1

1 0 0
                                    

Melihat orang yang kita rindukan adalah hal yang paling membahagiakan


Aku melihat Nick-orang yang paling ku cintai wajah yang sangat kurindukan, berjalan di tepi jalan yang amat ku kenali. Aku melihat raut wajahnya yang begitu bahagia senyumannya membuatku ingin memeluknya.

Aku berharap saat itu aku bisa mengabadikan senyumannya namun seketika dia menyebrangi jalan hendak mendekat padaku tiba-tiba senyumannya terasa menyakitkan bagiku, dia tersenyum dengan darah yang ada di wajahnya membuat senyumannya terasa begitu pedih.

Aku berusaha mendekat tapi sangat sulit, aku merasakan kakiku yang membeku, mataku terasa sangat pedih hingga mengeluarkan air mata. Ku lihat orang-orang mulai mendekat ke arahnya memastikan keadaannya namun aku melihat senyumnya tak lagi tampak dan ku dengar orang-orang mengatakan jika dia telah pergi. Aku berteriak sebisa ku memanggil nama nya berlari mendekatinya memeluknya namun tak bisa ku rasakan kehangatan darinya yang tersisa hanya hawa dingin dan bau darah.

Aku merasa seseorang menyadarkan ku dan ku buka mataku kulihat Qiana-sahabatku.

"Lyn... kau baik-baik saja?" tanyanya dengan wajah paniknya

"Aku baik-baik saja, aku sedang tidur" kata ku dengan begitu santai berharap dia tak curiga jika aku sedang berbohong.

"Kau berteriak Lyn... Kau memanggil Nick," Qiana menggenggam tanganku

"Aku baik-baik saja, jangan terlalu khawatir," Ku peluk dirinya untuk menenangkannya

"Lyn... maaf aku seharusnya tidak menyebut namanya" dia membalas pelukanku dengan erat

Aku bisa merasakan kekhawatirannya padaku dan aku tidak bisa menceritakan jika aku sangat merindukan sosok Nick. Aku berusaha kuat dengan menerima kenyataan bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun menjawab 'baik-baik saja' saat orang lain bertanya, 'baik-baik saja' adalah kata yang ku gunakan untuk menghadapi kenyataan.

"It's okay... aku akan keluar sebentar" aku melepasakan pelukan Qiana berusaha tersenyum

"Aku tahu itu sulit Lyn tapi aku percaya kau akan baik-baik saja" dia membalas senyumanku dan keluar dari kamar ku.

Aku keluar kamar berjalan di tepi pantai berusaha menghabiskan waktuku ku lihat bulan tampak bersinar terang membuat ku berharap Nick bersamaku namun aku tahu itu hanya sebuah harapan yang tak mungkin terjadi. Aku kembali berjalan cukup jauh dari vila yang kutempati, aku terkejut ketika tanpa sengaja melihat orang berdiri di bukit membuatku berpikir jika orang itu akan terjun. Aku berlari mendekati orang itu takut dia akan melompat, kupeluk dirinya tanpa tahu siapa dia, berusaha kujauhkan dia dari tepi bukit tanpa memikirkan apa tindakan ku benar dan konsekuensi yang kudapatkan.

"Apa yang kau lakukan?" katanya terkejut dengan perlakuanku

"Aku hanya ... " aku tak bisa mengatakan bahwa 'aku mencoba menghalangimu terjun'

"Hanya? Kau memelukku apa juga akan menciumku" perkataannya membuat emosiku muncul

"Kau kira aku perempuan murahan?" aku mulai emosi mendorong dirinya saat dia berbalik menatapku aku terpaku pada wajah yang amat ku rindukan 'Nick' namanya terucap air mataku menetes.

Apa aku berkhayal atau ucapanku terkabul aku tidak peduli ku peluk Nick ku curahkan segala kerinduan yang ku pendam.

"Kau datang?" kata ku lirih

"Apa?" dia terkejut dengan perlakuanku

"Aku merindukanmu" kataku kepadanya dan memeluknya lebih erat

Tanpa ku sadari dia memundurkan tubuhnya membuat kita jatuh aku tak sengaja menciumnya

BYUUUR

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love to HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang