-dead teater-

117 16 0
                                    

-‼️ mengandung kata kata kasar -

*Byur

Dibawah malam bertabur bintang, gemerlap kilat kecil pada awan yang bagaikan permen kapas, tidak henti-henti nya mengucurkan air air hujan sejak senja tiba hingga malam dini hari.

"Aduh kak Ilham kok bisa kecebur sihh ..."

Dinginnya air kolam renang yang lumayan dangkal, selalu menyentuh kulit Ilham hampir setiap malamnya.

Ilham memejam, merasakan air kolam renang yang kian lama terasa seperti es yang membekukan kedua kakinya, matanya memejam menikmati pancuran hujan yang mengarah kepadanya.

"Kamu ini, udah malem masih aja kayak anak kecil! Buruan naik,"

Hidup dirumah yang cukup besar, dirinya tumbuh bersama dengan keluarga kecil yang mengadopsinya sejak sekolah menengah pertama

"Gilang sayang, ayo masuk."

"Iya pah."

Ananda adalah ayah dari Gilang serta menjadi pahlawan tiri bagi ilham. Seorang pasangan suami istri yang dulu pernah menjadi majikannya sebelum ia diadopsi.

Ananda dan Gilang melangkah masuk sembari berangkulan manis menuju dalam, meninggalkan dirinya seorang diri dikolam.

Andai saja jika kedua orang tuanya masih hidup, mungkin hidupnya akan seperti Gilang.

"Semangat. Dan selalu berdoa yah."

Perkataan kedua orang tuanya, selalu saja terngiang dibenaknya, membuat dirinya mempunyai energi lebih saat mengingatnya.

Ilham pun beranjak menuju anak tangga yang berada didalam kolam tersebut dan segera cepat cepat mengakhiri awan hitam malam ini, agar berganti terang

🌲🌲🌲

"Bunuh diri aja, pasti orang tua gue bangga"

Ilham tersenyum mendengar perkataan Gilang yang menyuruh dirinya menghadiahkan nyawanya untuk dijadikan kado dihari universery inne dan Ananda.

Keduanya sibuk membereskan buku buku yang akan diperlukan. Karena keduanya saat ini masih sama sama menggelar setatus pelajar menengah atas.

"Jauh jauh Lang, Lo buang panggilan itu." Balas Ilham santai, dengan tidak memberhentikan pekerjaan nya

"Kenapa, orang tua kita sama bukan ??"

"Bedanya gue anak kandung, dan Lo anak Nemu."

Ilham lagi lagi tersenyum, entahlah setiap kali Gilang memakinya ini terasa lucu baginya.

"Iya, dan gue menang atas gen nya."

Ilham tersenyum puas, karena banyak yang bilang wajahnya sangat mirip dengan inne, ibu dari Gilang. Sedangkan Gilang sama sekali tidak mempunyai kemiripan dengan inne apalagi Ananda

*Buagh!

Fisiknya kembali dihantam oleh Gilang. Jika sudah merasa kesal Gilang selalu menghakiminya, hingga hampir sekujur tubuhnya sudah mengenai pukulan dari tangan Gilang sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-C0ret4n H4rian-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang