Jangan katakan semuanya dengan mudah seakan tidak ada kata akhir. Melupakan semuanya tanpa mengingat jejak, membuang semuanya tanpa bekas. Disini akhirnya, senyum menangis. Kita...- tidak, tidak ada kata Kita lagi hanya kau dan aku yang berhenti dititik ini.
"Selamat malam, Nyonya Rajendra. Meja anda ada disebelah sana, mari saya antarkan" sambut seorang pelayan wanita dengan seragam hitam putih itu.
Berjalan menyusuri lantai kilau itu, menatap keramaian yang sama sekali tidak dia sukai hingga saat ini. Dia merubah segalanya dengan mudah, tanpa meninggalkan jejak yang dulu.
"Terima kasih" ujarnya pada pelayan itu.
Tangannya mulai melambai menatap sang pria yang tengah berbincang dengan para Investor. Itulah pekerjaan sang suami.
"Hi! sorry I'm late, Nic"
Pria yang di hadapannya itu tersenyum sambil mengelus pelan rambut sang istri.
"It's ok"
Mereka berdua saling bercengkrama dengan para tamu. Siapa yang tidak jengah dengan tempat ramai dan penuh dengan senyum palsu itu?
Pembukaan sebuah perusahaan cabang baru di negara yang berbeda dengan tanah air mereka. Membuka lembaran baru lagi untuk sang suami dan begitu padatnya waktu yang akan dia kerjakan tanpa istrinya nanti pastinya.
"Thank you for coming, we will start the opening ceremony of J'win's new branch company...."
¿?¿?
Wanita itu membanding tas nya itu dengan kuat hingga isinya berantakan. Emosi nya mulai berselimut di pikirannya.
"Kan aku udah bilang! Jangan buka cabang baru, Jo! Kenapa sih kamu ga tunggu persetujuan dari aku?!"
"Why should I wait for your approval?!" Tanya pria yang mencoba tenang menatap sang istri.
"Because I'm your wife"
Pria itu melempar jas nya dan melonggarkan dasi yang mencekit lehernya selama berjam jam itu.
"Bagaimana saya mau menunggu keputusanmu, sedangkan urusanmu saja tidak bisa saya campuri! Sampai kapan kamu mau begini?!"
"Nico, please. Jangan mulai lagi"
"Kamu yang mulai duluan! Semua yang kamu miliki dulu hingga sekarang membuat saya jengah, Jen. Saya lelah dengan masa lalu kamu, saya bingung harus menghadapi kamu dengan apa!"
Biandra Natalla, istri dari Nicollas Rajendra. Pria yang dijodohkan dengan wanita itu, yang telah menjalani kehidupan perjodohan selama 2 tahun tanpa henti bertindak egois. Hidup tanpa ketenangan, kejenuhan disetiap detiknya. Cinta? Bagaimana dengan cinta? Yah, bagaimana mereka bisa bertahan tanpa itu. Tidak, bukan keduanya yang mencintai tapi salah satunya.
"Nic, sorry. It's my bad"
"Why did you say sorry? Kamu buat aku merasa bersalah setiap kamu ucapkan itu, Bi" katanya lalu pergi meninggalkan sang istri yang tampaknya hanya dia dengan wajah kasihan.
Wanita itu...menangis lagi dan lagi, sesak yang ia rasakan. Mengingat semua perlakuannya yang jahat pada suaminya yang selalu memaafkannya setiap detik tanpa henti.
"Nic, gimana caranya aku cinta kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Love
FantasyMelupakan semuanya adalah hal yang menyakitkan diantara kita namun itu yang terbaik.