05.RUMAH DUKA.

32 1 0
                                    

"Iya mang ayo buruan keburu panas dan macet" ucap Arsya

" Iya non ashiap" ucap mang Rehan

Arsya sangat menikmati perjalanan menuju rumah bibi , tapi sayangnya ada hal yang tak terduga terjadi .

Pukul 11.30
Tiba tiba saja jalanan sangat macet karena ada kecelakaan .

"Aduh mang kok bisa macet sih "ucap Arsya dengan kesal.

"Iya non macet banget saya liat si di depan ada yang kecelakaan , tapi sabar dulu ya non bentar lagi sampe ko" ucap mang Rehan

Arsya pun sedikit kesal karna perjalanan hari ini sangat macet dan panas dan Arsya juga tipe orang yang tidak sabaran dan selalu terburu buru .

Saat sudah tiba di dekat rumah bibi Arsya pun segera berjalan menuju gerbang yang sudah ada bendera kuning dan keadaan di rumah itu sekarang sangat banyak sekali orang yang memakai baju hitam dan sedang berduka , Arsya pun mulai melangkahkan kakinya menuju seorang wanita muda yang sedang berdiri di dekat gerbang .

"Maaf ka saya mau tanya , tapi sebelumnya maaf kalau saya lancang " ucap Arsya

"Iya dek ? Kenapa ? " Ucap wanita muda itu.

"Emm ini ko di rumah bi darti banyak orang yang sedang berduka ya ka? Emangnya siapa yang meninggal ? " Tanya Arsya .

" Yang meninggal itu anaknya bi darti dek , namanya seya , Ade kenal? " Ucap wanita muda itu .

" Oh gitu ya ka , yaudah deh makasi ya ka " ucap Arsya .

Arsya pun berjalan menuju pintu masuk rumah bi darti , ternyata benar saja bahwa yang meninggal itu seya anaknya bi darti , setelah Arsya masuk ke dalam rumah bi darti Arsya pun segera berjalan menuju bibi dan segera mengucapkan turut berduka cita kepada bi darti .

" Turut berduka cita ya bi " ucap Arsya kepada bi darti .

Tiba tiba saja  bi darti memeluk Arsya pada saat Arsya berbicara turut berduka cita  kepada bi darti , dan setelah itu bi darti pun bertanya kepada Arsya .

"Non ko bisa ada disini ? " Ucap bibi sambil menangis

"Awalnya sih arsya mau nengok anak bibi tapi Arsya nyatanya telat , dan sekarang seya udah sembuh gak akan sakit sakit'an lagi dan sekarang juga seya udah di alam sana yang mungkin lebih indah dari dunia , bibi juga yang sabar yaa , Arsya tau ko mengikhlaskan orang yang benar benar sangat di sayang itu rasanya sangat sulit dan sangat menyakitkan , tapi bibi harus sabar Arsya yakin pasti bibi kuat hadapin semua ini  "ucap Arsya .

" Iya makasi ya non udah nguatin bibi " ucap bibi .

" Iya bi sama sama " ucap Arsya

" Non Arsya bentar lagi anak saya akan di kuburkan  dan makamnya tidak begitu jauh dari rumah saya , jika non mau ikut mari sekarang kita bersiap siap ke depan untuk mengantarkan jenazah anak bibi ke rumah terakhir nya " ucap bibi

"Iya bi Arsya ikut " ucap Arsya .

Arsya pun memperhatikan jenazah seya dan bergumam di dalam hati .

" Pakaian terakhir yang di pakai berwarna putih , kerudung yang terakhir di pakai juga berwarna putih dan itu semua terbuat dari kain kafan , hidung dan telinganya juga di tutupi dengan kapas  dan rumah terakhirnya berada di  pemakaman  , sebelum di makamkan ia juga diangkat menggunakan keranda yang di tutupi oleh kain berwarna hijau yang bertulisan  berwarna kuning dan ia juga diantar oleh banyak orang menuju rumah barunya  , dan mungkin saja  suatu saat nanti Arsya bakalan ada di posisi jadi jenazah itu " ucap Arsya .

-ARSYAVANDRA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang