like a sad song || Chan (3)

3 1 0
                                    

Setelah seminggu Jisoo datang aku masih memikirkannya. Setiap aku memejamkan mata aku hanya melihat wajahnya yang tertidur itu, entah mengapa aku seperti merindukannya.

“hyung bagian ini aku ganti ya”
Jisung menyadarkan lamunanku Aku melihat dan mengangguk setuju.

“bagaimana adikmu?” tanyaku

“Pulang dari sini waktu itu dia menangis dan mengadu ke ibuku tentu saja aku diomelin, tapi lebihnya lagi dia diomelin kenapa membawa semua buku yang belum dia baca semua itu” Jisung tertawa seperti mengingat adiknya yang pasti cemberut diomelin oleh orang tuanya itu.

“Adikmu itu buku apa yang ia beli?”
Jisung langsung mengeluarkan hpnya dan memberikan gambar buku itu, aku hanya mengangguk. Buku yang juga dibahas beberapa mahasiswa dikuliahanku belakangan ini.

“hyung aku mau jemput dan ajak Jisoo kesini ya? Dirumah orang tuaku sedang pergi”

"Tentu" Aku setuju dan Jisung langsung pamit pergi. Jarak dari sini dan sekolahnya cukup jauh, Aku berdiri dan mencari kunci mobilku.

 
entah dorongan darimana aku pergi kesalah satu toko buku besar yang tak jauh dari studioku. Aku melihat beberapa buku yang ditunjukkan Jisung dan membelinya juga mengambil buku keluaran terbaru dari penulis yang sama.

Aku kembali lebih dulu sebelum Jisung dan Jisoo datang lalu aku menaruh tas buku dibawah mejaku.
10 menit kemudian mereka datang. Jisoo datang dengan wajah ceria sambil memakan eskrim ditangannya.

Oppa aku mau ayam yang kemarin”

"Kenapa gak bilang saat kita dibawah tadi bodoh!"

Jisung menyentil dahi Jisoo dan mendapatkan balasan berupa tendangan kekakinya. Aku hanya tertawa saat melihat mereka bertengkar.

“kamu kenapa gak bilang saat dijalan tadi? Restorannya gak bisa delivery arghh menyusahkan saja”

“Yaudah gak usah! Aku makan besok saja nanti aku bilang sama ayah sama ibu kalo kamu gak mau ngasih aku makan!"

"Ngadu aja terus"

Jisung mengerucutkan bibirnya saat melihat adiknya terlihat menyebalkan. aku hanya tertawa dan mengingat adikku yang berada di Australia.

"Hyung, aku izin keluar dulu mau membeli makanan untuk bocah menyebalkan ini. Ada yang mau dititip?"

"Aku ingin smoothies seperti biasa saja"

Jisung pamit membeli makanan dan meninggalkan aku berdua dengan Jisoo.

“Jisoo-ssi” panggilku.

“iya?”

"Kamu sudah beli buku yang hilang itu?"

Dia hanya menggeleng dan lanjut memakan eskrimnya.

seperti anak kecil,lucu. Aku tertawa kecil saat melihatnya menjadi pendiam.

“Ini untukmu”

Aku menaruh tas buku yang aku beli tadi dihadapannya. Ia menatap dan mengambil tas itu dan mengeluarkan semua buku yang aku beli.

Wajahnya terkejut dan bersinar dan menatapku seolah bertanya ‘apa ini untukku?’ Aku hanya tertawa saat melihat dia menunggu jawabanku.

“Untukmu jadi jangan menangis lagi ya? Dan ada buku baru aku harap kamu suka”

Jisoo berteriak girang ia melompat kecil dan mengambil buku yang aku belikan.

“terima kasih aku memang ingin beli buku ini tapi bagaimana kamu tau aku kehilangan buku yang seperti ini?”

“aku bertanya ke Jisung tentu saja dan aku ingin saja membelikanmu” ujarku

Jisoo berterima kasih lagi dan membuka satu buku ia langsung menandai halaman yang mungkin dia sempat baca dibuku sebelumnya.

"Jangan sungkan padaku Jisoo-ya, anggap saja aku seperti kakakmu"

Walaupun dalam hati ada rasa ingin berharap lebih, tapi aku senang saat Jisoo mengangguk dan tersenyum padaku.

“mau mendengar lagu baruku gak?” ajakku

“boleh sebentar aku rapihkan ini dulu”

Aku tersenyum saat melihat senyuman Jisoo yang ternyata membuatku candu saat melihatnya, ia duduk disamping ku dan bertanya tentang beberapa alat didepanku dengan  senang hati aku menjelaskan.

Setelah itu aku sering mengajaknya keluar sekedar membeli buku atau pura pura minta ditemani kepameran untuk tugasku. Aku juga memberi tahunya bahwa aku membuat beberapa lagu untuknya. Ia tertawa dan tersenyum ceria saat mendengarkannya.

Lalu beberapa bulan kemudian aku bertemu dengan Changbin. Salah satu temannya yang membeli laguku. ia bilang ia tertarik dengan aransemen laguku dan mengajak kerja sama. Tentu saja aku mau dan mengenalkan pula dengan Jisung dan akhirnya kami bertiga memilih bekerja sama menjadi tim.


Story For You || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang