2.1

45 7 2
                                    

"Disini tertulis 'Aether', apa benar benda ini milikmu Genso. Bukan bermaksud buruk tapi kau tidak biasanya menyimpan benda seperti ini."

Wanita yang mengatakan itu menatap Genso yang tengah memegang kepalanya dengan salah satu tangan yang siku menumpu dimeja. Dirinya masih bingung tapi secara bersamaan familiar dengan kata itu.

"Entahlah Flora. Saat mendengar kata itu aku merasa familiar dengannya, seperti ... merasa terpanggil." Flora hanya menghela nafas dan ikut berpikir untuk Genso yang sudah pusing tapi masih memaksakan otaknya.

Setelah meninggalkan markas ... Genso langsung menemui Flora. Walaupun sifat Flora mudah berubah namun dia adalah salah satu dati beberapa orang yang bisa mengerti Genso karena suatu alasan. Alasan tersebutlah yang membuat Genso tanpa ragu meminta bantuan Flora tentang spark tersebut.

"Kau merasa terpanggil saat mendengar Aether ya," ulang Flora dengan bergumam. Dirinya terpikirkan sebuah ide dan menatap Genso. "Oi Aether! Apa itu?!"

"Apa? Apa?!" Genso terperanjat kaget dan melihat ke tempat Flora tadi menunjuk tapi tidak ada apapun disana. Dia menatap ke arah Flora yang tersenyum menyeringai penuh kemenangan yang akhirnya dia tahu maksudnya. Tadi adalah pengalihan.

"Hahaha ... Kau harus melihat wajahmu sendiri tadi." Flora tertawa keras dan tidak tampak anggun sama sekali, padahal dia masuk kategori 'wanita cantik' di tahun ini. Genso duduk dengan kesal, tapi tidak terlalu kesal karena dia akhirnya tahu 'Aether merupakan namanya'.

"Hei jangan begitu dong. Setidaknya kita tahu namamu itu Aether walau masih kemungkinan dan benda ini milikmu." Flora mengembalikan Spark itu kepada Genso. "Sekarang apa kau mengingat sesuatu tentang masa lalumu?"

Genso menggeleng cepat dan Flora memakluminya. "Ya itu sudah lama kan. Karena sudah malam, mau tidur disini?"

"Tidak, aku mau mencari udara segar." Genso dengan cepat berdiri dan pergi keluar. Flora hanya menatap punggung Genso dengan jubah coklat lusuhnya menghilang. Dia ingin ada untuknya tapi sayangnya dirinya tidak bisa melakukan apapun selain mendengar keluh kesahnya.

Flora menatap salah satu bingkai foto yang tergambar 6 orang termasuk seorang anak kecil. Matanya menjadi sendu dengan senyum simpul saat melihat salah satu pria difoto itu. "Kau pergi karena melindungi anak itu tapi kau tidak tahu aku juga membutuhkanmu."

Genso kini masih berjalan dijalanan. Matanya menatap pemandangan kota yang seperti film barat diabad pertengahan. Karena hal-hal yang bisa dibilang unik diplanet inilah beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditemui dibumi ada.

Jangan salah sangka bagaimana dia tahu apa itu Bumi, beberapa Seijin diplanet ini terkadang mengembara untuk beberapa alasan dan saat mereka kembali tentunya mereka akan menceritakan pengalaman mereka. Itu juga satu dari banyak alasan kenapa planet ini berisi berbagai macam jenis Seijin maupun Kaiju atau hal-hal lainnya.

Kembali ke tokoh utama, meskipun dia berjalan tapi pikirannya ditempat lain. Bertanya-tanya siapa dirinya, kenapa dia menjadi raksasa, darimana spark itu muncul dan banyak lagi.



Terima kasih, dan kita menuju ke topik utama. Kemarin pada malam hari muncul sesesosok makhluk humanoid raksasa bercahaya. Banyak yang menyimpulkan bahwa raksasa tersebut adalah Hikari no Kyojin atau kerap kali didengar sebagai Ultraman

Genso yang mendengar berita itu menghentikan langkahnya dan melihat ke papan besar itu. Walau tempat ini seperti abad pertengahan tapi teknologinya sangat maju. Dia mendengar seksama apa yang dikatakan disana dan melihat gambar rakasasa humanoid yang muncul membuatnya terkejut. Apa itu aku pikirnya.


Ultraman AetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang