chapter 1

1.2K 44 6
                                    

Aom POV

Pagi yang cerah menyinari kamarku. Badanku masih terasa pegal sehabis syutting kemarin. Untung saja syutting kemarin adalah syutting terakhir, jadi aku bisa bepergian dan tidak terlalu lelah untuk hari ini.

Kring..kring..kring..

Suara ponselku berdering, tidak mungkin dari ibu atau ayahku, pasti dari produser yang ingin aku memainkan film tersebut.

"Ya hallo" sapaku sambil mengangkat ponselku.

"Hallo..apakah ini aom sushar?" tanya seorang yang terdengar seperti lelaki.

"Ya tentu. Ini dari siapa?" tanyaku yang begitu heran pada lelaki tersebut.

"Saya adalah produser dari acara televisi full house" jawabnya yang sudah kuduga bahwa yang menelefonku akan mengundangku untuk memainkam acara tersebut.

"Dan?" tanyaku yang sebenarnya tau bahwa ia akan mengundangku.

"Dan saya akan mengundangmu untuk memainkan acara tersebut" jelasnya yang ingin sekali aku mengikutinya.

"Kapan saya bisa syutting?" tanyaku yang sedikit sinis pada produser itu.

"Hari ini juga, kamu bisa datang ke tempat syutting lalu menandatangani kontrak tersebut" jelasnya yang membuat aku pusing mendengarnya.

"Baiklah. Sampai jumpa" ucapku sambil menutup pembicaraanku dengan produser tersebut.

Kenapa harus begini. Hidup menjadi artis itu sangat sulit. Walaupun aku terkenal kemana - mana, tapi gak kayak gini juga kali. Huh! Menyedihkan...

Bagaimanapun juga aku harus mengikuti acara tersebut.

Setelah selesai mandi, aku langsung memakai baju dan pergi menaiki mobil.

Tak lama setelah itu, saatku berada di sebuah jalan, tiba - tiba saja macet. Apa yang harus ku perbuat, hmm...aku hanya menunggu.

Kring...kring...kring...

Siapa sih yang meneleponku? Jangan - jangan produser tersebut.

"Ya hallo" sapaku sambil mengangkat ponselku.

"Hallo. Aom, apakah kau jadi berkunjung kesini?" tanya suara wanita yang meneleponku. Aku yakin wanita ini adalah ibuku.

"Ibu. Hmm..mungkin lain kali" jelasku dengan rasa kebingungan.

Sebenarnya hari ini aku ingin menjenguk orang tuaku dan saudara - saudaraku, karna aku sudah selesai syutting. Tapi karena ada kontrak acara tv, aku tidak bisa kesana.

"Mengapa bisa terjadi? Apakah kau ada syutting lagi?" tanya ibuku dengan rasa heran.

"Iya bu. Maafkan aku karena aku tidak bisa menjenguk ibu dan ayah" ujarku dengan rasa bersalahku.

"Tak apa, kan bisa lain kali. Ibu dan ayah akan menunggumu setelah acara tersebut" jelas ibuku yang ingin aku tidak bersedih.

"Terima kasih bu" ucapku sambil tersenyum senang.

"Baiklah sampai jumpa" ucap ibuku sambil mengakhiri pembicaraanku padanya.

"Sampai jumpa" jawabku sambil mematikan ponselku.

Saat aku melihat ke depan, ternyata mobil - mobil berjalan. Aku pun ikut berjalan menuju tempat syutting.

Sesampainya di tempat syutting, is wow!!! Keren banget. Rumah yang berada di depanku begitu indah dan besar dengan pesona laut yang jernih. Apakah ini tempat syutting tersebut? Atau bukan? Tapi kulihat banyak orang di sekitar sini, seperti orang - orang yang sedang membereskan alat perlengkapan syutting.

"Aom, apakah itu kau?" tanya seorang lelaki yang membuatku berbalik badan dan menghadapnya.

"Mike, tentu ini aku. Kau sedang apa disini? Apakah kau ikut syutting juga?" tanyaku yang begitu heran.

Sorry ya aku belum memperkenalkan dia. Dia ini Mike pirath, panggil saja ia Mike. Dia ini adalah lelaki yang paling narsis di Thailand.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau sedang apa disini?" tanyanya dengan rasa yang sama denganku.

"Aku ada kontrak dengan produser tersebut. Kau sendiri apa?" jawabku dengan sekaligus bertanya padanya.

"Sama dengan kau" jawab Mike dengan singkat.

"Hei Aom, kau sudah datang" sapa lelaki yang ternyata produser yang tadi pagi meneleponiku.

"Pak produser, apa kabarnya?" tanyaku sambil membungkukkan sedikit badanku.

"Baik. Aom, apakah kau sudah kenal pada Mike?" tanya produser tersebut yang ingin aku berkenalan padanya.

"Sudah. Aku dan Mike ini adalah sahabat" jawabku yang tidak ingin diperkenalkan diri Mike padaku.

"Baguslah kalau begitu. Aom, sekarang kau pergi ke ruang make up karna sebentar lagi syutting akan di mulai" jelas produser tersebut yang membuatku berjalan ke ruang make up tersebut.

Saatku memasuki ruang tersebut, aku menemui wanita yang kalau tidak salah bernama Mitra.

"Aom" ucap Mitra yang sedang di rias.

"Mitra, kau ikut syutting juga disini?" tanyaku sambil duduk di sampingnya.

"Tentu. Kau jugakan?" tanya Mitra yang sedang di sisir.

"Ya" jawabku singkat yang sedang di pakai bedak.

•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|•|

Hai hai hai!!! Gimana kangen ya pada cerita baruku?? Maaf ya kalo sedikit tidak nyambung dan terlalu sedikit untuk chapter ini, biasalah kekuarangan ide *bukan kekurangan gizi -_-

Tolong kasih vote, komentar, kritik, dan saran. Plisss... Kasih ya untukku.

*See you

1/5/2015.

love in Aom SusharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang