Kita di rumah saja

23 2 0
                                    

Suatu sore menjelang malam yang biasa saja Oik dan keluarga sedang bersama-sama duduk dan bersantap singkong rebus yang Pak Yok panen tadi pagi, seperti keluarga harmonis kebanyakan, anak-anak mereka mulai membicarakan apa yang terjadi hari ini dimulai dari si bungsu Oyu. Bungsu Oyu yang masih berusia 2 bulan tidak ingin mengatakan apapun karena tidak ada yang menarik dari kegiatannya seharian ini, bungsu Oyu hanya tidur, minum susu dan berak sambil sesekali merengek minta dibelikan kamus bahasa spanyol (Oyu ingin belajar bahasa Spanyol karena bahasa Spanyol adalah bahasa nasional yang telah dipakai bangsa bayi selama berabad-abad lamanya). Kemudian giliran Oem, si anak tengah keluarga Pak Yok yang berbicara perihal apa saja yang terjadi di hari ini. Oem bercerita kalau teman-temannya baru dibelikan boneka kuda lumping yang sedang tren di kalangan anak perempuan saat ini. "Aku mau boneka kuda lumping juga!!" rengek nya. Pak Yok tersenyum sambil menepuk-nepuk kepala anak perempuan nya itu lalu mengatakan "Nanti ya sayang, kan baru kemarin ayah belikan kamu boneka kecebong. Main sama itu dulu ya.." Anak perempuan yang manis itu masih merengek dengan muka menyebalkan, selang beberapa detik kemudian adiknya; si Bungsu Oyu juga ikut merengek karena si Bungsu Oyu tidak mau rengekan nya kalah saing dengan kakak perempuan nya.

Untung Pak Yok dan Ibu Yek sabar menghadapi kedua anak itu, lalu tersenyum kepada si Sulung Oik. "Nah Oik, coba kamu ceritakan apa yang terjadi hari ini?" kata Ibu Yek. Sebenarnya Oik tidak suka bercerita, karena menurut Oik itu privasi walaupun dia tidak sungguh mengerti apa itu privasi, mungkin semacam rahasia? Oik sempat ragu namun dia pelan-pelan mulai bercerita tentang sekolah nya dan apa yang terjadi di sekolah nya. Kemudian Oik teringat sesuatu yang dikatakan gurunya tadi, "Oh iya, besok sekolah libur.. kata bu guru Liy bulan bakal memakan matahari jadi sekolah diliburkan. Aku bingung apa maksudnya itu?"
Mata Pak Yok dan Ibu Yek terbelalak, bukan karena mereka sedang bermain tahan kedip tapi mereka terkejut sehingga matanya terbelalak dan terbuka lebar. Pak Yok langsung buru-buru menyalakan televisi kotak yang lebih mirip kardus itu kemudian mengganti salurannya menjadi saluran berita.

Berita Terkini!

Penyiar berita itu mulai melihat kearah kamera dengan cukup intens. "Sepertinya ini serius" kata Oik dalam kepala.

Menurut sumber terpercaya, besok yang dalam hal ini berarti tanggal 11 Juni 1983 akan terjadi suatu fenomena mengerikan. Gerhana Matahari Total akan melintasi wilayah kita pada pukul 11.00 sampai waktu yang belum ditentukan. Dihimbau untuk warga masyarakat agar tidak dan jangan keluar rumah sama sekali. Tolong tutup pintu, jendela, lubang angin rapat-rapat dan masukkan semua hewan-hewan ternak maupun anak-anak kedalam kandangnya masing-masing. Demi keamanan kita semua, jangan pergi keluar rumah, saya ulangi JANGAN KELUAR RUMAH."

Lalu siaran itu berhenti.

"Kenapa kita gak boleh keluar rumah?" tanya Oik. Ibu Yek menjawab "Bahaya, ada Gerhana."

"Apa itu Gerhana?" giliran si Anak tengah Oem yang bertanya. "Matahari dimakan bulan." Jawab Pak Yok.

"avvvszbbuuuuuu abakakjwlwklahw?" Si Bungsu Oyu menimpali.

Pak Yok menghela nafas gusar sambil melirik istrinya, Ibu Yek. Mereka mengangguk pelan seperti menyetujui satu hal lalu berbalik melihat kearah anak-anaknya, si Sulung Oik yang daritadi memperhatikan dengan serius, dan si Anak tengah Oem juga si Bungsu Oyu yang daritadi sudah berhenti merengek.

"Kita di rumah saja."

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Keesokkan harinya pukul 10.00 (satu jam sebelum Gerhana) Oik terbangun dari tidurnya, ia terkejut melihat seisi rumahnya dipenuhi oleh koran dan pelastik hitam. Pak Yok dan Ibu Yek menutup semua jendela dengan koran dan menutupi koran itu dengan pelastik hitam, kemudian menyumbat seluruh lubang angin dengan perpaduan koran dan pelastik hitam. Aneh kata Oik.
"Emang Gerhana ngelakuin apa sih? Kok dia bahaya?" Oik bertanya kemudian Pak Yok menghentikan sementara kegiatannya. "Nak dengar, Gerhana dapat membuat mata kamu meleleh dan tubuhmu akan terasa terbakar. Maka dari itu dia bahaya." kata Pak Yok. "Tapi--" belum sempat Oik melanjutkan kalimatnya itu, Ibu Yek sudah menyiapkan gunting yang dia bawa dari dapur. Walaupun Ibu Yek membawa gunting namun dia memotong kalimat Oik menggunakan kalimat lain yang keluar dari mulut nya, bukan menggunakan gunting yang dia bawa (gunting nya digunakan untuk memotong pelastik hitam yang dipegang Pak Yok). "Gak ada tapi tapi, pokoknya kita di rumah saja!"
Oik mendengus kesal, dia sangat penasaran dengan Gerhana dan ingin melihatnya keluar tapi dia tidak ingin mendengar omelan Ibu Yek dan Pak Yok. Terbesit di pikiran Oik untuk kabur diam-diam dan menyelinap pergi keluar.

Beberapa menit berlalu.
Langit mulai gelap karena matahari mulai ditutup oleh bulan, si Anak tengah Oem mulai memeluk ayah nya sambil bilang "aku takut." dengan suara khas anak perempuan yang ketakutan. Si Bungsu Oyu masih menyusu dan bersembunyi di badan ibu nya sementara Oik mulai melaksanakan aksinya. Dia pura-pura izin ke toilet untuk buang air (sebenarnya berak itu buang feses atau kotoran dari tubuh bukan buang air). Di toilet dia menggunting koran dan pelastik penutup jendela dan menyelinap keluar dari rumah.

Dia memperhatikan sekitar, cukup gelap di sana dan tidak ada siapapun diluar. Semua orang takut apa sih? Apa menakutkannya matahari yang tertutup oleh bulan? aneh sekali. Oik melihat ke atas, ke langit dimana fenomena itu terjadi. Bulan mulai menutupi matahari seutuhnya dan menjadikan wilayah ini gelap total. Oik mulai takut, namun saking takut dan gelapnya ia lupa dimana jendela itu? dan dimana rumahnya? Oh tidak ini bencana, Oik berteriak minta tolong.
Matanya mulai sakit, rasa sakitnya luar biasa hingga Oik menjerit kesakitan dan badannya mulai kepanasan. Dia merasa tercabik-cabik dan dari badannya mulai terlihat percikan api.
ARRGGHH TOLONG, INI SAKIT SEKALI. Oik berteriak kesakitan, tapi tidak ada satu orang pun yang menolong termasuk keluarganya. Oik berlarian kesana-kemari berharap apinya padam namun itu malah memperburuk keadaan, api nya malah semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. Sekujur tubuh Oik sudah diselimuti api sekarang, kulit nya merah menyala dan mengelupas. Tak ada yang bisa dilakukan Oik selain menahan penderitaan itu kemudian menunggu mati dan menjadi abu.

Sementara itu di rumah. Pak Yok, Ibu Yek, Anak tengah Oem dan si Bungsu Oyu berpelukan satu sama lain. Tentu saja mereka mendengar jeritan kesakitan Oik, cahaya terang seperti obor dan bau daging terbakar dari luar, tapi mereka terlalu takut untuk keluar. Pak Yok sudah mengumpulkan niat untuk keluar tapi kemudian diurungkan niat itu.

"Kita di rumah saja."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
semua cerita yang Ada di kepala.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang