bab satu - alas kata

611 97 17
                                    

=====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=====

"Because what’s worse than knowing you want something, besides knowing you can never have it?"

-James Patterson-

=====

Haruto bukan termasuk siswa yang pandai di sekolahnya, tapi ia juga bukan termasuk siswa yang ditandai namanya oleh guru BK. Namun pemuda itu termasuk pemuda yang banyak dikenal di kalangan sekolah sejak pertama kali ia masuk ke sekolah tersebut, baik di kalangan guru maupun murid Haruto cukup dikenal karena wajahnya yang sangat rupawan.

Selain itu, ia juga merupakan seorang ketua kelas. Kharismanya semakin bertambah, karena Haruto tidak berteman dengan banyak orang. Jika berteman pun, hanya sekadar berbincang atau bermain bersama. Bukan teman yang dijadikan tempat berbagi keluh kesah, lebih mudahnya ia adalah sosok yang cukup tertutup sehingga banyak orang yang penasaran kepada dirinya.

Seperti hari ini, seorang guru meminta Haruto untuk memeriksa kamar mandi untuk melihat apakah ada teman-temannya yang berniat bolos di sana. Biasanya Haruto akan di temani teman sebangkunya, namun saat itu sang guru memintanya untuk memeriksa di tempat lain, sehingga Haruto harus siap dengan kalimat pertahanan saat nanti teman-temannya membantah.

Namun ketika ia sampai di kamar mandi, bukan temannya yang ia temui saat itu dan malah pemandangan lain yang ia dapatkan. "Anjing Jihoon, ini nggak muat. Nggak bisa masuk ya, tai!"

Haruto mendengar suara pemuda yang sedikit ambigu dari balik bilik kamar mandi, namun Haruto mencoba untuk berpikir positif. Mungkin saja ia salah dengar atau itu bukan suara dari kamar mandi. "Paksain dikit, kalo pelan-pelan malah sakit nanti." Kali ini suara yang berbeda dari pemuda yang pertama, yang membuat Haruto sulit menjernihkan otaknya.

Haruto menelan ludah. Ia pikir ia harus kembali ke kelas dan melaporkan ini, namun Haruto tak melakukan itu. Ia tak tega dengan kedua pemuda itu jika saja mereka berdua benar-benar sedang melakukan hal yang tidak senonoh di sekolah.

"Hnnng bangsat, nggak muat!"

Sebuah lenguhan di dengar oleh Haruto, ia merinding bukan main. Badannya terasa kaku, karena ini sama sekali tidak masuk pada ekspektasinya. Sampai ketika pintu bilik terbuka dengan keras, "Lo kebiasan banget, Kyu. Gue geli anjing dengernya. Dahlah, pake aja seragam nanti jelasin sendiri ke gurunya." Seorang pemuda keluar dari bilik kamar mandi, lalu mematung ketika melihat Haruto juga menatapnya dengan tatapan canggung.

"Gue bisa jelasin, lo pasti salah paham," kata Jihoon cepat sambil berusaha mendekati Haruto. "Kita nggak lagi ngapa-ngapain, serius. Bukan serius, dua juta rius. Gue sama Jun—" kalimatnya terjeda, lalu menatap ke arah bilik dengan cepat. "Keluar nggak lo! Bantuin gue anjir!"

Tak lama seorang pemuda keluar dengan jaz sekolah yang berada di tangan kanan, dan baju olahraga dipundaknya. Ia tampak terkejut saat melihat Haruto mematung menatap dirinya dan juga Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU, 1959. (Prekuel) | HARUKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang