Reality

462 51 8
                                    

It only feels this raw right now
Lost in the labyrinth of my mind

🦋

Aku sibuk merias diri di depan cermin. Hari ini— seperti hari lainnya— jika kami memiliki jadwal praktek yang sama, Jaehyun akan menjemputku untuk berangkat bersama. Apartemennya tidak jauh dari flat-ku, tidak ada ruginya jika aku menerima tumpangan gratis.

Hari ini mood ku bagus. Oh, tidak. Lebih tepatnya mood ku bagus setelah aku pulang dari Bali. Meski terhitung singkat, tetapi cukup untuk menghilangkan penatku selama di Seoul. Selain itu aku juga senang sebab usahaku untuk menghilangkan rasa cemas terhadap sex berjalan dengan lancar. Memang belum berhasil maksimal, tetapi itu jauh lebih baik dari sebelumnya. Jaehyun benar, tidak bisa terburu-buru. Hasil konsultasi dengan Jaehyun layaknya berkonsultasi dengan psikolog. Aku banyak bercerita tentang hal-hal yang aku takuti, hingga penyebab mengapa aku menjadi demikian. Dan ia mendengarkan, memberikan solusi. Ia bisa memperlakukanku layaknya pasien, teman and sometimes like a boyfriend. Seperti malam itu, ia menyuruhku untuk membayangkan ia adalah Taehyung tiap kali kami bersama.

Lamunanku pecah ketika ponselku berbunyi nyaring. Nama Jaehyun tertera di layar.

"Halo, sudah di depan? Aku turun."

"Jisoo, maaf. Aku tidak bisa menjemputmu sekarang."

Aku yang sebelumnya sudah bergegas bersiap turun, tiba-tiba saja berhenti. Belum ada suara di seberang sana, sedangkan aku juga diam, masih menunggu Jaehyun berbicara.

"Aku tidak masuk kerja hari ini. Cuti. Rose ingin aku menemaninya sebelum ia kembali ke Jepang."

Aku tidak langsung menjawab. Anehnya setelah mendengar penjelasan Jaehyun, mood-ku seketika berubah. Mungkin karena aku sudah terlena diantar jemput, sampai rasanya sulit untuk mengendarai mobil sendiri.

"Oh, oke. Have fun with your sister. Memangnya kapan Rose kembali ke Jepang?"

"Belum tau. Tapi ia ngotot sekali ingin bermain denganku. Kalau dipikir, tingkahmu dan Rose hampir mirip."

Ia terkekeh di sebrang sana. Begitu pula aku. Lalu aku kembali melamun. Sepertinya seru jika aku bisa ikut bermain dengan kakak beradik itu. Tetapi pasien sudah menunggu di rumah sakit. Terlebih ketika Jaehyun memilih tidak masuk, artinya pasiennya akan dialihkan kepadaku. Lagi pula, tidak seharusnya aku berada di antara mereka. Jaehyun juga tidak mengajakku. Baiklah, kenapa aku berharap diajak sih?

"Jisoo?"

"Ya?"

"Aku tutup dulu ya. Jangan terlambat, pasien menunggumu."

"Hhhm."

Baru akan menutup panggilan, suara Jaehyun kembali terdengar di ujung sana. Aku kembali menempelkan ponselku ke telinga.

"Kau free nanti malam?"

"Sepertinya. Tidak ada jadwal operasi. Kenapa?"

"Oh, tidak apa-apa."

"Ingin bertemu?" Tanyaku mencoba menebak.

"Iya."

"Another consultation?"

"Bukan."

A Loyal Jung || Jaesoo feat Taehyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang