1.

1.2K 94 10
                                    


Happy reading sayang 🥰






"Aduh aduh! Mama sakit Ma!"

"Kamu ini ya! Mama kan udah berulang kali bilang sama kamu... Jangan nakal Nak!"

Omelan disertai geraman gemas yang berasal dari wanita paruh baya namun masih tampak cantik.

"Naza nggak sengaja nakal Ma... Beneran nggak bohong"

"Dek? Emang nakal bisa disengaja?"

"Nggak Bang. Tapi kan emang aku nggak sengaja nakal"

"Udah diem kalian semua. Naza, berdiri dipojok! Renungkan semua kesalahan kamu hari ini, kalau belum sadar jangan bicara sama Mama" perintah wanita itu lalu meninggalkan putranya yang tengah memasang raut wajah melas.

Seperti yang tertera, remaja itu bernama Nazafarin Yasa Adalvino. Remaja yang saat ini menginjak usia 17 tahun. Dan yang lebih membanggakan bagi Naza adalah, Naza adalah duplikat almarhum pamannya. Ya, Naza tahu itu 1 tahun yang lalu sebelum kepergian ayahnya.

Remaja nakal, banyak tingkah, suka berkelahi namun berbanding terbalik dengan wajahnya yang menampilkan keluguan.

Dan wanita yang mengomel tadi adalah Teresa. Wanita yang hidup dengan ribuan luka dihatinya. Luka kehilangan yang tak pernah bisa hilang meski sudah bertahun tahun kejadian itu berlalu. Kejadian dimana Teresa kehilangan anak angkatnya. Siapa lagi kalau bukan Zafar dan Zian.

Ditambah juga luka kepergian suaminya 1 tahun silam. Mendiang Adal yang meninggal dalam kecelakaan beruntun di tebing jurang. Dimana kecelakaan itu melibatkan 15 jiwa. 4 orang hilang, 6 tewas dan 5 luka ringan.

Keluarga kecil yang Adal tinggalkan begitu berduka atas kepergian Adal yang entah dimana sekarang berada. Yang jelas sudah dinyatakan meninggal oleh tim pencarian karena tak menemukan jasad Adal. Ya, Adal termasuk kedalam korban yang hilang hingga saat ini.

Tapi semua itu Teresa jalani dengan keikhlasan, karena Teresa masih mempunya 3 putra yang menjadi tanggung jawabnya dan membutuhkan kasih sayangnya. Mereka adalah Fia, Naza dan Vian.

"Abang~

"Apa?"

"Salah sendiri sih, Mama marahkan" ucap Fia mengejek Naza.

Menakuti Adeknya itu, Sangat menyenangkan bagi Fia saat melihat raut wajah Naza yang memelas minta dikasihani.

"Udah sana berdiri... Abang mau ngerjain tugas. Jangan kabur kalau nggak mau Mama tambah marah!" perintah dan peringat Fia yang diangguki lesu oleh Naza.

***

"Ma... Naza capek"

"Cape? Bentar ya, Mama selesaikan ini dulu. Kamu baring di sofa itu sebentar"

Langkah kaki Naza menuju sofa yang dituding oleh Teresa. Remaja kecil itu membaringkan tubuhnya di sofa untuk merilekskan punggungnya yang pegal pegal karena duduk menemani ibunda tersayang yang sedang bekerja membuat pesanan.

Kebetulan juga hari ini adalah hari Sabtu, dimana sekolah Naza libur. Dan sebenarnya keberadaan Naza disini adalah hukuman dari Teresa. Dimana Naza diminta untuk menemani Teresa bekerja selama seharian.

Bukan untuk bantu bantu, hanya untuk membuat putra tengahnya kebosanan sebagai bentuk hukuman. Karena Teresa tahu, Naza adalah remaja yang aktif dan tak tahan untuk berdiam diri.

"Ma... Papa sekarang dimana ya?" celetuk Naza bertanya.

"..."

NAZAFARIN'S LIFE (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang