-sad-

1 2 0
                                    

Eiitss...

Yang suka ultramilk fullcream, cung tangan👉🏻

Happy Reading😎

•••••

Sudah menunjukan waktu 19.00 WIB, Lacia menelpon Dita sampai larut malam.

"Gue happy banget woi."

"Moso? Perasaan tiap hari lo emang happy mulu," ucap Dita lewat telpon.

"Kali ini happynya beda dong,"

"Iya iya, terserah lo."

"Eh, kita live di ig yok?"

"Emangnya ada yang mau nonton jam segini?" tanya Dita, Lacia mengecek jam yang sudah menunjukan jam 22.18 WIB.

"Coba-coba aja dulu dah."

"Ayo gas."

•••••

Pagi ini di kelas Lacia sibuk mengerjakan tugas matematika yang kemarin, dia lupa karena keasikan main telegram dan telponan sama Dita.

"Cia, mantan terindahmu nyariin tuh," ucap Tiya teman sekelas Lacia, Lacia yang terpanggilkan langsung menoleh ke arah luar kelas, dan benar, sudah ada Riza di depan kelasnya.

Lacia langsung menemui Riza, "kenapa, Za?" tanya Lacia to the point.

"Pulang sekolah, bareng gue, bisa?"

"Bisa, kebetulan papa gue lagi ada urusan di kantornya jadi gak bisa jemput gue."

"Oke, ntar pulang langsung ke parkiran," Lacia hanya menanggapi dua jempol, sesudah itu Riza langsung pergi menuju kelasnya.

"Gak ada ekspresi, ngeri euy."

Tidak lama dari itu, bel jam pertama berbunyi.

•••••

"Woi Lacia, gue ketinggalan berita, katanya lo di ajak Riza pulang bareng?" tanya Dita sambil berkacak pinggang.

"Santai."

"Gue serius kampret."

"Iya iya, gue di ajak Riza pulang bareng, hebat kan pelet ikan gue," ucap Lacia membanggakan diri.

"Anjir, bisa-bisanya di ajak pulang sama mantan, pas pacaran malah gak pernah, aneh," ujar Dita.

"Biarin aja, rezeki jangan di tolak."

"Tapi kenapa ya Riza tiba-tiba ngajak pulang bareng?" sambung Lacia sambil berpikir dan diikuti Dita.

"Mungkin ada something yang mau di omongin sama dia, Cia."

•••••

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan dimana-mana, Lacia langsung menuju parkiran sesuai perjanjiannya sama Riza tadi.

"Ya Allah, kalo Riza bikin air mata berlian Lacia terbuang dengan sia-sia, nanti Lacia mau nyantet dia, maafin Lacia, Ya Allah," ujar Lacia di dalam hati sambil menutup matanya.

"Lo ngapain nutup mata segala hm?"

Lacia yang masih setia menutup matanya kaget, "kek suara Riza," ujar Lacia.

"Gue emang Riza, bego."

"Buka mata lo, malu-maluin aja" sambung Riza.

"Hehe, santai Za, makasih btw dah ngajak pulang bareng," ucap Lacia, Lacianya langsung memasang helm yang diberikan Riza tadi.

"Buruan naik."

Selama di perjalanan, Riza dan Lacia diam tak ada yang ingin membuka topik, rasa canggung menyelimuti mereka.

Dan tiba-tiba motor Riza berhenti di dekat streetfood, "mau mampir dulu atau langsung pulang nih?" tawar Riza, membuat Lacia tersenyum lebar.

"Mampir aja yok, jarang juga gue beli jajanan disini."

"Oke, ayo Cia."

Lacia dan Riza dibuat bingung, karena disini tempatnya surga makanan, dan mata Lacia tertuju pada satu makanan, yaitu telur gulung.

"Riza, gue pengen telur gulung," tunjuk Lacia, dan Riza langsung mengajaknya.

"Mang, sepuluh tusuk telur gulung ya," ucap Riza.

"Oke, dek."

Tidak menunggu waktu lama, Lacia sudah siap menyantap telur gulung itu, saat Lacia hendak mengeluarkan uang, "gue aja," ujar Riza dan Lacia langsung mengucapkan terima kasih.

"Habisin telur gulungnya ya."

"Eh? Lo gak makan juga?"

"Iya, itu khusus untuk lo, selamat makan manusia cantik."

Ucapan Riza membuat Lacia membeku di tempat, dulu saat mereka pacaran tidak pernah seperti ini dan komunikasi juga jarang, tetapi Riza sangat menjaga perasaan dan hatinya Lacia.

"Riza?"

"Gue ajak lo pulang bareng, karena gue mau pamit."

"Pamit? Kemana, Riza?"

"Gue mau ikut nyokap ke Jepang," lirih Riza, ia menundukan kepalanya dan mengepal kuat kedua tangannya.

"Jauh banget, maaf sebelumnya, ada problem atau gimana?" tanya Lacia dengan sangat pelan dan hati-hati.

"Bokap nyokap gue cerai, Cia."

"Gue selama ini gak betah di rumah liat mereka yang selalu berantem di depan gue sendiri, gue anak tunggal, dan gue bingung mau ngeluapin emosi gue sama siapa, mau curhat sama siapa."

Lacia yang mendengarkan hanya bisa menahan tangis, dia merasa sangat bersalah, seharusnya dulu ia tidak pernah memainkan perasaannya Riza, Riza membutuhkan kasih sayang.

"Maafin gue Za, gue dulu gak pernah ngehargain perasaan lo yang sebagai pacar gue."

"Gapapa, yang penting jangan di ulangin lagi oke?"

"Siap."

"Kapan lo mau ke Jepang, Za?" tanya Lacia.

"Besok, gue pergi."

Lacia terkejut lagi saat mendengar perkataan Riza tadi. Besok? Secepat itu?

"Za? Kenapa secepet itu, gue aja belum puas untuk minta maaf sama lo," isakan tangis dari mulut Lacia terdengar, membuat Riza sedikit tidak tega.

"Maaf, gue baru bilang sekarang, tapi gue beneran gapapa, lo tetep semangat ya, cari cowo yang lebih baik dari gue, udah jangan nangis," ujar Riza dan mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata Lacia.

"Riza, lo manusia hebat."

•••••

Gimana part ini?

Satu kata untuk Riza 👉🏻

Satu kata untuk Lacia 👉🏻

Satu kata untuk Dita 👉🏻

See u di part selanjutnyaa😎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LACIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang