"Ngurusin temen kelas yang terkenal judes dan serem dirumahnya? Apa-apaan kerjaan gue?!"
-
"Ganteng sih,"
"Tapi sayangnya manja,"
Viona memandang wajah Jay yang berjarak 2 meter itu. Pria dengan rahang tegas itu tengah fokus dengan buku di mejanya. Sesekali ia juga memainkan pulpennya. Ia tdk tau jika Viona sedang memerhatikannya.
Namun aksi Viona ternyata tertangkap basah, setelah Jay meliriknya dengan tajam. Viona yang kaget, buru-buru beralih ke bukunya. Dan ia langsung menunduk agar Jay tidak lagi meliriknya.
"Nyari mati lo Vin, untung aja Jay ga nyamperin trus marah-marah. Klo iya, mati gue," Gumam Viona sembari memukul kepalanya dengan pelan.
Setelah dirasa aman, Viona kembali duduk tegak. Tetapi, ia semakin kaget karena kini dugaannya benar.
Mata Viona membulat melihat siapa yang berada didepan mejanya. Jantungnya berdegup sangat kencang setelah melihat Jay menatapnya setajam elang.
"J-jay," Viona tergagap.
Jay namanya, menarik perhatian semua siswa dikelas. Kini ia menjadi pusat perhatian dikarenakan memotong waktu belajar.
"Lo ngapain ngeliatin gue?"
Viona terdiam seribu bahasa. Semua siswa memperhatikan mereka berdua, dan Viona benar-benar malu sekaligus takut.
"Gue ga ngeliatin--" ucapannya terpotong setelah Jay memukul meja Viona dengan keras.
Semuanya kaget. Melihat Jay dan juga Viona secara bergantian.
Viona menunduk, ia takut sekarang. Badannya bergetar hebat dan kesulitan untuk bernapas.
"Maaf," akhirnya ia mengaku, ia lebih baik jujur daripada sesuatu yang buruk akan menimpanya.
"Ikut gue!" Jay menarik tangan Viona tanpa aba-aba. Ia membuat Viona terpaksa berdiri dan meringis kesakitan.
"Awh, sakit Jay," Viona meringis sambil berusaha melepasnya dari tangan Jay. Ia mencengkram pergelangan Viona hingga kuat hingga Jay sendiri dapat merasakan nadi gadis tersebut.
Jay menariknya keluar kelas dan pergi menyusuri tangga ke bawah. Jay berhenti setelah mereka berdua sampai di gudang.
"Jay, mau kemana?" Viona semakin ingin kabur dari Jay. Namun ia mengabaikan ocehan Viona dan akhirnya masuk ke gudang. Dan tak lupa Jay untuk menutup pintu gudang tersebut.
Suara tikus menyapa mereka. Viona langsung teriak akibat kagetnya dengan kehadiran tikus-tikus tersebut.
Jay belum mengeluarkan sepatah katapun. Hingga Viona ia senderkan ke tembok dan Jay mengunci semua pergerakannya. Memastikan agar Viona tdk dpt kabur darinya.
Ditatapnya dengan tatapan mautnya. Viona semakin gemetar hebat. "Maaf Jay.." ia bahkan menghindari kontak mata dengan Jay.
"Please maafin gue. Gue janji ga akan ngeliatin lo lagi," mohon Viona yang benar-benar berasal dari hatinya.
Jay tidak menjawab, melainkan menatap Viona dalam-dalam dan tdk bersuara. Membiarkan Viona mengeluarkan apa yang ingin ia katakan.
"Please lepasin gue, Jay. gue takut hiks hiks," mohon Viona yang sedikit terisak.
"Apa kata lo?" Jay akhirnya mengeluarkan suaranya lagi. "Lepasin lo?" Kemudian Jay tersenyum menyeringai. "Ga akan,"
"Gausah nangis!" Gertak Jay yang semakin dibalas tangisan hebat oleh Viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Sitter (pjs)
Short Story"Ngurusin temen kelas yang terkenal judes dan serem dirumahnya? Apa-apaan kerjaan gue?!"