1√

18 1 0
                                    

"REI!"

"TERAS!"

Dengan langkah cepat Alvion membawa kaki-kakinya ke arah teras sebuah rumah dengan melewati hutan, gunung dan samudra yang luas. Gak deng cuma lewatin taman kecil yang dipenuhi bunga aja.

"Kunci motor mana?" Ucapnya kala melihat sesosok manusia yang membentuk badannya menyerupai bola tepat di teras  pintu rumah berwarna putih tulang.

"Nih!" Ucap Reina ketika telah menyelesaikan ikatan tali sepatunya, lalu melemparkan sebuah kunci yang dipenuhi berbagai gantungan berbentuk hewan.

"Bunda chef mana?" Ucap Alvion ketika sesosok makhluk yang telah menegakkan badannya kembali, membentuk manusia telah berdiri berhadapan dengannya. Dia juga beberapa kali melongokkan kepalanya kedalam rumah besar itu.

"Gue aduin bunda ya ion! Mentang-mentang nama bunda Renata!" Ancam Reina dengan agak berteriak tepat di samping telinga hantu yang ditemani nya setiap hari ke sekolah.

"Anj! Gak usah teriak juga kali Rei. Kasian nih kuping gue.." Tangannya bergerak mengusap telinganya yang terlihat memerah.

"Siapa suruh bikin emosi pagi-pagi gini!"

"Iya-iya saory."

"Saos tiram."

"Beneran nih, bunda mana?"

"Bunda lagi keluar kota, katanya ada orang yang harus bunda temui langsung buat ngebahas masalah kantor."

"Siapa?"

"Bunda lah!" Geram Reina yang mulai kehabisan stok kesabaran.

"Yang nanya.."

"ALVIONNNN!"

Dan berakhir lah kedamaian pagi yang selalu didambakan para penduduk kompleks dekat rumah mereka berdua.

"Kalian masih gak mau pergi sekolah?"

Namun, kegiatan penuh dendam itu berakhir kala sebuah suara berat menginterupsi pergerakan tangan kedua anak manusia yang bertengger di atas kepala lawan masing-masing.

"Papa" Ucap mereka terkaget yang kemudian dengan segera merapikan rambut dan seragam mereka yang telah terlihat lusuh padahal belom juga sejam dipakai.

"Kok malah berantem sih? Kalian mau telat ke sekolahnya?" Ucap seorang pria yang memakai baju kaos berwarna putih juga sebuah celana selutut di badannya yang terlihat atletis. Beberapa kali dia juga menggeleng kan kepala tak habis pikir dengan kelakuan kedua remaja dihadapannya.

"Enggak!" Jawab mereka berdua dengan bersamaan lagi.

"Yaudah sana gih berangkat, udah mau jam tujuh loh" Ucapnya akhir lalu melenggang ke arah rumah di sebelah.

"WHAT?!"

"APA?!"

Dengan segera Reina menyeret tangan Alvion yang masih dalam keadaan kaget kearah sepeda motor berwarna tosca, bertuliskan beat yang tersimpan rapi di halaman samping rumahnya.

"Udah syok nya, nih pake helm!" Ujar Reina agak keras mengingat pemuda disampingnya belum juga sadar dari keterkejutan nya

"E-eh?"

"Aish!" Dengan gerakan cepat tangan Reina memakai kan helm ke kepala nya dan juga ke kepala tuyul disebelahnya. Lalu dengan segera mendudukkan bokongnya di atas jok motor beat yang terstandar dua itu.

"Udah ayok!" Teriaknya kembali sambil menarik tangan Ion kearah pinggang nya sehingga tertarik lah kembali arwah Alvion yang sedari tadi menghilang jalan-jalan sebentar ke kayangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tokoh UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang