Memandangi salah satu nama yang selalu di tunggu-tunggu, nama yang sering kulihat dan ku nanti, Hai ... apa kabar? Aku harap disana kamu baik-baik saja, Sebenarnya ini salahku karena masih menunggu kamu disini, Kisah kita sudah usai, bahkan sudah lama berakhir. Tetapi kamu masih menjadi pertama yang aku tunggu, Terimakasih sudah pernah ada dan hadir dalam hidupku walaupun hanya untuk sementara.
Setelah menulis kata terakhir itu Zeva memutuskan untuk menutup buku diary nya, dia memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan fikirannya yang berantakan.
"Zev, Lo lagi ngapain? " Tanya Kiara pada sahabat nya yang tampak sedang menulis sesuatu Didalam buku nya sendiri.
"Ehm ga ngapa-ngapain kok"
"Ke rooftop ga bilang-bilang sih Ze" Sahut Zeyya sembari duduk di rooftop sebelah Zeva dengan tenang
"Iya nih, tapi tenang aja gw udah bawain stock makanan yang sangat banyak buat kita" Ucap Lauren dan Sheva sembari meletakkan makanan dan minuman yang dibawanya
Jeyya menoleh kearah Zeva dengan teliti gadis itu menyadari bahwa sahabatnya ini terlihat pucat tidak seperti biasanya "Ze, wajah Lo kenapa pucat banget gitu?. "
"Lo sakit Ze?. " Tanya Shevana sembari menyentuh kening Zeva dengan punggung telapak tangan nya
"Ngga, gw ngga pp kok"
"Lo masih kefikiran ya Ze? Kalau Lo butuh teman buat curhat, Lo bisa curhat ke kita, kita temenan bukan cuma 1 tahun 2 tahun Ze, tapi kita udah temenan 6 tahun" Beo Lauren dengan tatapan khawatir
Kiara mengerti dengan apa yang difikirkan Zeva "Apa perlu kita kasih perhitungan ke cowo berengsek itu? Bisa-bisa nya dia tega banget nyakitin hati Lo"
"No, gw ga pp, bukan gara-gara dia juga"
"Ze, mungkin Lo bisa bohongin semua orang, tapi Lo ga bisa bohongin kita, Lo bisa pura-pura kuat didepan semua orang, tapi Lo boleh kok nangis kalau emang Lo mau nangis, gausa dibendung lagi air mata Lo" Sahut Jeyya sembari tersenyum manis menenangkan sahabat nya
"Gw ngga pp, cuma kurang enak badan dikit aja kok"
Jeyya menatap Zeva "Yaudah ke Uks aja yuk? Nanti kita giliran nemenin Lo"
"Gausah, gw gamau ngerepotin kalian"
"Ga ngerepotin sama sekali Ze" Jawab mereka serempak
Kiara, Jeyya, Laurent, dan Shevana mengantarkan Zeva untuk pergi ke Uks sekolah
"Jadi gimana keadaan Zeva kak?. " Tanya Jeyya pada Kaka petugas pmr yang mengecek kondisi Zeva di dalam uks
"Dia cuma kelelahan, istirahat saja sudah cukup " Ucap kak Keisa, Kaka pmr lalu pergi dari uks
"Alhamdulillah " Beo mereka serempak
"Gw mau ketemu Zeva" Ucap Jeffran yang ingin memasuki uks namun Keempat sahabat Zeva menghalangi jalannya
"Ada urusan apa Lo sama Zeze?. " Tanya Kiara
sinis dan ketus pada cowo didepannya itu"Mending Lo pergi deh, soalnya Ze udah gamau ketemu sama Lo lagi" Sahut Jeyya sembari menatap tajam Jeffran
"Zeva gamau ketemu sama Lo, paham?. " Beo Shevana
"Lo mau ngapain ketemu sama Zeze? Urusan kalian udah selesai ya an*ing" Celetuk Lauren yang kesal melihat Jeffran
"Gw perlu bicara penting sama Zeva, please izinin gw masuk" Mohon Jeffran kepada mereka berempat
"Nggak!"
"Gw khawatir sama Zeva please "
"Bacot Lo, mending pergi sebelum kita buat panjang masalahnya " Sarkas Lauren sembari meng ngertakkan kakinya
"Inget ya Jeff, sampai kapanpun Lo itu cuma masalalu Zeva yang perlu dilupain, jadi Lo gausah muncul lagi didepan Zeva" Jeyya kali ini berbicara dengan nada seriusnya
To be continued
Apabila ada kesalahan kata dalam penulisan tolong tandain yaps!
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE OF LOVE
Teen FictionIni tentang Zevanya Agatha Clazorra, gadis penyuka Matchalatte dan hamburger, gadis penyuka air hujan dan senja, gadis yang selalu diperlakukan layaknya ratu oleh kekasihnya. Zeva dan sejuta teka-teki dihidupnya ketika dipertemukan dengan cowo nyebe...