Kurumi

287 26 7
                                    

"Aku berjanji...."

"Tapi mengapa kau ingkar?" sambil mengeluarkan pisaunya, Tatapannya dalam, ini bukan dia yang kukenal..

Kugigit bagian bawah bibirku. Ah, tamatlah.. riwayat ku.

Janji, yang membuatku menyesal.

"Tidak akan kubiarkan dirimu bermain piano lagi"

~~

Seorang gadis berkacamata terduduk di pojok kelas. Ia memalingkan wajahnya, membaca novel tebal dan berkawat gigi.
Aku menganggap nya seperti sampah. Seorang gadis sebodoh itu, bagaimana bisa ia masuk ke sekolah ini. Aku harap ia pergi.

Wajahnya selalu datar, diiringi dengan wajah lugu dan polosnya yang membuat ia semakin manis, tapi entah mengapa wajah manisnya itu membuatku kesal.

Sendirian, terpojok dan hampir tak kasat mata. Berbeda 180°denganku , ia sungguh berbeda. Gadis itu memalingkan wajahnya setiap kali aku menatapnya.

Kurumi, gadis polos yang bodoh.

~~

Hari ini aku bersama geng ku berencana untuk menabur kecoak di bekal makan Kurumi.
Aku tertawa terbahak-bahak, ia pasti akan kaget setelah melihat bekal makannya dikerumuni kecoak.

Ketika melihat ia hendak membuka bekalnya, aku bersembunyi sambil mengintip. Rupanya ia telah membuka bekal makannya, ada kecoak memang, tapi ekspresi hanya itu, dan itu saja...

Datar . Tanpa ekspresi.

Aku bertanya-tanya pada diriku, bagaimana mungkin ada seorang gadis yang tidak takut pada binatang menggelikan itu. Yang anehnya lagi, ia hanya membuang nasi nya ke tong sampah bersama kecoak yang telah mati didalam kotak bekalnya.

Kurumi, gadis polos bodoh yang kuat dan cuek.

Aku pun menghampirinya, "kau tidak takut?" Tanyaku. Ia menunjukkan ekspresi datarnya . "untuk apa aku takut dengan makhluk yang lebih kecil dariku" jawabnya tenang, lalu memalingkan wajahnya. Tunggu, aku lebih pendek darinya. Apakah ia tak takut padaku?
"Oh" jawabku singkat. Kemudian aku kembali ke kelas lagi.

Selama perjalanan berlangsung, Kurumi selalu menunjukkan ekspresi datar. Tadi, guru melawak sangat lucu, semua orang tertawa kecuali Kurumi. Ketika ada kabar buruk, semua orang terkejut dan bersedih. Berbeda dengan gadis yang satu ini, sungguh misterius.

Dan ketika pulang sekolah , ekspresinya tiba tiba berubah. Ia terlihat bersemangat dan ceria. Seumur hidupku, baru sekali ini aku lihat Kurumi menunjukkan ekspresi. Ia menjadi tambah manis.

Aku ingin tahu...

Mengapa dia menunjukkan ekspresi itu?

Aku memplintir rambutku, berfikir. Hmm , sebaiknya aku mengikuti Kurumi pulang. Rasa penasaran ini tidak dapat ditahan~

Tenang saja , aku hebat bersembunyi.

Dan Kurumi, lupa men-resleting tasnya.

Di trotoar, sebuah buku tebal jatuh dari tasnya. Aku memungut buku itu, tapi sialnya, aku kehilangan jejak Kurumi.
Ah , tapi siapa peduli? Kebetulan di genggamanku terdapat sebuah buku yang sangat menarik..

"DIARY KURUMI".

~~

Aku terduduk di kasur kamarku. Membolak balikan halaman buku diary itu. Sungguh tidak menarik, hanya seperti kehidupan gadis SMA pada umumnya.

Tapi...
Ada halaman yang sangat menarik perhatianku.

Aku tidak menyangkanya~

~~~~~~~~
Senin 20 april

KurumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang