D

669 66 0
                                    

Dering ponsel di tangan nya sudah terdengar 10x lebih siang hari ini, entah apa yang membuatnya sangat malas hanya untuk menggeser tombol merah atau hijau di layar ponselnya, sepertinya tong sampah di sudut ruangan lebih menarik

dering nya berhenti beberapa saat lalu, kali ini ia hembuskan nafas panjang untuk yang kesekian kalinya, moodnya sedang tidak bagus, ia ingin sesuatu yang manis untuk memperbaiki mood nya siang ini

"tuan minho?" panggil seseorang, minho menoleh

"bagaimana tuan?" lanjutnya, kening minho berkerut heran

"apa yang bagaimana? sejak kapan kau ada disini?"

"saya sedang meminta persetujuan anda untuk proyek selanjutnya, saya sudah disini 10 menit yang lalu tuan"

"maaf, diskusikan dulu saja dengan sekertaris ku" ujarnya lalu kembali melamun menatap tong sampah disudut ruangan

"tapi tuan.."

"mood ku sedang tidak bagus untuk bahas pekerjaan jadi nanti sekertaris ku yang akan menyampaikan proyek yang kamu bicarakan"

"aduh cape gue, lee minho please gue sekertaris lo"

minho kembali menoleh sekali lagi, hembuskan nafas frustasi, lalu pijat ringan kepala nya sendiri

"lagian sopan banget gue kira karyawan"

"formalitas nyet"

"firmilitis nyit"

"kalo stress mending healing dulu bentar jalan keluar, ni cuaca sekarang lagi ga terik ga mendung juga, adem nih suasana enak buat naikin mood"

"betul juga gue keluar dulu dah"

minho beranjak dari kursi nya, melepas dasi yang sedari tadi menyesakan lalu membuka kancing atas kemeja yang ia pakai

"temenin ga nih?"

"nope, tumben baik lo yeon minta naik gaji mah bilang, btw titip kantor oke" ujarnya lalu ia menghilang dibalik pintu

yang dipanggil 'yeon' cuma ketawa terpaksa

"kagak digaji juga gue udah tajir" ucapnya kemudian bereskan berkas berserakan di meja minho

"berantakan banget najong" cocotnya kemudian

****

Niat minho cuma memperbaiki mood nya dengan berjalan jalan, makan sesuatu yang manis, dan bersantai sebentar, tapi pikirannya lagi beneran kosong melompong perkara gaada mood jadi minho cuma ikuti kemana kaki nya melangkah, sampe ga sadar dia udah masuk dan duduk manis di sebuah cafe dengan nuansa merah muda

"ingin pesan apa tuan?" tanya seorang pemuda dengan rambut coklat gelap yang ditata rapih memperlihatkan jidatnya dan pakaian formal

"ga cocok" komentar minho dalam hati seusai perhatikan pemuda tersebut

"bawain semua yang manis ke meja ini" kata minho lesu kaya ga ada nyawa

si rambut coklat hanya berkedip heran

"anda yakin tuan?" tanya nya memastikan, takut-takut jika nanti minho akan kabur lewat jendela toilet

minho melirik membaca raut khawatir si pelayan lalu keluarkan black card miliknya "saya ga akan kabur lewat jendela toilet ambil aja kartu nya kalo mau"

si pelayan membungkuk hormat, ambil kartu milik minho lalu segera memproses pesanan minho

"gila ni orang" batin si pelayan baru kali ini bertemu "crazy" rich asli

hanya berselang beberapa menit satu persatu makanan dan minuman manis memenuhi meja dihadapan minho, aroma es krim mint choco tiba-tiba mengetuk isi hati minho

dumbest richTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang