Pengacara dan Detektif

25 0 0
                                    


'beralih pada seorang pengacara paling di segani di Indonesia, Alby Ishara kembali memenangkan sebuah kasus yang sudah cukup lama tidak bisa di selesaikan karena menyeret salah satu pejabat negara. Setelah sekian lama kasus harus di tangguhkan, korban akhirnya menunjuk Alby Ishara sebagai pengacaranya dan berhasil membuktikan kejahatan yang di lakukan oleh wakil gubernur saat ini. Terbuktinya kasus membuat wakil gubernur di tuntut atas 5 pasal dan di jatuhi hukuman 15 tahun penjara serta denda hingga 500 juta. Sudah banyak kasus yang bisa di ungkapkan oleh Alby dengan berbagai bukti akurat yang bahkan tidak bisa di bantah sama sekali. Meskipun dia seorang pengacara, namun beliau berhasil mengungkapkan banyak kasus yang bahkan pihak kepolisian pun tidak bisa menanganinya hingga kini.'

'Alby Ishara, pengacara yang paling di takuti saat ini'

Begitu headline pada berita terbaru pagi ini. Dari mulai berita pagi hingga berbagai surat kabar memberitakan betapa hebatnya seorang Alby Ishara, seorang pengacara yang sudah memenangi banyak kasus.

Tubuh tegap dengan pakaian jas yang lengkap dan membuat badannya terlihat lebih sempurna masuk ke gedung perkantoran. Ia menaiki lift sembari tetap memandang lurus ke depan. Sampai di kantornya, ia di sapa oleh setiap orang yang ia lewati, namun dirinya tetap melanjutkan langkah tanpa memperhatikan sekitar. Masuk ke dalam kantornya, ia segera di sambut oleh sekertaris yang sudah bekerja lama dengannya. Ruangan kantornya terpisah, sehingga ketika masuk di pintu utama ruangannya, baru akan menemui meja sang sekertaris, sementara untuk ke ruangan di mana ia sering menghabiskan waktu, ada sebuah pintu lagi. Alby masuk ke ruangannya dengan sang sekertaris setia mengikuti dari belakang untuk menyampaikan jadwalnya hari ini.

Ia membuka jas yang menutupi badannya dan tersisa kemeja dengan dasi yang masih setia menggantung. Alby segera duduk di mejanya.

"berkas yang bapak minta sudah saya kirim lewat email. Untuk hari ini tidak ada jadwal bertemu dengan klien, namun ada beberapa permintaan dari penanganan kasus, saya juga sudah mengirimkannya di email bapak." ucap sang sekertaris dengan jelas.

Alby mengecek email miliknya untuk melihat apakah sang sekertaris sudah benar- benar mengirimkannya. Ketika matanya sedang fokus pada layar di hadapannya, sebuah ketukan membuat Alby beralih. Melihat siapa yang datang, dengan pandangan tidak minat ia kembali melihat layar.

"Alby Ishara, tentu saja. Pengacara terbaik negri ini. Bagaimana aku bisa mempekerjakan pengacara terbaik seperti ini?. bukankah aku sangat beruntung?"

Seorang laki- laki masuk sembari tertawa bahagia. Sang sekertaris yang masih berdiri di tempatnya ikut tertawa canggung. Jika tidak ikut tertawa juga, mungkin posisinya bisa terancam. Meski begitu, tidak ada pergerakan apapun dari Alby. Laki- laki itu masih saja sibuk dengan layar di hadapannya. Sang bos yang merasa tidak di pedulikan berdehem sembari membenarkan posisi jas miliknya yang tidak bermasalah.

"karena kamu berhasil memenangkan kasus lagi, bagaimana jika hari ini kita merayakannya?" tanya sang bos dengan ceria.

Sekertarisnya tersenyum dan mengangguk. Namun tidak ada tanggapan dari seseorang yang seharusnya menerima perayaan ini. Sekertaris bernama Vivita dan bosnya yang bernama Lamont mengalihkan pandangan pada Alby untuk menunggu tanggapan laki- laki tersebut.

"bagaimana Alby? kau mau merayakannya di mana?" tanya Lamont dengan ramah.

"rayakan saja tanpa aku. Vita, tolong cari beberapa berkas masalah kasus yang aku catat"

Alby memberikan sebuah note kecil pada Vivita. Mau tidak mau, Vivita harus segera menyelesaikan apa yang di suruh. Alby paling benci kata 'nanti' dengan alasan apapun. Jika ia sudah menugaskan, maka harus segera di selesaikan. Dengan langkah lemas, Vivita meninggalkan ruangan Alby dan kembali ke tempatnya.

Letter of InvitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang