Chapter 4

35 3 0
                                    

_Happy reading_

Huff pusing banget mau lanjut apa ga, soalnya pembaca sebelumnya pada ga tau aku lanjut di sini.






Oke lanjut.....

Rosé di buat kaget dengan kedatangan pria yang menolongnya, ya tapi dia juga bersyukur ada yang menolongnya.

"Mau sok jadi pahlawan kamu?" Menatap seorang pria yang mencoba melindungi gadis yang ia hadang.

Bugh
Tiba-tiba saja salah satu dari mereka langsung memukul, dan terjadilah perkelahian yang membuat rosé semakin ketakutan dan bingung harus melakukan apa. Sedetik kemudian rosé pun berlari untuk meminta bantuan.
Sedangkan lelaki itu tampak sudah lelah dan wajahnya di penuhi luka dan memar². Namun rosé belum juga kembali.

Beberapa menit kemudian rosé pun kembali dengan orang-orang yang sepertinya akan membantu.

"Sial!" Umpat salah satu dari mereka yang busa di bilang mungkin bos mereka.
Sedangkan orang-orang tadi tampak mengejar bamun sudah terlambat. Tadinnya rosé ingin menghubungi polisi, namun handphone nya mati, dan sedangkan tadi dia sangat kesusahan mencari bantuan karena lagi sepi.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya rosé,. Namun tak dapat balasan dari sang pria, dan malahan dia hanya menatap rosé datar

"Lain kali hati-hati kau menyusahkan" ucapnya ingin pergi namun di tahan oleh rosé.
"Yak kau mau kemana?" Mengerutkan keningnya dan ber ekspresi wajah yang Bingung " lukamu biar aku obati dulu" lanjutnya

"Tidak usah" melangkah pergi, tapi lagi-lagi dia mendengar suara hadis itu.

"Baiklah kamsahamndia " ucap rosé membungkukkan badan. Sedetik kemudian dia menyadari bahwa dia belum tau namanya.
"Namamu siapa" tanya rosé sedikit berteriak kala melihat sang pria siang ingin memasuki mobilnya.

"Suga" jawabnya sebelum masuk ke mobil dan menancapkan gas pergi dari tempat itu.

"Ahh semuanya terimakasih banyak telah mau membantu saya"- lagi - lagi rosé membungkukkan badannya kepada orang - orang yang sudah membantunya.

"Kita memang seharusnya saling membantu"- ujar pria yang nampak sudah sedikit menua, dan di angguki yang lainnya.

"Sekali lagi terimakasih banyak"- ucap nya dengan tersenyum manis

"Yasudah kalau begitu kami pula dulu ya, jaga dirimu baik - baik"- nampaknya khawatir "atau mau di antar pulang"- tawarnya.

"Ah tidak usah aku bisa pulang sendiri lagian rumahku tidak jauh dari sini"- rosé menggelengkan kepalanya.

" Ya sudah kalau begitu kami pulang dulu ya, kamu hati hati pulangnya"-mulai pergi, rosé hanya menatapnya dengan tersenyum. Sekarang hanya dia yang tinggal di tempat itu.
Dan dia teringat dengan si pria tadi.

"Ternyata namanya Suga, baik juga tapi menyebalkan Huffff"
"Lebih baik aku pulang saja"-pergi dari sana.

Saat sampai di rumah dia memasuki gerbang yang sudah di bukakan oleh penjaga, saat dia masuk ia melihat pria paruh baya duduk di sofa, siapa lagi kalau bukan sang appa.

"Sudah pulang nak? Kemarilah"- ucapnya seraya mengulurkan tangannya. Melihat itu rosé pun duduk tepat di sampingnya
"Kenapa lama sekali pulangnya hmm? Tidak seperti biasanya"- mengusap kepala putrinya dengan lembut. Sungguh rosé sangat bingung ingin menjawab apa, Karena mana mungkin ia mengatakan bahwa di jalan ada kejadian seperti itu yang dia alami, bisa - bisa dia tidak di beri izin lagi untuk bekerja.

"Tidak apa-apa appa"-terpaksa berbohong.

"Kaalu begitu pergilah ke kamarmu dan bersihkan badanmu dan turun lah makan"-pintanya "appa sudah makan, appa ke kamar dulu ya"-ucapnya seperti mengerti apa yang akan rosé katakan

"Nee aku akan ke kamar"-pergi dari sana.


Saat ini beralih lagi ke Suga yang terlihat sedang bersama ibunya duduk dengan ibunya yang mengobati lukanya.
" Aigo lain kali kalau ada kejadian seperti itu laporkan saja ke polisi apa susah nya si"-eommanya yang terlihat khawatir sekali dengan keadaan putranya, bagaimana tidak Suga tadi pulang dengan lebam di wajahnya yang membuat hati ibunya sangat khawatir.

"Ini hanya luka biasa eomma, aku pergi dulu ya ke kamar"- tersenyum lalu mulai pergi dari hadapan sang ibu

"Ckk anak itu ada - ada saja tingkahnya"-ibunya hanya bisa geleng² kepala melihat putranya yang seperti itu.

Suga POV

Saat ini ia sudah duduk tenang di atas kasur dengan tangannya yang menggenggam foto seorang gadis canti.

"Irene aku merindukan mu"- mengusap foto yang ia pegang. Dia sangat merindukan gadis yang ada di foto itu ya g merupakan kekasihnya sewaktu gadis cantik itu hidup.

Tak ingin sedih terlalu lama akhirnya ia memutuskan meletakkan foto itu kembali dan ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan mulai terlelap di atas kasur empuknya.


-
-
-
-
-
-
-


Mohon maaf kalau chapter ini pendek banget, soalnya lagi sibuk parah, dan mohon maaf juga kalau ada typo.

Gimana ceritanya? Gj ya, maaf saya baru pemula.
Terimakasih banyak sudah mau membaca jangan lupa ya tinggalkan jejak dengan cara vote✨🦋

Byeee sampai jumpa di chapter selanjutnya❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY ROSÉ🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang