Kantin itu sangat ramai, beberapa anak bahkan berebut untuk mengantri lebih dulu. Seperti biasa, segerombol pentolan sekolah tengah duduk di sudut kantin. Yudi tengah asik memakan bakso pesanannya, sedangkan Ibra, Tyo, dan Dion hanya menesan minuman dan beberapa camilan.
" Roni sama Jovan di mana deh?" Celetuk Dion heran, belakangan ini mereka berdua sepertinya cukup sibuk.
" Tadi sih Roni bilang mau mampir ke ruang basket buat ambil tupperwere maknya." Jawab Yudi asal
" Kalau Jovan?" Tanya Dion lagi
" Masih belum balik keknya tadi dipanggil guru." Jawab Yudi lagi.
" Yud." Panggil Tyo datar
" Iya kenapa? "
" Nanti, ada yang bakal bantu benerin motor. Dia gak tau apa², bantuin aja."
" Hah, maksudnya? " Yudi bingung dengan pernyataan Tyo yang tiba-tiba. Namun remaja kurus itu langsung paham saat Bayu, anak yang membuat dia menabrakan motor Tyo datang menghampiri mereka.
.
.
.
.
Hari telah berlalu, kini Bayu tengah berada di kios dekat sekolah yang sekaligus menjadi markas para pentolan sekolah. Terhitung sudah 3 hari Bayu membantu Yudi dkk untuk memperbaiki motor Tyo. Beberapa kali Bayu diomeli Yudi karena terlalu lembek dan tidak tau apa² mengenai mesin. Namun meskipun begitu Bayu tetap disuruh kembali untuk membantu mereka membenahi motor² lain yang memerlukan perbaikan kecil-kecilan.
" Yu, ambilin oli di atas lemari kayu." Kata Yudi yang fokus memperbaiki motor temannya.
" Yang warna merah kak?" Tanya Bayu memastikan
" Iya buru !"
" Ini kak, "
" Sip mantap, thank u. Udah sono makan dulu nasi di meja, gue mau benerin ini dulu." Kata Yudi kalem. Remaja itu sangat suka mengutak-atik mesin. Meskipun ia berasal dari keluarga yang cukup mampu, namun nampaknya remaja itu sangat suka jika tangannya tertumpahan oli.
" Udah sini Yu, biarin aja si Yudi." Ajak Dion ramah. Bayu awalnya cukup terkejut, ia tidak menyangka bahwa senior yang selama ini dinilai galak, ternyata cukup baik dan menerimanya. Lihat saja sekarang, ke empat orang ini bahkan menperlakukannya dengan baik seperti memiliki adik baru.
" Makasih kak." Kata Bayu meraih air mineral di meja yang berisi aneka makanan. Tyo hanya diam memperhatikan sejak pertama kali Bayu datang ke markas mereka. Tyo tak banyak bicara, ia hanya memperhatikan gerak gerik anak itu. Sedangkan Ibra yang cukup jail suka menggoda Bayu dan menyuruhnya untuk sekedar membelikan rokok atau membersihkan markas.
Dimana Jovan dan Roni? Jovan bukanlah anak yang suka berkumpul di markas itu karena ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan belajar di ruang belajarnya yang nyaman. Sedangkan Roni, 3 hari ini bahkan remaja itu mengambil cuti karena harus membantu mamahnya membuka cabang cafe baru di daerah Bandung. Semua orang tau bahwa setelah ayah Roni meninggal setahun lalu, ia yang membantu mamahnya untuk menjalankan bisnis keluarga. Tidak jarang juga ia harus izin untuk alasan itu, beruntung Roni bukanlah anak yang bodoh, sehingga nilainya yang selalu baik dapat menutupi absennya dari kelas.Handphone Bayu bergetar, remaja itu meraihnya dari kantung celana dan memeriksa pesan yang baru saja masuk. Tertulis nama 'Harfi' di notifikasi chat. Dengan senyum kecil, Bayu membuka pesan tersebut. Senyumnya makin lebar ketika melihat sebuah foto dengan caption 'hey you miss me?' yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepadanya. Dengan cepat Bayu membalas 'cepet pulang' kepada pengirim pesan dan menyimpan kembali handphonenya ke dalam saku celananya. Tyo yang belum pernah melihat reaksi itu dari Bayu pun otomatis mengernyitkan dahi dan menatapnya tajam.
Jam telah menunjukan pukul 8 malam, waktunya Bayu pamit pulang. Namun tidak seperti biasanya, kali ini Tyo mencegah Bayu dan mengatakan akan mengantarnya pulang selagi dia membeli rokok ke depan. Bayu sangat terkejut dan akan menolak, namun tatapan tajam Tyo membuat Bayu ciyut.
" Gue duluan." Kata Tyo datar pada ke empat temannya. Sedangkan Yudi, Dion, dan Ibra hanya diam dan saling lirik satu sama lain.
" Duluan kak." Bayu melangkah membuntuti Tyo. Saat sampai di parkiran motor, Tyo memberikan helm Yudi pada Bayu untuk di kenakan. Dengan cepat Bayu menerimanya dan segera maniki motor yang telah ditumpangi Tyo.
Disepanjang jalan tak banyak obrolan, hanya Bayu yang mengucapkan terimakasih, dan Tyo yang menjawab singkat.
" Kak Tyo beneran gapapa nganterin saya?" Tanya Bayu untuk kesekian kalinya.
" Brisik banget, kalau gue gak mau lo udah gue turunin dari tadi. "
" Hehe, iya kak makasih ya. Oh iya nanti lewat jalan kenanga aja kak biar lebih cepet." Kata Bayu memberi arahan. Namun bukannya mengikuti instruksi Bayu, Tyo justru mengambil jalan memutar yang lebih jauh. Bayu yang bingung dan kaget pun bertanya.
" Eh kak kok lewat sini, kita mau ke mana?"
" Berisik, gue kan bilang mau beli rokok. "
" Tapi di deket rumah ku juga ada alfamidi kak."
" Suka-suka gue dong mau pergi kemana, udah lo diem aja pegangan gue mau ngebut." Kata Tyo datar. Dan benar saja Tyo mempercepat kecepatan motornya dan membuat Bayu reflek melingkarkan tangannya pada perut Tyo untuk sesaat, sebelum akhirnya ia pindah untuk berpegangan pada bahu lebar seniornya itu. Ekspresi Bayu yang panik dan takut membuat kesenangan tersendiri bagi Tyo. Tanpa Bayu sadari, Tyo tersenyum kecil dari balik helmnya saat melihat raut wajah Bayu dari kaca spion motornya. Sedangkan di tempat lain, Jovan yang tiba² main ke markas dikejutkan oleh cerita Yudi bahwa selama beberapa hari ini ternyata Bayu ada di sana untuk membantunya memperbaiki motor Tyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
black kondang
RandomMereka anak SMA. Udah lanjutannya baca sendiri. Tyo Jovan Yudi Roni Ibra Dion Homopobic di larang mendekat.