PART 2✍

0 0 0
                                    

Selamat membaca!

●●●●

"Lalita Kiaranasta," ucap Bu Tira sambil mengarah kebangku Lita yang terlihat kosong, tidak biasanya seorang Lita telat ke Sekolah seperti ini.

"Ada yang tau Lita dimana?" tanyanya.

"Gak tau Buk!" jawab sang ketua kelas dengan antusias.

Buk Tira mengangguk mengerti lalu berlalu menuju pintu keluar kearah ruang guru.

Semua murid kembali ricuh seperti biasanya, hari ini adalah jamkos yang paling disukai oleh sebagian besar penghuni kelas tersebut, inilah waktu yang tak bisa disia-siakan oleh mereka.

"Eh, kira-kira tuh cewek sialan kenapa gak masuk ya?" tanya Regan penasaran.

"Ngapain Lo nanya-nanya tuh cewek, biarin aja ngapa. Sekalian gak usah masuk selamanya, yakan Bim?" jawab Rama terlihat acuh tak acuh, sedangkan Bima hanya mengangguk menyetujui ucapan dari sahabatnya, Rama.

"Taik Lo, gue cuman nanya aja goblok, gue juga seneng kali tuh cewek gak ngotorin sekolah kita lagi," ucap Regan tersenyum remeh.

"Kalian ud--"

Brak!

Ucapan Rama terhenti ketika suara pintu terbuka dengan keras mengalihkan perhatiannya, termasuk seisi kelas seluruhnya. Pemandangan yang sudah biasa mereka lihat, yaitu dimana Tio sang ketua genk motor terkenal di Jakarta. Genk Asta, salah satu genk motor yang tak terkalahkan dari semua genk motor lainnya.

Tio adalah cowok yang selalu membully Lita setiap harinya. Kejam, sangat kejam. Tak ada yang berani membantah ataupun melawan seorang Tio Breynamasta. Guru sekalipun takut kepadanya.

"Mana babu gue!" ucapnya lantang.

Tak ada yang berani membuka suara, hal itu membuat Tio emosi tak karuan. Dia melihat bangku Lita yang kosong, lalu kembali menatap satu persatu penghuni kelas ini dengan tatapan tajam.

"Gue bilang mana babu gue, bangsat!"

"K-kita gak tau, kayaknya Lita gak masuk hari ini," Yesi teman sebangku Lita memberanikan diri untuk membuka suara.

"Ada yang tau kenapa dia gak masuk?!" tanya Tio.

Semuanya menggeleng pertanda tak tahu. Tio berdecak kesal lalu meninggalkan kelas tersebut dengan Gery, Ekal, dan Putra anggota genk Asta juga.

●●●●

Hujan deras terus berjatuhan tanpa henti. Buliran-buliran beningnya terus tak henti membasahi tubuh sayu sang gadis malang yang berjalan sempoyongan ditengah derasnya tangisan hujan. Gadis itu tersenyum sayu dengan tatapan kosongnya menghadap jalan, seragamnya basah kuyup, rambut berantakan, serta wajah pucat yang menghiasinya.

Andai saja dia tidak percaya kalau Tuhan itu ada, mungkin sudah sedari lama ia memilih untuk pergi selamanya dari bumi yang begitu kejam padanya. Surga adalah tujuannya jika ia mati, dia ingin tinggal bersama sang Ayah yang telah dulu pergi meninggalkannya ke Surga. Ayahnya adalah sosok yang membuat ia masih bertahan hingga saat ini, jika tidak, mungkin ia sudah menyerah sekarang juga.

Semesta seolah membencinya, tak sekalipun dunia berpihak padanya sehari saja. Tak ada pundak tempat ia bersandar, tak ada telinga yang bersedia mendengar keluh kesahnya jikala ia ingin mencurahkan isi hatinya. Tak ada satu orangpun yang berpihak kepadanya.

Semua orang membencinya, semua orang menganggapnya menjijikkan, menganggapnya pembunuh, lemah, semua hal negatif selalu berpihak hanya kepadanya.

"Tuhan, boleh gak Lita jangan dibikin nangis sehari aja. Lita pengen tau rasanya hidup tanpa adanya kata nangis ... Lita capek, Lita pengen nyerah, Lita udah gak sanggup, hiks ... "

Gadis itu menangis tanpa airmata, mungkin ada, namun langsung terhapus oleh air hujan yang lebih dulu membasahi pipinya.

Tuhan sudah terlalu banyak memberinya cobaan yang begitu menyakitkan, bahkan jika ditandingi dengan penderitaan orang lain, menurutnya hanyalah dia yang paling tersakiti selama ini.

"Woy! Lo ngapain begok!"

teriakan itu berhasil membuat Lita mengalihkan pandangannya menuju halte bus, dimana disana terdapat lelaki yang selalu membully nya setiap hari.

Lita tak menghiraukannya, dia tetap melanjutkan perjalanannya tanpa sebuah arah. Hati kecilnya teriris jikala ia ingat dimana ia selalu dibulyy setiap harinya oleh Tio. Tak adakah manusia baik didunia ini?

"Sialan tuh cewek malah ngacangin gue," gerutu Tio kesal.

"Dia kenapa hujan-hujanan kayak orang bodoh kek gitu?"

"Woy tolol, sini Lo!" teriak Tio sekali lagi, namun sama saja, Lita sama sekali tak mengubris teriakannya.

Hujan mulai mereda, Tio mulai berlari menghampiri gadis itu dengan kecepatan sedang.

"Woy, mau kemana Lo ujan-ujanan kek gini, hah?! Mau ngehindar Lo dari gue?!" tanyanya dengan suara tegas.

Lita menghentikan langkahnya, lalu beralih menatap  manik Tio yang tajam. Dia mendekat, lalu ...

Grep!

Tanpa aba-aba Lita langsung berhambur memeluk Tio dengan keras. Tio melotot tak percaya, apa yang gadis tolol ini lakukan?

"Apa semua orang itu sama aja? Apa gaada satupun yang mau baik sama Lita? Gaada yang mau meluk Lita? Dengerin curhatannya Lita? ... kenapa semua orang didunia ini jahat banget sama Lita? hiks... "

"Gaada satupun yang mau nganggep aku manusia, semua orang selalu nganggep aku hewan yang gak punya perasaan, yang gak bisa ngerasain sakit hati sama sekali. Lita capek ... "

"Bunda sama Ayah juga gak sayang sama Lita, mereka semua benci sama Lita. Mereka gak mau lihat aku hidup didunia ini, tapi kenapa mereka ngelahirin aku??"

Lita menangis sejadi-jadinya didalam pelukan hangat Tio saat ini.

Tio terpaku sejenak dengan ucapan Lita yang sangat menyakitkan bila dirasakan, lalu beberapa detik kemudian dia menggeleng lalu menatap Lita yang saat ini menangis tak henti-hentinya didalam pelukannya.

"Lepasin gue," ucap Tio mendorong Lita hingga terjatuh diatas aspal yang masih bergenangan air. Lita meringis kesakitan ketika merasakan bokongnya yang lumayan sakit.

"Gue gak peduli sama cerita hidup Lo, mau Lo sengasara kek itu sama sekali bukan urusan gue, ngerti Lo?! Ck, murahan!" tutur Tio tersenyum miring.

"Nih, kerjain PR gue, besok harus jadi! Lo tau akibatnya kalau Lo gak negrjain PR gue!" ancamnya lalu berlalu meninggalkan Lita yang masih terduduk lemas diatas genangan air yang membasahi bokongnya.

"Gak ada manusia yang bisa ngehargai aku hidup didunia ini ... " lirihnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil menangis tersedu-sedu.

●●●●

Gimana part kali ini? Gaje ya? Hehe, sorry. Soalnya baru pertama kali bikin cerita di wp. Jadi tolong komentar ya kalau ada kesalahan, thank you!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY SAD LIFE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang