ONESHOOT

8.7K 263 29
                                    

Sebelum ke cerita, harap baca dulu baik-baik.

- Ini adalah cerita yang murni aku buat sendiri (when my imagination was wild, of course).

- Jika kalian jijik dengan cerita gay, klik back tanpa meninggalkan jejak apapun.

- Mungkin masih ada typo kayak cerita sebelum-sebelumnya. Aku ga tau bakal fixing it atau ngga, dengan alasan cerpen kemarin yang udah diedit ulang sama sekali ga ada perubahan.

Enjoy!~

***

Murid kelas XI Science C terlihat sudah duduk rapi di tempat duduk mereka ketika bel masuk sudah berbunyi. Tak lama kemudian, Mr. Fred memasuki ruangan kelas bersama lelaki asing di sampingnya.

"Silakan perkenalkan dirimu." ucap Mr. Fred seraya menepuk pundak lelaki itu.

"Perkenalkan. Nama saya Steven Köhn. Saya murid baru di sini. Saya berasal dari Berlin dan baru pindah ke New York sebulan lalu," ucap lelaki itu dengan gugup. "Saya harap kalian bisa menerima saya di sini." sambungnya sambil tersenyum manis.

Mr. Fred langsung menunjuk kursi kosong yang berada di pojok ruangan. "Kamu boleh duduk di sana," tunjuknya. "Di sebelahmu ada David dan di depanmu ada Brenda."

***

Steven terlihat gusar saat memperhatikan pelajaran Matematika yang tak ia sukai itu. Dia terlihat malas dan tidak antusias.

"Kukira hanya aku yang membenci Matematika..." ucap lelaki bernama David yang berada di sampingnya.

Steven hanya menatapnya sekilas, lalu membuang muka. Ia juga terlihat tidak antusias dengan lelaki di sampingnya. He's not a good guy, batinnya.

"Apa kau tuli, hmmm?" Ucap lelaki itu lagi. "Atau ingin kejutan saat jam istirahat nanti? Biar kutunjukkan." sambungnya sambil tersenyum sinis.

***

Pelajaran Matematika telah usai. Seluruh siswa keluar dari ruangan mereka dengan semangat. Tentu saja, ini sudah jam istirahat. Sebagian dari mereka terlihat sedang mengobrol dengan teman-teman mereka.

"Ingin ke kantin bersamaku?" Ucap David pada siswa baru di sampingnya itu.

Steven terlihat sedang menimang-nimang.

"Baiklah." lanjutnya sambil berjalan beriringan dengan David.

Saat mereka berjalan berdua, tiba-tiba Steven terlihat ketakutan melihat David yang diteriaki para wanita di setiap lorong kelas.

"Tenanglah, mereka semua penggemarku," ucap David sambil menepuk pundak Steven. "Kamu tak perlu cemas. Aku bersedia menjadi kekasihmu."

"Silakan bermimpi!" Balas Steven sambil menatapnya tajam.

David hanya tersenyum melihatnya. "You're gonna be mine, sweety!"

Kantin dipenuhi siswa-siswi yang sedang makan dan mengobrol. Steven terlihat risih dengan keadaan kantin yang sudah seperti pasar malam itu. Ia terlihat memutar badannya untuk pergi dari kantin ini.

"Mau pergi kemana?" Ucap David sambil menahan tangannya. "Kau belum melihat kejutanku, bodoh!" Sambungnya dengan senyum licik.

David berjalan melewati para siswi yang menganga melihat ketampanannya. Tentu saja. Siapa yang tidak terpesona dengan rambut coklat madunya yang berantakan, kulitnya yang tanned, hidungnya yang mancung, bibir seksinya yang menggoda, juga senyumnya yang membuat semua siswi menjerit histeris dengan berlebihan?

Jadi, Siapa Top-nya? [BoyxBoy Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang