ganti bajumu. Simpan semuanya di keranjang cucian. Jangan biarkan baju kotormu berserakan."
Ucap Jungkook. Tangan nya masih cekatan memotong sayuran dan beberapa bumbu yang dia butuhkan."Baiklah. Tunggu aku Jung. Aku membersihkan diri dulu. Setelah itu aku ingin memelukmu."
Jungkook hanya bergumam. Lalu ketika langkah kaki terdengar menjauh, Jungkook menarik nafas panjang guna menghalau sesak yang merajam di hati. Berusaha menetralkan apapun yang memungkinkan dia mengamuk tidak tahu tempat.
Kekasihnya baru saja sampai dari perjalanan jauh, dia harus bisa mengontrol emosi.Sementara Taehyung langsung saja melakukan apa yang Jungkook perintahkan. Dia saat ini begitu ingin memeluk Jungkook. Tapi Taehyung tau pria itu sangat tidak mau jika harus di peluk dengan keadaan tubuh yang belum bersih-bersih setelah selesai melakukan perjalanan jauh.
Setelah selesai dengan membersihkan diri dan kini sudah berganti pakaian yang begitu wangi dari lemari tempat Jungkook membereskan baju mereka, Taehyung melangkah menuju meja makan di mana Jungkook masih sibuk di sana.
Terlihat beberapa hidangan sudah tersaji di atas meja. Tidak lupa juga segelas cokelat hangat yang masih terlihat mengepul di sebuah cangkir mug berwarna putih.Mata Taehyung berbinar. Lantas duduk di salah satu kursi dan meraih cepat cokelat panas itu lalu menyesapnya pelan. Desahan nafas lega terdengar begitu indah kala tenggorokan nya dibasahi cairan manis berwarna cokelat tersebut.
Lalu matanya bergulir menatap Jungkook yang mendekat. Meletakan semangkuk nasi di depan nya yang di susul berbagai lauk pauk sebagai pelengkap. Taehyung ucapkan terima kasih dan mereka melahap makan malam dalam hening.
Untuk pertama kalinya Jungkook tidak cerewet di meja makan.
Dan Taehyung entah bagaimana tidak menyadari akan perubahan kecil itu.Hingga di mana keduanya selesai makan, Jungkook melangkah menuju wastafel untuk mencuci semua alat masak juga piring dan gelas bekas mereka berdua. Taehyung menawarkan diri membantu, dan untuk pertama kalinya juga Jungkook menolak. Malah meminta Taehyung untuk segera masuk kedalam kamar dan beristirahat.
Melenyapkan satu moment cuci piring bersama yang kadang di hiasi canda tawa hingga bahkan hingga baju keduanya harus basah kuyup karena air yang di buat muncrat kesana kemari.
Setelah memastikan semuanya selesai, Jungkook mulai menyeret langkahnya yang kian terasa berat menuju kamar. Dimana dia yang di sambut Taehyung yang terlihat sudah berbaring menyamping dengan sebelah lengan yang sengaja di buat memanjang. Tempat yang sudah terlampau biasa dia jadikan bantal dan sebelah tangan Taehyung yang nganggur akan memeluk pinggangnya posesif.
Menjadikan malam mereka selalu dihiasi mimpi indah dan terbangun dengan senyum manis di bibir masing-masing juga letupan kecil di hati yang selalu bertambah di setiap waktu.
Seharusnya saat ini dia terkikik kecil dan langung berlari ceria lalu merengsek masuk pada pelukan itu. Pelukan hangat nan nyaman yang selalu berhasil membuatnya merasa aman.