Terpaut jarak

5 0 0
                                    

Malam itu begitu sunyi dan gelap tetapi masih ada cahaya lampu samar-samar menyelinap keluar dari pintu kamar tidur. Terlihat seorang gadis dengan baju tidur bermotif panda duduk di hadapan meja belajarnya, menatap lurus ke arah layar laptop tak menghiraukan dinginnya malam.Hanya dia dan jari jemari yang menari nari di atas keyboard,merangkai huruf dan kata hingga menjadi kalimat dari sebuah cerita. Sella sedang fokus menulis, menuangkan semua kenangan dan isi hatinya dalam cerita. Tenggelam dalam perasaannya sendiri,memutar kembali setiap momen yang dia rasakan bersama orang spesial dalam hidupnya. Jam dinding yang berdetak tak terdengar oleh telinganya, pesan yang masuk di layar ponsel tak dia hiraukan.

Setelah cukup lama ada dalam dunianya sendiri kini sudah waktunya Sella menekan tanda titik sebagai akhir dari cerita yang dia tulis. Bangkit berdiri sebentar merilekskan otot yang kaku akibat terlalu lama duduk. Dia membaringkan diri di kasur sembari mengecek WhatsApp, menggulir satu persatu pesan yang masuk. Mata Sella terbelalak melihat pesan dari orang spesial yang baru saja dia tulis dalam ceritanya. Secara otomatis tubuhnya bangkit dan berada pada posisi duduk,meyakinkan kembali apa yang dia lihat.

Daze
[Sel ada waktu nggak,bisa temenin gw nugas?]

Sebuah pesan singkat yang sudah dikirim hampir sejam yang lalu. Seketika Sella tertegun, entah apa kata yang bisa menjelaskan perasannya. Dia merasa rindu,kecewa dan bodoh sebab melewatkan kesempatan untuk berbincang dengan orang spesial yang sangat dia rindukan. Perasaan bersalah memenuhi hatinya,dia segera meminta maaf dan menjelaskan alasan mengapa dia terlambat membalas pesan.

Sella
[Eh sorry banget Daze,tadi gw lagi nulis dan ngga sempet buka chat]
[Sekali lagi sorry ya,duh bego banget sih gw:( ]

Dia membalas  dengan penuh rasa bersalah karena dia berfikir Daze akan marah.

Daze
[Udah jangan nyalahin diri gitu,bukan salah Lo kok]

Sella merasakan angin hangat seperti masuk ke dalam hatinya saat membaca kalimat tersebut. Seketika dia merasa dipahami sekaligus lega. Tetapi dia tak mampu mengucapkan kata rindu atau meminta waktu untuk berbincang melalui telpon.

Sella
[Okedeh kalo gitu,sekali lagi sorry ya]

Daze
[Iya gapapa,bisa call bentar?]

Sebuah ajakan yang tak mampu Sella utarakan sekarang dengan mudahnya terpampang di depan matanya. Sekali lagi rasa hangat dan senang muncul dalam hatinya, perlahan jarinya mengetik balasan pesan.

Sella
[boleh]

Daze
[Oke]

Panggilan video masuk dari Daze~
Tanpa ragu Sella menekan tombol hijau. Terlihat di seberang layar seorang pria dengan baju kaos berwarna putih dan celana pendek sedang merapikan rambut yang masih basah sehabis keramas melihat ke arah Sella dan menyapa.

Daze
{Hi,gimana kabar disana?}
Sebuah awal yang singkat namun bermakna

Sella
{Baik,kalo lo gimana?}

Daze
{Gw baik-baik disini,btw gw turutin saran Lo,gw jadi beli toner loh..}

Stella tersenyum teringat bahwa dia sempat memberikan saran untuk menggunakan toner agar  skincare routine Daze jadi lebih lengkap. Sebuah hal kecil yang dia ucapkan dan diingat bahkan di turuti membuat Sella merasa begitu dihargai.

Terlihat di layar ponsel Daze sibuk menunjukkan dan menjelaskan toner yang bertuliskan bahasa asing. Sella tak mengerti  dan tak bisa membaca huruf asing yang terpampang di kemasan toner. Tapi dia setia mendengarkan penjelasan Daze. Obrolan mereka dipenuhi dengan canda tawa,segala  hal bisa mereka jadikan obrolan.

Daze terlihat lebih mendominasi pembicaraan dan Sella mendengar dengan seksama. Keduanya sangat bertolak belakang. Daze adalah orang yang pendiam di depan orang lain tapi banyak bicara saat bersama Sella. Begitu pula sebaliknya Sella adalah orang yang banyak bicara di depan orang tetapi lebih banyak mendengar saat bersama Daze.

Tak cukup beberapa jam untuk mereka berbincang,tetapi apalah daya keduanya harus mengakhiri pembicaraan. Terlihat rindu yang tak terucap di antara keduanya. Di saat yang bersamaan perasaan hangat dan lega terlihat dari mata mereka. Seakan berkata "syukurlah kamu baik-baik aja disana".

Terkadang kita dipisahkan untuk dipersatukan kembali.Memang raga ini berjauhan tetapi jiwa terasa kembali menyatu saat melihat senyumu dan matamu yang indah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terpaut jarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang