Hinata menatap sendu pemandangan dari jendela kamar rawat inapnya saat ini, ia benar-benar tidak mengerti dengan suasana hatinya sendiri.
Begitu banyak kesedihan yang dirasakan sampai lupa bagaimana bentuk dari kebahagiaan.Suara ketukan pintu terdengar yang membuat Hinata menoleh ke arah pintu "Selamat pagi, Hinata"
Naruto melangkah masuk kedalam kamar rawat inap kekasihnya ituーsenyum tulus ia berikan untuk Hinata agar perempuan dengan rambut lurus nan indah itu merasakan kenyamanan
"Selamat Pagi, Naruto" Hinata menjawab lalu tersenyum cerah
"Bagaimana kondisimu hari ini? Apa suasana hatimu sudah membaik?"
"Hmm.. Entahlah, tapi kurasa sudah lebih baik. Terimakasih Naruto sudah datang menjengukku sepagi ini" Hinata meraih tangan kanan Naruto dan mengelusnya pelan
Naruto meletakkan tangan kirinya yang kosong diatas tumpuan tangan Hinata yang juga menggenggam tangannya "tidak perlu berterima kasih, aku akan selalu ada kapanpun disisimu, Hinata. Aku hanya ingin kau baik-baik saja, melihatmu bisa tersenyum seperti ini sudah kebahagiaan luar biasa bagiku"
Hinata tak kuasa menahan air matanya, dengan masih tersenyum air matanya turun membasahi pipi tembamnya itu.
Hinata begitu merasa bahagia, disaat hidupnya yang terasa penuh derita masih ada seseorang yang menganggapnya berharga"Naruto, aku tidak akan pernah bosan untuk mengucapkan terimakasih padamu, terimakasih sudah mencintai perempuan rapuh ini, terimakasih karena tetap ada saat aku tidak selalu bisa ada disisimu, aku benar-benar merasa tidak pantas untukmu saat ini, aku hanya memberatkan hari-hari mu, hanya menjadi beban dalam kehidupanmu" Hinata terisak, psikisnya benar-benar tidak baik saat ini
Naruto segera memeluk erat kekasihnya itu, hatinya begitu perih mendengar tiap untaian kata yang keluar dari mulut Hinata "Sstt.. jangan pernah berucap seperti itu lagi, Sayang. Ingatlah apapun yang terjadi padamu saat ini percayalah bahwa akan ada takdir yang baik untukmu setelah ini"
Naruto mengusap air mata yang membasahi pipi Hinata "tetaplah hidup walau mungkin menyakitkan, tetaplah bernafas walau terasa berat karena Tuhan tau kau yang terkuat"
Hinata membalas pelukan erat Naruto, air matanya semakin deras membasahi pipinya. Sungguh sulit menerka kebahagiaan disaat kepedihan selalu didapatkannya
Hidup Hinata benar-benar terasa hancur, masa depan pun terlihat mundur menjauh dari hadapannya.
Flashback
Japan, 7 mei 2022
Gerimis turun membasahi kota Sapporo sore itu, jam pulang kerja membuat jalan raya begitu padat.
Hinata bersiap pulang dari perusahaan tempatnya bekerja"Akh, perutku sakit sekali" dengan rintihan kecil Hinata berjalan memegangi perutnya yang terasa nyeri.
Entah apa yang terjadi mengapa tiba-tiba perutnya terasa begitu sakit padahal ia merasa baik-baik saja sejak pagi. Siklus bulanannya pun juga sudah lewat seminggu lalu, bukan karena tamu bulanannya itulah penyebab sakit perutnya ini
"Hinata, kau kenapa?" Rekan kerjanya yang melihat Hinata meringkuk di kursi kerjanya
Dengan wajah pucat dan kerutan didahinya Hinata menjawab "perutku terasa sakit sekali, Sakura. Padahal aku tidak makan makanan pedas hari ini"
"Bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit sekarang, sungguh kondisimu sedang tidak baik-baik saja" lalu Sakura segera menelpon ambulance agar datang menjemput Hinata
15 menit kemudian ambulance yang ditelpon oleh Sakura telah tiba di halaman depan kantor tempat mereka bekerja, dengan bantuan dua orang petugas medis Hinata segera dibawa kedalam ambulance untuk diantarkan kerumah sakit terdekat
KAMU SEDANG MEMBACA
Tashikana koto (hal yang pasti) ONESHOOT
Short StoryApakah ada hal yang pasti di dunia ini? atau segalanya hanya tentang ketidak pastian? mengapa hidup ini dipenuhi dengan tanya? tanya yang tanpa jawab... "Tetaplah hidup walau mungkin menyakitkan, tetaplah bernafas walau terasa berat karena Tuhan tau...