Ruang Kosong

5 0 0
                                    

Let me tell you a story. A story about me and he. Sebuah kisah yang sudah berakhir bahkan sebelum ceritanya dimulai. Kisah ini bermula ketika kami berdua pertama kali bertemu dalam sebuah kegiatan sosial. Saat itu, aku hanya seorang mahasiswi baru yang belum mengerti apapun dan dia adalah senior di organisasi tempat aku mencoba untuk berproses. Jika kalian mengharapkan kisah indah yang dipenuhi dengan bumbu romansa maka kalian ada di halaman yang salah, karena sejatinya kisah ini merupakan kisah tragis yang jika diceritakan akan membuat kalian berpikir ulang tentang bagaimana jatuh cinta dengan cara yang tepat saat keadaan tidak pernah memihak.

Kisah ini dimulai dari pertemuan pertama kami tanpa kesan yang berarti, aku yang hanya menganggap dia orang asing yang dingin, dan dia dengan pemikirannya sendiri. Pertemuan pertama kami tidak begitu berkesan dan berlalu begitu saja. Terkecuali di bagian dia yang dengan baik hati memberikan tumpangan pulang karena ternyata tempat kost kami yang berdekatan.

Kost?? Ya, kami tinggal di kost karena harus menempuh pendidikan di kota pendidikan yang jauh dari daerah asal kami. Entah ini kebetulan atau bukan, yang pasti karena kost kami yang berdekatan kami mulai sering berangkat dan pulang bersama dari kegiatan organisasi yang kami ikuti. Dia yang seorang senior yang disegani dalam organisasi tersebut dan aku yang hanya seorang anak baru yang belum mengerti apapun.

Saat itu bisa dibilang kami berdua adalah teman boncengan. Karena dia yang akan dengan baik hati menawarkan tumpangan setiap usai kegiatan dan aku yang selalu menerimanya dengan senang hati. Dari sini, aku mulai merasakan suatu hal yang seharusnya jangan pernah timbul. Perhatian kecil yang dia berikan pada orang di sekitarnya memberikan getaran kecil pada hati yang tidak pernah terisi. Bahkan aku ingat dengan jelas saat dia kalah dalam permainan kartu sehingga harus menjawab setiap pertanyaan yang diajukan padanya. Saat itu aku bertanya tentang bagaimana aku menurutnya di pertemuan pertama kami, dan dia dengan malu menjawab "anggun". Dimatanya dalam pertemuan pertama kami, aku terlihat anggun. Jawaban yang tidak pernah aku dengar sebelumnya karena kebanyakan orang akan melihatku sebagai orang yang dingin di pertemuan pertama. Jawabannya membuatku berseri dan di waktu yang bersamaan menggetarkan sesuatu yang seharusnya tetap beku.

Hingga suatu waktu, predikat teman boncengan tersebut harus berhenti karena aku yang memilih pindah ke tempat kost baru dengan beberapa teman di dalamnya. Apa aku kecewa?? Jujur aku sangat kecewa karena aku berpikir bahwa itu akhir dari pertemuan kami. Namun hal tak terduga terjadi, saat itu hampir tengah malam dan aku baru pulang dari menonton sebuah film horor Thailand bersama seorang teman. Film itu terus menghantui dan aku tidak bisa tidur karenanya, mungkin beberapa dari kalian akan berpikir bahwa itu berlebihan. Bagaimana mungkin sebuah film dapat mempengaruhi tidur seseorang, namun sayangnya aku tidak berbohong tentang apa yang kurasakan setelah menonton film horor tersebut.

Singkat cerita, karena aku tidak dapat tidur dan merasa takut. Aku mulai mengirim pesan pada beberapa orang yang kupikir akan tetap terjaga meskipun telah lewat tengah malam. Dan dia ada di salah satu orang yang menerima pesan itu, untungnya dia membalas pesan tersebut dengan segera, dan lagi-lagi dengan baik hatinya saat aku menceritakan ketakutanku dia dengan senang hati menemaniku secara virtual lewat room chat hingga pagi menjelang. Lewat chat itu ada banyak hal yang aku jawab atas pertanyaan yang dia ajukan. Dan aku sadar bahwa aku memberitahu terlalu banyak. Sesuatu yang tidak terduga terjadi, dia mengundang ku pada salah satu hari besarnya, undangan yang sayangnya aku jawab dengan permintaan maaf dan meninggalkan rasa sesal hingga saat ini. Lucunya, setelah pelantikan itu dia mempertanyakan pertanyaan lucu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, entah apa tujuannya mempertanyakan hal-hal yang dia sendiri sudah tahu jawabannya. Namun dengan lucu pula aku menjawabnya dengan hati yang berbunga-bunga. Sekali lagi aku ingin mengatakan seharusnya aku tidak pernah memiliki perasaan itu.

Hingga suatu hari, aku dengan isengnya meminta bantuan padanya. Memintanya menemaniku membeli beberapa buku yang aku butuhkan dan dengan alasan aku tidak punya teman untuk menemaniku dia mengiyakan ajakan tersebut. Suatu keadaan yang tidak ku sangka dan aku tertawa karenanya. Kami berbagi cerita dan perilakunya membuat getaran yang lebih besar. Tentang bagaimana dia yang membawakan keranjang berisi banyak buku, dia yang tampak khawatir karena kecerobohanku yang membuat beberapa buku menimpa diriku sendiri. Dan hal-hal kecil yang dia lakukan. Semua itu membuatku terjatuh pada pesonanya dan saat aku menulis ini, banyak hal yang kusesali tapi tidak dengan perasaan ini.

Kedekatan kami berlanjut, berada dalam satu organisasi seringkali membuat kami berada dalam kegiatan yang sama. Hal ini membuat kesempatan kami untuk bertemu lebih intens, banyaknya pertemuan yang terjadi antara kita berdua membuat komunikasi yang terjalin bertambah intens pula. Namun ada satu hal yang membuatku takut, tentang bagaimana dia tidak mau menyapaku saat kita tengah berkumpul dengan yang lainnya, mengabaikan keberadaanku yang bahkan duduk di sampingnya, bertolak belakang dengan apa yang ada di room chat kami berdua atau saat hanya ada kita berdua.

Lucunya perasaan itu tumbuh seiring berjalannya kebersamaan kami. Cara dia menunjukan perhatiannya yang menurutku sangat manis dan tentang bagaimana dia memperlakukan ku membuat perasaan itu terus tumbuh. Sayangnya, kedekatan kami mulai terendus oleh beberapa orang dan hal tersebut membawa kami berdua pada suatu malam yang sangat ingin aku lupakan. Suatu malam dimana semuanya berakhir disaat belum dimulai. Malam itu menjadi malam panjang antara kita berdua, sebuah malam yang mengantarkan kami pada perpisahan. Lucunya alasan perpisahan ini merupakan alasan yang sama kenapa kami bisa bersama.

Malam itu membawa kenangan panjang yang sukar untuk dilupakan. Tentang tempat-tempat yang kami kunjungi, tentang apa yang kami makan malam itu dan tentang bagaimana dia memperlakukan ku seperti ratu. Mengunjungi Malioboro dimalam hari yang penuh dengan lampu para pedagang dan harum warung makan, lalu dilanjutkan dengan menikmati makan tengah malam di barisan street food samping Gedung rektorat UGM dan diakhiri dengan obrolan ringan di Bukit Bintang yang dipenuhi cahaya lampu rumah-rumah yang tampak seperti samudera bintang. Malam yang manis namun berakhir tragis. Aku tahu seharusnya tidak berharap lebih pada senior di organisasi yang mengedepankan perkaderan. Aku pernah berpikir, mungkin kebaikannya saat itu hanya tentang bagaimana dia membuat ku bertahan di organisasi dan hanya sebatas caranya mengkader. Meskipun aku tahu itu tak benar, tapi hati ku tetap menolak kebenaran dan tetap bertahan dengan apa yang ingin aku anggap benar.

Dengan alasan untuk menjaga nama baik ku sebagai pengurus disaat dia sudah lulus. Kami berdua memutuskan untuk tak lagi menjalin komunikasi, membatasi interaksi dan akhirnya menghilang dari segala sisi. Lucunya dia mengatakan perpisahan ini seolah-olah ada sesuatu sebelumnya disaat sebelumnya kami bukan apa-apa. Perasaanku saat itu hanya bingung, entah apa yang dia coba katakan, entah dia mencoba untuk mengatakan bahwa dia menyukaiku tapi harus menahan rasa itu karena organisasi yang aku ikuti. Atau dia hanya ingin mengatakan bahwa dia tidak ingin dekat denganku dengan alasan bahwa aku harus menjaga nama baikku sebagai pengurus organisasi. Yang pasti poin yang ingin aku sampaikan adalah, alasan kami bertemu adalah karena organisasi dan sedihnya hal yang sama menjadi alasan bagi cerita kami untuk selesai sebelum dimulai.

**************************************************tbc******************************************

so what's up guys!!!!!

ini cuman cerita singkat aja, setiap chapter nya itu punya alur nya sendiri, oneshoot yang isinya curhatan semua. 

so I just wanna write about my feeling, because I just doesn't know how to express about my feeling in real life. 

Happy Reading

Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang