« OO »

627 65 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ we can't never be the same ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ we can't never be the same ”

   udara dingin, langit yang masih belum menunjukkan warna biru layaknya sebuah hamparan laut luas, serta matahari yang masih malu untuk muncul, embun menghiasi bunga yang tertata rapi, wanita itu berdiri sambil memegang mawar dengan tangkai berduri. merasakan hawa dingin yang perlahan-lahan menyelimuti dirinya dan merasuk hingga ke tulangnya,

   entah sudah berapa lama ia berdiri tegak disana, dengan tangan yang masih memegang erat tangkai bunga mawar itu hingga darah yang ia ciptakan karena eratnya ia menggenggam sang mawar, mengalir begitu saja. cahaya matahari mulai menyinarinya, pertanda sang surya sudah siap untuk memperlihatkan dirinya. sesaat, wanita itu memejamkan mata, hanya sebentar saja, lalu membuka kembali netra merah yang tadi bersembunyi sebentar dibalik kelopak mata, setelah itu membalikkan badan dari sang surya karena ia sudah merasa cukup,

   membuang mawar itu dengan begitu saja dengan darah yang masih merekat di tangkai, entah apa artinya, hanya dia yang tau.

   wanita itu masuk ke dalam rumah yang sangat megah, bernuansa gelap dan merah, banyak lukisan menghiasi dinding disana, serta corak yang unik membuat mata yang memandang menjadi lebih baik, hanya saja, wanita itu sudah tidak bisa memandangi mereka dengan indah lagi, mata yang sudah kehilangan emosi, hanya bisa menatap datar, betapa kosong dirinya, layaknya sebuah boneka yang digerakkan,

   para pekerja yang melihatnya menunduk hormat, pertanda bahwa wanita itu lah yang berkuasa disana. kakinya tetap berjalan, membawanya ke sebuah ruangan, ruangan yang dia gunakan untuk beristirahat, pelayan pribadinya menyambut tak lupa memberi hormat, lalu matanya menatap tangan sang majikan,

   " nyonya! tangan anda berdarah! maaf atas perbuatan lancang saya, saya harus mengobati luka anda. " pelayan wanita tersebut dengan cepat mengambil sebuah kotak yang berisi antiseptik dan kebutuhan pertama lainnya, bergerak dengan gesit dan telaten, mengobati luka sang wanita bernetra merah tersebut,

苦しい - wmmap, fidwtm (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang