02

34 4 5
                                    

Kini Barka tengah terlentang di tempat tidurnya dengan kaki yang menjuntai kebawah. Ntah kenapa pikirannya selalu tertuju pada sosok gadis ber hoodie biru yang sedari tadi menjadi perhatiannya.

Ada rasa aneh yang muncul saat menatap mata gadis itu meski hanya sekilas.

"Den, ditunggu nyonya dibawah, makan malam sudah siap" Ucapan bi tari membuat Barka tersadar dari lamunannya.

"Iya bi" Lelaki itu berjalan menuju meja makan yang kini sudah terdapat kedua orang tuanya, memang Barka merupakan putra tunggal adelion.

" Malam ma, pa" Ucap Barka sembari memeluk sang mama dan mendudukkan dirinya disamping Erlan, papanya.

"Eh malam sayang" jawab wanita parubayah yang masih terlihat cantik itu, sang nyonya adelion, Marisa artari adelion.

"Bar, kapan kamu mau nerusin perusahaan papa?" tanya Erlan disela -sela makannya membuat Barka menatapnya.

"Pa, Barka kan masih sekolah, kasihan nanti dia nggak bisa fokus ke sekolahnya." Jawab Marisa saat melihat wajah melas snag putra yang menatap kearahnya.

" Tau papa nih, nanti kalau udah waktunya Barka juga bakal terusin kok, Barka mau fokus sekolah dulu" Jawab Barka setelah mendengar pembelaan sang mama.

"Halah gayamu Bar, disekolah juga paling kamu kerjaanya ngisengin pak mamat si guru bp itu, atau nggak ya buk siti kan?" Yang dituding hanya cengengesan tak jelas.

" Bukan ngisengin lah, cuma nambah kenangan aja biar nanti kalau Barka lulus, mereka bakal nginget Barka terus" Sanggah barka.

"Terserahmu lah Bar" Ucap sang papa membuat barka memgedipakan sebelah matanya pada sang mama yang mendapat acungan jempol dari sang mama dan gelengan kepala dari sang papa.

Setelah selesai makan malam Barka melihat sang mama yang tengah duduk di ruang tamu dengan ponsel ditangannya.

" Papa mana ma?"

"Lagi ngurusin laporan kantor" jawab Marisa yang masih fokus dengan benda pipih yang berada di tangannya.

" Mama lagi ngeliatin apasih serius amat? " dengan mendudukan dirinya disamping sang mama mengintip gerangan apa yang membuat mamanya se fokus itu.

"Mama tuh lagi seneng baca cerita-cerita online penulis baru yang lagi viral, ceritanya itu loh selalu bikin pembacanya tersentuh" Jelas Marisa dan memperlihatkan ponselnya pada sang putra.

" Apalagi ya bar, denger-denger penulisnya tuh masih muda, masih sekolah kayaknya seumuran kamu deh bar, mana cantik juga, ih pengen banget deh mama ketemu" Barka bisa melihat keantusiasan sang mama saat menceritakan tentang 'sang penulis viral' , barka melihat ke arah ponsel sang mama yang menampilkan sang nama pena penulis

"Jingga semu" Gumam Barka.

"Tapi sayang, semua ceritanya belum ada yang dibukukan, padahal mama yakin kalau dibukuin pasti bakal laris sih" Barka mengerutkan keningnya mendengar cerita Marisa.

" Lagian tumben amat mama baca gituan"

"Ya semenjak papa kamu ngelarang mama buat nggak terlalu sering ke butik jadinya mama gampang bosen, eh tante Mita saranin mama buat baca beginian" Jelas Marisa membuat Barka menganggukkan kepalanya.

"Ngomongin tentang butik, siapa yang bakal Handel? " Bukan kenapa Barka bertanya seperti itu, karena mamanya ini merupakan seseorang yang sulit sekali percaya pada orang dalam hal pekerjaan.

Apalagi butik ini adalah hasil kerja keras Marisa sendiri, terlahir dari keluarga berada tak membuatnya menjadi anak yang manja, Marisa membuktikan bahwa dirinya bisa berdiri sendiri diatas kakinya.

"Untuk sementara ini masih tante Mita yang meng Handel sebagai asisten mama, mama masih belum nemu orang yang cocok buat megang butik mama"

Barka mengangguk mendengar penjelasan snag mama, benar bukan tebakannya tadi?

"Gimana sekolahnya bang?" Tanya Marisa sembari menutup ponselnya dan menatap snag putra.

"Makin kesana makin kesini ma" Marisa mengerutkan keningnya mendengar jawaban Barka yang melantur, seolah mengerti jika mamanya kini tengah bingung pun Barka menjelaskannya.

" Ya gitu ma, makin kesini peraturan makin di perketat, masa iya, barka tadi pagi hampir kena hukum pak mamat lagi karna telat, padahal telatnya cuma dikit" Jelasnya membuat sang mama tersenyum aneh.

"Dikitmu itu beda sama dikit orang lain bae"

"Beda apanya sih ma, orang Barka cuma telat satu jam setengah kok" Nah kan.

Marisa adanya menggeleng mendengar penuturan snag putra yang aneh tapi tampan itu.

"Barka ke atas dulu mah"

"Okey, selamat malam sayang" Ucap Marisa amengecup pelan kepala snag putra.

" Malam ma"-balas Barka mengecup pipi sang Mama.

Sesampainya di kamar barka langsung saja merebahkan dirinya dikasur besar miliknya.

Tuing

Suara notifikasi dari pknselnya membuat barka membuka benda pipih itu.

Dingganjing.
Bar
Kali ini biar nggak dadakan pokoknya gue mau minggu depan lo harus jadi pengisi acara lagi dalam live music gue.

Cot
Mls.

Sabar banget gue punya temen kayak lo

Lo yang sabar?
Gue yang sabar anjing.

Dih mana ada sabar Tapi ngomong kasar?

Gue ngetik ga ngomong.

Terserah tuan muda adelion aja deh.
Yang penting gue nggak mau tau lo harus jadi pengisi acara.

Emang tai lo. √√

"Gue emang orang tersabar didunia ini" Gumam lelaki itu menutup ponselnya dan berjelejah kedalam mimpinya.

~~~~~~~

Dilain sisi lain kini seorang gadis tengah bergulat dengan laptopnya, mengetik kata demi kata hingga membentuk susunan kalimat yang indah, dengan earphone yang melekat dikedua telinganya.

Jemari lentiknya bergerilya di atas keyboard nya, menguatkan perasaannya dan mencurahkan isi hatinya hingga menjadi sebuah cerita nan enak dibaca.

"Hah, akhirnya selesai juga" Dengan menutup laptopnya gadis itu tersenyum seakan puas dengan hasil karya dari tangannya tersebut.

Melangkah menuju kasurnya dan merebahkan dirinya.

Tersenyum sendu menatap langit-langit kamarnya, menghela nafas berat dan kemabli tersenyum, senyum yang terlihat lebih cerah.

" Jika hari esok tiba, dan semoga akau masih bisa melihatnya, hanya satu yang aku minta, semoga diperkuat nya rasa sabar dan sayang yang melimpah dan dijauhkan nya dari rasa benci yang ada." Ucapnya lirih dengan mematikan lampu kamarnya dan terlelap dalam mimpi Indahnya.

~~~~~~~~


















-tak ada kata lelah, tak ada kata menyerah, yang ada hanyalah berusaha untuk selalu tertawa. -
-Madam bulan
14 juni 2022

Bersambung......

Spam comment disini👉








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Are You Holding OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang