Hei Tenn-nii.
Kau tahu? Aku sangat bersyukur bertemu denganmu. Menjadi adik dari sosok yang sangat begitu hebat. Sampai-sampai aku merasa tidak pantas menjadi adik dari orang yang memiliki kehebatan sepertimu.
Kau tahu? Di sana sangat menyeramkan. Tidak ada yang menyenangkan di tempat itu. Lebih menakutkan dan menyakitkan dibandingkan teriakan dan pukulan dari ayah kita.
Kau tahu? Hari yang kujalani sangat menyakitkan. Semuanya melukaiku. Aku bahkan tidak diberikan kesempatan untuk bernapas. Untuk sejenak saja tidak ada.
Mereka memukuliku. Menyuntikan sesuatu yang sangat amat panas. Tulangku terasa meleleh. Kulitku terasa terbakar. Kepalaku terasa ingin pecah. Kau tahu? Aku ingin mati.
Satu-satunya yang membuatku sedikit waras karena dia memberikanku kesempatan untuk berteman. Mereka menyenangkan. Mereka sangat baik. Tapi sayang, aku tidak bisa benar-benar merasakan kebaikan mereka.
Aku tahu Tenn-nii. Mereka tidak salah. Mereka ada karena kondisi yang ditakdirkan untuk mereka. Mereka tidak tahu jika mereka memanfaatkan kekuatanku untuk kesembuhan mereka. Tapi itu yang membuatku tidak bisa benar-benar berteman dengan mereka.
Ini salahku. Benar-benar salahku Tenn-nii. Andai aku menepati janjiku untuk tidak mengatakan kemampuanku pada orang lain. Mungkin aku tidak merasakan ini semua.
Aku selalu berpikir. Apakah aku akan bahagia bersamamu jika aku tidak memberitahukannya pada orang itu? Apakah kita tetap bersama menjalani hidup seandainya aku tidak mendiamimu saat itu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di benakku hingga membuatku benar-benar menyesal.
Kau tidak salah Tenn-nii. Sungguh kau tidak salah. Kau sangat baik Tenn-nii. Aku sampai tidak tahu hatimu terbuat apa sampai kau tahan denganku.
Maafkan aku Tenn-nii. Bukan karena aku tidak ingin bersamamu. Bukan karena aku membencimu. Aku selalu ingin bersamamu seumur hidupku. Bahkan saat kau meninggalkanku aku tetap ingin bersamamu.
Aku bahagia Tenn-nii. Aku bahagia akhirnya keluar dari tempat itu. Aku bahagia akhirnya aku diselamatkan. Aku bahagia akhirnya aku bertemu denganmu kembali.
Tapi kau tahu Tenn-nii? Aku sudah lelah berurusan dengan obat-obatan itu lagi Tenn-nii. Lelah menjalani hidup dengan ketergantungan butiran-butiran yang tidak bisa aku hitung lagi. Lelah dengan semua prosedur kesehatan yang harus kulakukan. Aku ingin berhenti dari itu semua.
Bukannya aku tidak menghargaimu Tenn-nii. Tapi aku tidak ingin kau mengorbankan dirimu. Aku mendengarnya dari bisikan para perawat. Kau ingin memberikan ginjalmu bukan?
Cukup Tenn-nii. Cukup. Biarkan saja aku yang menderita karena ulahku sendiri. Jangan sampai kau ikut menderita. Aku tidak akan sanggup untuk berhadapan lagi denganmu jika kau terimbas.
Semua ini melelahkan. Aku sudah lelah dengan apa yang terjadi. Aku tidak bisa berpikir lagi. Ingin rasanya berteriak. Aku hanya ingin bebas. Benar-benar bebas dari apa pun.
Langit benar-benar indah Tenn-nii. Sangat indah seakan membawaku ke awang-awang yang sangat jauh. Bersama dengan para burung yang hidup bebas di atas sana. Sampai aku lupa jika aku masih ada di darat.
Jangan salahkan dirimu Tenn-nii. Ini keputusanku. Ini semua keinginanku. Jadi kumohon. Sangat memohon padamu. Jangan salahkan dirimu sendiri.
Jika kau membaca ini, artinya aku sudah bahagia. Benar-benar mencapai bahagia seperti yang kuinginkan. Jangan sesali apapun Tenn-nii. Aku sudah bahagia. Kuharap kau tidak menahan kebahagiaanku ini.
Terima kasih Tenn-nii. Terima kasih telah menjadi kakakku yang paling hebat. Terima kasih telah kembali setelah berkali-kali kurepotkan. Jika kita dilahirkan kembali, doaku hanyalah satu. Bisa menjadi adikmu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomenasai Riku [END]
Fanfiction[Spesial Chapter dari Tatsukete Tenn-nii] Semua itu tentangmu. Kuberikan semua untukmu. Semaksimal yang bisa kuberikan. Sampai-sampai aku menjadi buta. Tanpa bisa melihat apa yang sesungguhnya kau inginkan. P.S : - Cerita ini hanya berupa one-sho...