Bab I Chapter 1 : Perfect Dream

11 6 0
                                    


"Bukankah kau terlalu diam di sepanjang perjalanan ini ketimbang saat masih di rumah ini , Deka ?" Ucap seorang Lelaki dengan jas dan setelan lengkap yang kira kira berumur 30-an.

"Huuuh ini seperti mereka melemparku begitu jauh ke daerah lain , padahal hal yang ku inginkan hanyalah untuk menjalani kehidupan stoikku di desa selama sisa hidupku" Jawabku sembari memandangi pemandangan di jendela kereta yang berhilir di jakarta.

"Kau berbicara layaknya kau sudah berumur cukup tua , tapi tenang saja ! selama kau berada di jakarta , kau akan menjalani hidup yang sangat mewah , pamanmu sudah mengakomodasikan semuanya , dia orang yang cukup kaya !" 

"Bisakah kita cukup tinggal di kontrakkan 3 kotak dan menjalani hidup sederhana ?"

Perkenalkan , paman-paman berkacamata paruh baya berusia 30 tahun dan belum menikah ini bernama Andre , dia adalah orang yang sebulan sekali mengunjungi Rumah dan desa kami karena suruhan dari seseorang yang mereka bilang sebagai Paman kami , dia  adalah orang yang naif , ceroboh dan begitu polos , namun begitu serius jika itu berhubungan dengan tugasnya , sedangkan aku , Aku adalah Deka, aku dikenal sebagai Bumi , seorang mantan gangster yang menjadi pemimpin bawah tanah Jakarta 8 tahun yang lalu , karena sebuah peristiwa , aku terjebak pada tubuh seorang anak kecil dan kehilangan ingatanku sebelum kembali mendapatkan ingatanku 2 tahun lalu.

Saat ini , aku dan Andre sedang dalam perjalanan untuk menempuh jenjang pendidikan di Jakarta dengan beasiswa yang diberikan oleh pamanku , aku sendiri tidak terlalu paham dengan beasiswa tersebut , namun Nenek dan Adikku tampak begitu sangat bersemangat dalam mendorongku bersekolah di jakarta , walaupun aku berusaha menolaknya , namun kerlingat mata mereka yang berkilau membuatku tak bisa melakukan apa-apa , jadilah aku disini , di perjalanan kereta dari Desaku di daerah kebumen bersama Andre menuju DKI Jakarta , tempat dimana aku pernah menjadi Gangster.

"Jakarta sudah banyak berubah dari yang pernah aku tahu" Ucapku sambil melihat beberapa pemandangan megah kereta kala sudah memasuki wilayah Jakarta.

"Apakah kau pernah ke jakarta sebelumnya , Deka ?" Tanya Andre

"Ah-ahaha itu saat aku masih sering menonton Sinetron , latar mereka kan selalu di jakarta" Balasku sambil menggaruk pipi dan membuang muka. 

= STASIUN GAMBIR - PUKUL 14.00 WIB =

Kami telah sampai pada Stasiun dimana kami akan turun , ternyata turunnya kami sudah disambut oleh belasan pengawal lengkap dengan setelan jas hitam dan kacamata hitam, aku melihat beberapa dari mereka adalah pengawal perempuan walau pengawal laki laki lebih banyak , Kami diarahkan langsung ke sebuah mobil sedan hitam dan menuju kesebuah wisma yang sepertinya dimiliki oleh pemerintah.

= WISMA GARUDA , JAKARTA PUSAT - 14.25 WIB = 

Tampak Wisma sedang ramai-ramainya , seperti ada sebuah pesta yang tengah di selenggarakan , kami melihat pelayan banyak berseliweran , begitupula dengan beberapa orang yang mengenakkan pakaian mewah entah itu yang casual ataupun pakaian adat , Aku dan Andre disertai dengan belasan pengawal pun menorobos banyaknya manusia disana menuju ke suatu tempat , tak pelak rombongan kami pun menjadi perhatian orang lain yang hadir di tempat tersebut.

"Bukankah itu terlalu mewah untuk sebuah pengawalan ? siapa bocah yang mereka lindungi tersebut ? apakah seorang raja dari sebuah wilayah , atau hanya anak seseorang yang berpengaruh ?" 

"Tentu saja mungkin bukan orang yang bisa kita sentuh , pakaiannya memang tampak lusuh tapi kita tidak bisa menilai seseorang begitu saja dari penampilannya , orang yang mempunyai pengaruh cenderung berperilaku ekstentrik" 

Aku yang mendengar perkataan kedua orang random tersebut hanya bisa menahan tawaku , memang mungkin akan ada sedikit orang yang mengenaliku sebagai Bumi di masa lalu karena permainan gangster-gangsteranku , tapi itu bukan sesuatu yang patut dibanggakan pula , dan lihat ! sekarang aku hanya seorang remaja sehat biasa yang setiap hari menanam dan memanen Ubi dan Singkong setiap hari , pakaianku lusuh karena aku memang hanyalah orang biasa , bukan seorang bangsawan atau anak seseorang yang berpengaruh.

Kami pun diarahkan pada sebuah ruangan yang cukup normal dimana ada seorang Pria dengan Rokok Super Tabacconya sedang duduk , Aku dan Andre pun dipersilahkan untuk menduduki kursi yang telah dia sediakan,  aku fokus melihat kumisnya yang cukup tebal , matanya cukup sayu , ia mengenakan Almamater sebagai jaketnya namun mengenakan celana pendek oblong sebagai terusan bawahnya , dan rautnya tampak menunjukkan bahwa ia orang yang sangat pemurah , ia bangkit dari tempat duduknya lalu memelukku dengan erat.

"Oooooh ponakanku ! ponakanku ! sudah lama aku tak bertemu denganmu , terakhir kali aku bertemu denganmu saat kamu masih bayi nak , sekarang kau sudah tumbuh menjadi tampan seperti ini !" Ucapnya sambil memelukku erat .

Tentu saja aku sadar bahwa ia berbohong , karena aku diadopsi oleh Nenekku 8 tahun lalu , dan bukan keluarga kandung dari mereka , bagaimana ia bilang melihatku disaat bayi , bahkan ketika aku baru diadopsi 8 tahun lalu. 

NOOB LEADER I NARUKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang