11 - Insiden Kuah Soto. √

1.6K 151 18
                                    

RS Medika.

"Sshh." Rintih seseorang sambil memegangi kepalanya yang terdapat perban.

Rintihan itu mampu menyadarkan sahabatnya yang sedang duduk di kursi sambil memejamkan mata.

"Gue di mana kok kayak di rumah sakit?" tanyanya karena mencium bau obat-obatan yang menyengat.

"Di rumah sakit, tadi sore kecelakaan," balas Dani santai.

Dani dan lainnya sedang menjaga Iqbal yang dari sore belum membuka mata. Akhirnya setelah malam tiba, Iqbal mulai tersadar dan kembali keras kepala.

Iqbal seketika terbangun karena mengingat sesuatu. Dia mengedarkan pandangannya guna mencari orang yang sudah menabraknya. Dia akan memberi pelajaran kepada siapa yang sudah berani menabraknya hingga membuatnya seperti ini.

"Bos tidur lagi aja, jangan banyak gerak. Nyari siapa emang?" Yuda, pemuda tadi yang menghubungi Iqbal bertanya.

Iqbal menatap Yuda dengan wajah yang tak mengenakan. Yuda yang melihat wajah Iqbal seperti itu kelimpungan dan tersenyum kaku.

"Siapa?" tanya Iqbal singkat.

"Sudah, mending tidur lagi. Jangan banyak gerak," balas pemuda yang berada di samping Dani. Mereka terlihat sama, sama-sama memiliki wajah datar.

Iqbal berdecak kesal akan hal itu.

"Tidur," ujar Dani dengan nada memerintah. Iqbal terlihat memutar bola matanya malas, dan langsung merebahkan tubuhnya kembali.

"Tadi dia sudah meminta maaf. Dia sudah bertanggung jawab dengan membayar administrasi dan memperbaiki motornya ke bengkel. Dia juga meminta maaf untuk kejadian ini," jelas Arsyad tiba-tiba dengan suara yang tenang.

"Gak dikasih pelajaran?" tanya Iqbal kesal.

"Gak usah, dia cewek," balas Dani singkat yang membuat Iqbal membulatkan matanya terkejut, "Imut lagi," lanjutnya dalam hati.

"Cewek?" ucap Iqbal terkejut.

"Iya bos yang nabrak itu cewek. Cantik, manis, imut lagi," celetuk Budiman sambil tersenyum manis membayangkan wajah gadis tadi yang sangat cantik.

"Yah, lo mah kalau soal cewek cantik langsung semangat. Tapi dia memang cantik si. Kalau bos mau ketemu sama dia kayaknya gue tau lo harus pergi ke mana," timpal Farhan yang duduk paling ujung dengan senyum misterius.

"Maksudnya?" tanya Iqbal yang tidak mengerti dengan senyuman misterius mereka. Kenapa tiba-tiba saja dia merasa merinding ya?

"SMA White Trisakti," kata Danu yang masih tersenyum misterius.

"SMA itu kan sekolahnya..," gumam Iqbal sedikit terkejut yang kemudian dia juga tersenyum mengikuti mereka semua dengan kekehan kecil.

"Kita ke sana," lanjut Iqbal tanpa bantahan dengan otaknya yang sudah memikirkan sesuatu.

"Kalau lo udah sembuh," ujar Dani penuh penekanan.

Iqbal mengangguk samar. Dia menyuruh keempat sahabatnya untuk pulang, biarkan dia di sini dengan Danu.

"Ya sudah, cepat sembuh ya." kata Arsyad yang langsung pergi dari sana diikuti ketiganya menuju markas geng mereka.



Di sekolah, Aqila sedang berada di kantin bersama teman-teman barunya. Mereka mengobrol dengan asik sambil memakan makanan mereka masing-masing.

NADQIL? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang