112

391 14 0
                                    

Begitu Haechan membuka pintu depan rumahnya, sudah ada Jeno berdiri sambil membawa sesuatu di dalam kotak.

"Happy anniversary, Haechan." Kata Jeno sambil nyodorin kue yang dia bawa ke hadapan Haechan.

"Ini apaan deh?" tanya Haechan heran. Masalahnya adalah dia sedang tidak ulang tahun hari ini. Dan apa barusan Jeno bilang? Anniversary?

"Kejutan?" jawab dia nggak yakin.

"Maksud gue tuh, ini dalam rangka apa? Anniversary siapa?"

"Lo lupa? Anniversary kita jadi tetangga?"

Jeno menepuk pelan puncak kepala Haechan. "Jangan bilang lo lupa? Ini perayaan tahun ke 6 kita tetanggaan."

"Gue... lupa."

"Udah gue duga sih. Lo clueless banget pas gue ajakin jalan kemaren." kata Jeno. Suaranya terdengar sedih.

Haechan mengambil kue tersebut dan mengajak Jeno untuk masuk ke dalam rumahnya. "Ini gue potong dulu bentar, lo tunggu aja di sofa."

"Masukin langsung ke kulkas aja, Chan. Abis ini gue mau ngajakin lo keluar."

"Kemana?"

"Udah ikut aja."

Mobil Jeno berhenti di parkiran pasar malam dekat dengan komplek perumahan mereka. Udah jam 9 dan ada beberapa stan yang tutup.

"Kayanya kita kemaleman deh." kata Haechan sambil menunjuk orang-orang yang mulai keluar dari parkiran.

"Maaf deh, tadi gue kelamaan nyari kue buat lo dulu sih."

"Gapapa, tapi besok kesini lagi ya biar mainnya puas."

Jeno terdiam.

Haechan ikutan diam.

"Gue putus sama Renjun," kata Jeno tiba-tiba.

Haechan menatap Jeno kaget.

"Kenapa?" tanya Haechan.

"Dia nyuruh gue milih. Antara lo atau dia."

Hah? Bentar bentar. Jangan bilang mereka putus gara-gara gue?

MI AMOR YANG DIBILANG YANGYANG ITU GUE??

"Lo milih..."

"Iya gue milih lo."

Shit.

"Jen sana lo telepon Renjun, bilang kalo lo sayang dia, terus apapun yang lo omongin ke dia kemaren itu ngaco," Haechan mencari hp Jeno di dalam tas yang dia letakkan di jok belakang.

Jeno menahan tangan Haechan.

"Gue sayang lo, Chan." Jeno menatap tepat ke dalam mata Haechan dengan tatapan yang belum pernah lelaki itu lihat sebelumnya.

Tatapan lembut yang bikin Haechan merinding.

Haechan mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil.

"Tuh kan lo tambah ngaco, Jen!" Haechan mencoba melepaskan tangannya yang digenggam Jeno. Tapi percuma saja, genggaman lelaki begitu kuat.

"Dari dulu, Chan. Gue sayang lo dari dulu."

"Apa itu salah gue?"

"Bukan gitu, ternyata selama ini gue sayang sama lo, Chan. Gue baru sadar pas kemaren Renjun nanya itu ke gue."

Haechan memberanikan diri menatap balik Jeno. "Gue harus apa, Jeno? Apa lo juga nyuruh gue milih antara lo atau Jeje, gitu?"

Jeno tidak menjawab.

Haechan menghela napas panjang. "Bisa tolong anter gue pulang aja nggak? Gue capek, mau tidur." lelaki itu duduk menghadap jalanan diluar, membelakangi Jeno.

Jeno akhirnya memulangkan Haechan ke rumahnya.

"Thanks Jen," Kata Haechan segelum turun dari mobil Jeno, berjalan masuk ke dalam rumahnya tanpa menoleh sedikitpun.

[Nohyuck] Tetangga Bau - Book 1 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang