Is It a Propose?

90 4 0
                                    

=====
Pairing : FigaMi (Figaro x Miushy)

Warn : deep kiss! Dan berisi spoiler dari story card figaro "I Want to Make You Happy"
=====

Rutile menangis sesenggukan ketika Miu menceritakan cerita romantis mengenaskan yang berasal dari dunianya dulu. Manik merah milik nya sedikit mengerut begitu pula dengan alisnya, tangannya menepuk-nepuk pelan bahu Rutile berusaha untuk menenangkan sang pemuda yang bernotabe sebagai guru.

"Sudah Rutile, jangan menangis itukan hanya cerita" ucap Miu dengan halus yang malah mendapatkan rengekan dari pemuda di depannya. "Walau itu cerita tetapi itu terlalu mengenaskan!" Seru si surai pirang berusaha memberhentikan titikan air mata yang terus keluar dari manik indahnya, "Rutile? Kenapa kau menangis" seketika muncul seorang yang telah gadis ber-pony tail itu tunggu-tunggu, iya Figaro siapa lagi kalau bukan kakek menyebalkan satu itu yang ntah hilang kemana, sampai akhirnya ia menunggu dikamar si surai biru keabuan kemudian bertemu dengan Rutile, dan beginilah sekarang situasi nya.

Miu menghela nafas kecil, yah bagaimanapun juga ia harus menjelaskan situasinya kepada kakek yang satu itu, "jadi Rutile memberitahuku dongeng tentang putri duyung, dan karena itu aku teringat oleh dongeng yang ada di duniaku dulu aku ceritakan kepadanya. Di saat aku selesai menceritakannya, tiba-tiba ia menangis sesenggukan" jelasnya panjang kali lebar, Figaro menganggukkan kepalanya paham, "habis ceritanya sangat kejam" sahut Rutile yang sedikit lebih tenang sekarang walau pipinya masih di bahasi oleh air mata.

"Memang nya cerita seperti apa?" Tanya pemuda tampan yang bernotabe sebagai dokter itu menatap gadis manis di depannya penasaran, "seorang putri duyung menyelamatkan pangeran yang tenggelam, kemudian untuk menjadi manusia dan selalu berada di samping pangeran itu ia menumbalkan suaranya kepada penyihir. Namun, cerita berakhir dengan dia yang berubah menjadi seafoam dan menghilang" Miu kembali menjelaskan mendapatkan Figaro mengangguk paham seakan telah memecahkan sebuah puzzle yang sangat sulit, "aku bisa mengerti mengapa Rutile sangat kesal, ceritanya terlalu kejam" ujar si surai biru tua keabuan itu maniknya menatap Rutile dengan lembut tangannya ia istirahatkan di surai pirang dan mengelusnya.

"Rutile, ayo jangan nangis lagi memang ceritanya sedikit kejam" ujarnya berusaha menenangkan pemuda yang jauh lebih muda darinya, "Figaro sensei, kau tahu aku bukan anak kecil kan?" Jawab Rutile membuat sang dokter terkekeh. 'ah aku jadi nyamuk di sini' batin Miu sedikit gusar walau wajahnya menampakkan senyuman seperti biasa, manik merahnya menatap kedua pemuda itu dengan tatapan sedih. Kepalanya mengingat masa-masa dimana ia dan guardiannya seperti itu dulu 'jika saja paman masih hidup pasti ia akan melakukan hal yang sama kepadaku' pikirnya masih menatap pait pemandangan di depannya tanpa menyadari sedari tadi sang dokter memperhatikan nona manis yang termenung itu dalam diam.

"AH!" Seru Rutile membuat kedua sejoli yang berada di ruangan itu tersentak "ada apa Rutile?" Tanya Miu terheran-heran, "aku punya ide! bagaimana kalau aku membuat akhir cerita yang baru untuk putri duyung itu?" Ucap sang guru dengan mata nya yang berkilau, terkekeh sang gadis pun menganggukan kepalanya "ide yang bagus" jawabnya singkat. "Aku akan pergi mencari Chloe, agar kita bisa memikirkannya bersama. Terimakasih telah menceritakan cerita ini kepadaku Miushy sama" setelah berkata seperti itu dengan terburu-buru si surai pirang pergi meninggalkan gadis mungil dengan kakek bermanik abu-abu sendiri di ruangan.

Suasana ruangan menjadi hening atas kepergian Rutile, manik indah sang gadis pun melirik kearah Figaro mendapatkan sang pemuda yang tengah tenggelam dalam pikirannya. "Ada apa Piga?" Tanya Miu penasaran "ah tidak, aku hanya memikirkan apa yang akan aku lakukan jika aku adalah penyihir yang ia datangi untuk meminta bantuan," menjeda kalimatnya sebentar ia pun mendekat kearah gadis yang lebih pendek darinya. "Aku pikir aku akan menyihir agar pangeran jatuh cinta padanya pada pandangan pertama," lanjutnya kemudian memberikan kedipan mata genit kepada lawan bicaranya.

Miu terkekeh, sangat Figaro sekali begitu pikirnya. "Putri duyung nya akan langsung mendapatkan akhir yang bahagia kalau begitu" masih dengan tawa sang gadis menatap dokter di depannya geli, "tentu saja, dokter ini sangat menyukai akhir yang bahagia" dengan bangga Figaro menampakkan senyuman konyolnya. "Tapi bagaimana kalau kamu bukan sebagai penyihir nya, melainkan sebagai putri duyung itu sendiri?" mendengar pertanyaan sang gadis membuat pemuda itu terdiam sejenak, "jika aku berada di posisi putri duyung, aku akan membuat pangeran bersumpah cinta abadi padaku di saat dia akan mati. Jika tidak, aku tidak akan menyelamatkannya," jawabnya kemudian, manik abu-abu milik kakek itu menatap lurus kearah Miu. Sang gadis sedikit bergidik kembali mengingat fakta bahwa kakek satu ini dulunya merupakan penyihir dari utara, 'kakek ini sangat licik' batin gadis mungil itu.

"Kalau begitu bukannya si pangeran akan terpaksa mencintai putri duyung?" Tanya nona manis yang menatap heran kearah dokter di depannya, "tidak apa-apa bukan? Aku tidak mencoba menulis akhir yang bahagia seperti Rutile. Aku hanya berpikir kalau itu menyedihkan baginya untuk menjalani kehidupan di mana dia, sendirian, menghilang di lautan" Figaro menatap sayu kearahnya. Miu terdiam, lagi-lagi pemuda yang ia cintai mengeluarkan tatapan menyedihkan itu, tatapan kesepian seolah ia tidak punya tempat dimanapun.

"Tapi aku pikir akhir yang bahagia akan lebih baik, lagipula aku dokter yang baik bukan?" Lanjutnya kembali tersenyum konyol, sang gadis terkekeh pait menatap dokter itu dengan tatapan tidak percaya. "Yah, aku pikir juga begitu" jawab Miu pada akhirnya, "yakan? Jadi tolong tetap di sisiku sampai akhir," walau ia mengecilkan suaranya diakhir tetap saja gadis mungil ini bisa mendengarnya karena hanya ada mereka di ruangan yang sepi itu. Manik merah indah milik gadis itupun menatapnya lembut, "kamu sangat licik Pigawo" ucapnya kemudian memanggil pemuda itu dengan sebutan manja yang ia buat.

Terkekeh geli, tangan sang dokter terulur mengelus pipi sang gadis yang sangat ia cintai. Ia tidak mau kehilangannya, ia ingin Miu selalu ada di sisinya. Baru kali ini Figaro benar-benar merasakan perasaan seperti ini, perasaan dimana ia tidak mau kehilangan seseorang, dimana ia tidak mau menyerah semudah itu kepada sang gadis, dan dimana ia merasa bahwa ia mempunyai tempat untuknya menetap dan tinggal. Miu balas memegang tangan si kakek yang tengah mengelus pipinya, "aku tidak akan pergi kemanapun, aku akan selalu ada di sini bersamamu Figaro" ucapnya kemudian.

"Apa ini? Apa Miu sama melamarku?" Jahil kakek itu dihadiahi tatapan memincing dari sang gadis, "kamu duluan loh yang bilang begitu" kesal surai coklat mengembungkan pipinya. Sedetik kemudian keduanyapun tertawa kecil, ah... Figaro benar-benar tidak ingin gadis di depannya ini pergi. Senyuman manis yang dilemparkan Miu membuat sang penyihir dari selatan itu mendekatkan wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Miu kembali tersentak tatkala sang dokter memperdalam ciuman mereka, walau pada akhirnya sang gadis ikut hanyut kedalam permainan panas mereka.

Pintu di dobrak secara tiba-tiba memperlihatkan dua surai pirang dan merah, "Figa- HE!?" kaget Rutile membuat sang gadis panik. Miu mencoba melepaskan ciuman mereka, namun Figaro menahannya sehingga mereka tetap melakukan itu walau berada di depan Chloe dan Rutile. Beberapa detik kemudianpun si kakek melepaskan ciuman mereka, melihat nona manis yang sudah menjadi kepiting rebus di depannya dengan senyuman puas. Miu menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik dokter yang ia sayangi, sedangkan Figaro dengan senyuman hangat nya menatap kedua orang yang menganggu sesi panas mereka. "Apa kita mengganggu waktu kalian?" Tanya Chloe yang masih shock akan apa yang ia liat di depan matanya tadi, "tidak kok~ ayo sini, ceritakan tentang akhir bahagia yang kalian buat" kekeh Figaro tangannya tak berhenti mengelus pucuk kepala surai coklat yang kini sangat malu.

End

Is It a Propose? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang