Disuatu pagi di hari yang cerah, aku memulai pagi dengan semangat. mulai dari bangun tidur lebih awal dari alarmku yang bahkan tidak pernah aku bunyikan, aku bangun lalu berkicau seperti rutinitas burung-burung di atas sana. Tak lupa aku membuat secangkir kopi panas yang tidak akan pernah aku minum karena air panasnya kuambil dari tempat pemandian umum.
Oh sial! ketika aku hendak berjalan mengambil minum di kulkas aku dengan sengaja menabrakkan kaki ku kesudut meja, yang membuat ku tersungkur kesakitan. Yahh bagaimanapun itu, aku segera menelpon ambulan agar segera mendapatkan pertolongan.
Ketika ambulan datang, petugasnya dengan cemas menggedor pintu rumahku yang berada nun jauh disana dari mata ku. Lalu karena aku enggan untuk berdiri karena kaki ku sedang terluka aku berteriak dari dalam rumah, menyuruh petugas itu masuk saja.
Petugas itu segera masuk dan menemukan ku yang masih tersungkur dibawah meja. Ia melihat ku dari ujung kepala hingga ujung kaki ku, lalu memperhatikan kaki ku yang tergores akibat menabrak meja tadi, selain goresan ia juga menemukan setitik gumpalan darah yang sangat sangat sangat sedikit diatas kaki ku itu.
Ia mengulurkan tangan kanannya padaku, waktu kutanya untuk apa? Ia berkata 'Bangunlah kupegangi' tapi oh tapi... 'APAKAH DIA TIDAK MELIHAT AKU TERLUKA? MANA BISA AKU BERDIRI!' kataku hanya dalam hati dan tetap diam sambil menatapnya.
Ia menarik lagi tanganya, lalu seperti beranjak akan meninggalkan ku begitu saja. Jadi sebelum ia jauh, aku berkata 'Oi, panggilkan dokter untuk ku' dan dia hanya menoleh 'iya' katanya sambil tersenyum kemudian pergi meninggalkan ku begitu saja.
.
.
.
.
.Sekarang sudah tepan 6 tahun sejak kejadian itu, namun dokter tidak berkata apapun kepada ku. Jangan kan berkata menemuiku saja tidak pernah padahal aku masih tersungkur dibawah meja yang sudah usang ini! meratapi kaki ku yang sakit, kaki ku yang sudah tidak ada goresan luka apalagi darah.
End~