Lama tak ngetik.

170 17 5
                                    

Hai, kita bertemu lagi. Hari ini adalah Jum'at tanggal 3 Juni 2022, pukul 21.21. Aku menulis lagi untuk sebuah kenangan. Sekarang aku sudah menikah, menjadi istri rumah tangga. Yeah, bukan ibu rumah tangga, ooh atau lebih tepatnya belum. Yes, aku berharap secepatnya Tuhan akan memberikanku seorang anak yang lucu dan menggemaskan. Aku selalu membayangkan bagaimana aku menjadi ibu kelak. Menggendong bayi, bersenandung untuknya, berkisah menjelang dia tidur, atau menemaninya untuk semua kegiatannya. Apakah aku akan berkesempatan memiliki waktu – waktu indah itu suatu hari nanti ?

Mungkin terdengar lucu ketika tahu bahwa usiaku baru menginjak 27 tahun pada saat ini, dengan pernikahan yang baru saja melewati usia 1 tahun. Yeah, ini seperti tergesa – gesa. Hanya saja aku merasa tidak ingin mengecewakan suamiku, atau hal lain, merasa kalah dari pasangan lain.

Ooh maafkan aku. Aku merasa buruk dan kadang kotor dengan apa yang aku firikan dan aku rasakan. Ini kenyataannya. Kadang aku melihat bahwa hidup ini seperti perlombaan, aku harus segera menikah, segera memiliki anak, dan bahagia ever after. Tapi semua tidak seperti yang kuharapkan. Aku menikah, dengan pria baik, yang sangat baik padaku, hanya saja Tuhan belum mengkaruniakan kami anak. Well, seharusnya aku lebih banyak bersyukur dan mungkin juga banyak bertobat atas tindakan konyol, bodoh, dan kotorku selama ini.

Aku merasa, Tuhan belum memberikanku anak karena kebodohanku yang terlalu sombong akan rencanak. Atau terlalu bangga akan kelebihanku dari orang lain. Yeah, kadang aku merasa aku lebih baik dari seseorang yang kukenal hanya merepotkan dan bertindak menyebalkan bagi orangtuana. Apakah jenis manusia seperti itu pantas mendapatkan kebahagiaan hidup ? pekerjaan mapan, pernikahan indah, suami mapan, dan seorang anak. Semuanya seperti perfect dalam penglihatanku.

No! I know Im Wrong. Just, ijinkan aku berbagi rasa yang tidak pernah aku mengerti mengapa terjadi pada diriku. Tidak pernah bisa aku utarakan dan yang sekarang hanya mampu aku tulis untukmu, yang semoga dapat kamu ambil pelajaran dari kealphaanku.

Sekarang aku mulai sadar perlahan, apa yang salah pada diriku, apa yang buruk dari diriku, dan apa yang seharusnya aku lakukan. Mendapatkan anak dari Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi setelah mendapatkannya. Anak itu titipin, ujian, surga atau nerakamu. Mungkin aku harus lebih ikhlas dalam menjalani hidup ini. Melihat diriku dengan apa adanya. Mungkin aku tidak sebaik dia yang memiliki segalanya, tapi aku masih memiliki lahan lain untuk kuurus dan kuhias supaya indah. Aku tidak harus memandang orang lain dengan bagaimana mereka hidup, aku hanya harus sibuk pada suamiku dan orangtuaku. Be Goood Girl.

Aku, merasa malu pada masa lalu. Mungkin hal lain yang menahan Tuhan memberiku bayi karena kesalahan lisanku pada masa laluku. Aku ingin meminta maaf kepada mereka yang pernah (mungkin) tidak kusengaja menyakiti hatinya dengan lidah tak bertulangku itu. Waktu itu, aku hanya berfikir sebuah candaan umum tentang masalah pernikahan, tapi aku merasa itu membuatku dijatuhi hukuman. Benarkah seperti itu Tuhan ?

Kepada suamiku, maafkan aku atas segala kekuranganku. Aku terlalu banyak merajuk padamu, terlalu banyak meminta dan merepotkanmu. Aku tahu, kau adalah pria hebat yang Tuhan kirim untuk menemaniku. Menemani sisa hidupku di dunia ini. Ooh aku juga berharap dapat bersamamu di surga-Nya. Kamu pria hebat, setelah ayaku. Aku mencintaimu, walau kadang aku ragu apakah pilihanku sudah benar ? Itu karena aku hanya seorang wanita bodoh yang bimbang dalam melangkah, tapi aku memiliki keyakinan pada Tuhan. Jika kamu memang pria yang dikirim Tuhan untukku, untuk menjadi suamiku, pemimpinku, imamku, penuntunku, ayah dari anak – anakku, pelindungku, pendekarku, pujanggaku, penghiburku, pria tampanku, maka Tuhan akan memberi kita jalan untuk membangun sebuah bahtera. And, now I feel that's its you. Kamu sangat baik padaku, walau aku sangat menyebalkan bagimu.

Kebahagiaan bukan berarti kamu terlepas dalam masalah. Karena salama kamu hidup dalan dunia ini, maka akan terus ada ujian, halangan, rintanga, yang harus kamu lewati dengan kesabaran, ketabahan, mungkin sedikit tangisan, harapan untuk bisa terlepas darinya, kekuatan, dan keteguhan pada kesetiaan.

Terimakasih Tuhan, may I, Allah Subhanahu wa ta'ala, untuk setiap kesempatan, nafas, dan waktu yang Engkau berikan. Aku lahir dan tumbuh dalam jalan-mu, dan berharap kematian datang disaat aku benar – benar teguh dijalan-Mu. Aku seharusnya banyak bersyukur, bukan banyak mengeluh. Engkau akan memberikan apa yang terbaik bagai hamba-Mu, pada waktu yang tepat. Engkau lebih tahu ciptaan-Mu, dibanding kami. Yes, I now know.

Kepada orangtuaku, Aku menyesal tidak bisa lebih baik kepada kalian. Aku anak yang buruk, egois, dan payah. Aku selalu merasa kalian lebih baik tanpa aku. Tapi, kumohon, kalian berhak untuk bahagia di masa tua kalian. Aku ingin melihat kalian berdua, seperti sepasang suami istri yang saling mencintai. Semoga Allah mengabulkan permintaanku yang ini. Aamin.

Jadi, kalian, apa kalian sudah menemukan apa masalahku ? yeah, mungkin sedikit terdengar konyol atau berlebihan. Tapi, well, setiap orang memiliki perasaan yang berbeda – beda dalam memandang masalahnya. Mereka punya hak, bahkan untuk bercertia dengan anonimnya. Yap, mungkin mereka yang kusebut, kecuali Tuhan tentunya, tidak akan pernah tahu atau melihat tulisan ini. Tapi aku merasa ada sedikit kelegaan dalam hatiku saat aku menulisnya dan berbagi pada kalian. Perjalanan hidup yang terasa singkat ini, lahir, bayi, anak – anak, remaja, dewasa, menikah, dewasa, tua, dan mati. Lalu apakah ada yang jauh lebih penting dari kehidupan setelah kematian ? Aku sudah menikah, separuh ladang sudah kumiliki, sisanya aku kembali berharap pada Tuhan yang maha berkuasa untuk selalu membimbingku, menolongku, dan menguatkanku pada ketaatan dan keteguhan.

Aku merasa, jika aku tidak memiliki iman, maka aku sudah mati saat kehidupan terasa mencekik kala itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TulisankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang