Seorang anak laki-laki dengan rambut hitam pekat dan mata berwarna ungu, menatap lurus ke arah anak laki-laki berambut pirang yang begitu menawan.
"Kau tau, anak itu dari keluarga bangsawan elit. Kau bisa mengetahuinya dari emblem mawar emas di kerahnya." Ujar anak laki-laki disampingnya.
"Begitu... Jadi, kenapa kau berbicara padaku? Aku bahkan tak mengenalmu." Balas anak laki-laki itu.
"Ack, aku hanya ingin memberitahumu saja bung. Dah, aku pergi." Ujar anak laki-laki membalasnya.
Anak laki-laki berambut hitam itu terus menatap anak laki-laki rambut pirang, kedua mata mereka bertemu tanpa sadar. Anak laki-laki berambut pirang itu menyadari ada seseorang yang menatap lurus padanya.
"Jangan menatapku, kau menyebalkan."
Kalimat lirih namun jelas anak laki-laki rambut pirang itu ketika membalas tatapan miliknya, dengan langkah pendek namun cepatnya bergegas ke arah anak laki-laki berambut pirang itu. Mengulurkan tangan miliknya dengan senyum polosnya, menyipitkan matanya manis.
"Senang bertemu denganmu, aku Aciel dan salam kenal."
Tangan kanan mungil anak bernama Aciel menjulur ke arah anak rambut pirang itu.
"Aku Lance, salam kenal juga."
Anak berambut pirang yang mengenalkan dirinya sebagai Lance membalas uluran tangan Aciel sembari tersenyum manis.
"Ah, aku harus segera pergi Lance, sampai jumpa."
"Hm... Tentu."
Tidak banyak percakapan diantara mereka, Aciel melepas jabatannya dan berjalan pergi. Lance yang tengah berkeliaran iseng membuntuti Aciel.
"Apa kalian tengah menggosip tentangku?"
Aciel berdiri tepat dihadapan anak laki-laki yang dia temui sebelum berkenalan dengan Lance, dahinya mengernyit kearah anak yang ada didepannya.
"Tch, sampah tetaplah sampah."
Aciel mendecakkan lidahnya sembari tersenyum masam dan pergi meninggalkan mereka.
"Aciel!" Teriak Lance tiba-tiba.
"Ah, Lance. Ada apa?"
"Eh... Um... Kenapa kau seperti membenci mereka?"
"Membenci? Entahlah, aku tak pernah berpikir demikian."
"Hah? Tapi yang barusan kau lakukan itu..." Ucap Lance terpotong.
"Apa kau membuntutiku, Lance?"
"Yah, aku tak bisa menyangkalnya." Balas Lance sembari menatap rerumputan dibawah kakinya.
Rambut pirang pudar yang tertiup angin ringan, dengan kedua bola mata kuning gelap seolah menghipnotis Aciel sekejap.
"Cantik."
Itulah kalimat yang terlintas dibenaknya seketika.
Keheningan diantara mereka berdua tidak terlalu panjang, Lance berjalan pelan ke arah Aciel sembari menatap sayu mata ungu Aciel.
"Jangan terbiasa mengatakan hal-hal yang begitu kejam."
Kata-kata yang keluar dari bibir tipis Lance membuat hatinya berdetak ringan, rona pipi pudar berada di wajah Aciel.
"Entahlah." Balas Aciel cuek.
Angin bertiup kencang tiba-tiba, mengibarkan rambut mereka. Langit oranye yang semakin menggelap, lampu-lampu yang mulai menyala terang serta rintikan air yang mulai berjatuhan membuat mereka harus bergegas kembali ke asramanya masing-masing.
"Dia benar-benar cantik."
Rona pipi pudar itu kini telah terlihat jelas disana, tangan kanan mungilnya mencoba untuk menutupi sebagian wajahnya. Aciel benar-benar telah terhipnotis dengan diri Lance yang pertama kalinya dia temui.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Member Side Story
RandomAnggota ke-12 dan ke-13 yang bertemu dan bertahan di keluarga yang begitu rumit. My official story, selamat membaca<3