Makan malam hari ini terasa syahdu hanya sentuhan sendok dan piring yang bersuara. Suatu keajaiban menurut Sena karena baginya tidak ada hari yang terlepas dari teriakan. Keluarga yang suka ngegas entah mungkin karena rumah yang bercat kuning menjadikan keluarga ini gersang.
Sehabis makan mereka tidak langsung bangkit dari duduknya masing-masing hanya menyenderkan punggung dan menatap satu sama lain. Sena cemas dengan tatapan-tatapan mencurigakan itu, dia sangat peka jika kali ini dialah yang menjadi tokoh utama dalam perdebatan malam hari ini.
Ekhem
Tantri, ibu Sena berdeham seperti ingin mengawali sebuah acara. Perasaan was-was kembali menyelimuti hati Sena, dia tidak siap jika malam ini akan diterkam karena besok dia sudah harus pergi ke sekolah baru. Tidak lucu jika menjadi siswa baru dengan adanya benjolan dimuka.
"Sena kamu nggak mau bicara ?" Tanya Tantri.
"Bicara apa ?" Sena bingung dengan pertanyaan tanpa ada penjelasan terlebih dahulu.
"Tentang kamu selingkuhan pak Warno," jawab mamanya ngawur yang membuat ayah, kakak dan adiknya itu terpelonjak kaget.
"Astaga apakah kakakku yang jelek ini sudah tidak laku sampai menjadi selingkuhan om-om," Kio adek Sena yang hanya beda 1 tahun itu geleng-geleng sambil menutup mulut dramatis. Sedetik kemudian suara sendok di kening pun terdengar sangat renyah.
"Ngawur ! Emang apaan sih mah aku harus bicara apa, malah selingkuhan pak Warno segala." Ucap Sena menghiraukan suara adiknya yang mengeluh kesakitan.
"Kamu daftar sekolah dimana ?" Pertanyaan tegas mamanya itu langsung melonjakkan dada Sena. Benar dia mendaftar sekolah diam-diam dan tidak memberitahu orang tuanya kalau besuk sudah mulai masuk.
"SMA TUNAS BANGSA."
"APA !!" Meja makan itu bergoyang karena gebrakan dari tiga laki-laki itu.
"Lo gila, SMA TUNAS BANGSA itu jauh Sen buat kesana hampir satu jam. Lo mau bunuh diri ?" Fero, Kakaknya angkat bicara.
"Kapan kamu masuk sekolah itu ?" Tanya ayahnya. Namun Sena hanya menunduk tak berniat menjawab. "Besok dia masuk," Tantri menjawab menggantikan.
"Aku denger-denger disana ada geng motor terbesar di kalangan siswa kalau gak salah." Kio nampak berfikir mengingat-ingat.
"Sebenarnya lo punya masalah apaan sih sekolah jauh-jauh gitu, emang lo mau ngekos ?" Tanya Fero lagi.
"Emang boleh ?" Mata Sena berbinar-binar.
"Nggak !!" Mereka semua kompak menjawab.
Pfft. Sena berdiri dan langsung menuju kamarnya. "Mau kemana kita belum selesai bicara," Teriak Tantri.
"Tidur, besok sekolah biar nggak terlambat karena sekolahnya jauh." Jawab Sena tak kalah keras dan membanting pintu.
"Semoga besok kesiangan. Aamiin." Goda Kio dan mendapat balasan suara keras dari dalam kamar.
o0o
Pagi ini Sena sangat bersemangat, dia ingin membuktikan kepada orang tuanya kalau pilihannya tidak salah.
Matanya bersinar melihat gedung tinggi didepannya. Itu adalah sekolah barunya SMA TUNAS MUDA , bersekolah jauh dari rumah adalah salah satu cita-citanya karena tidak mau bertemu dengan murid-murid di smpnya dulu terlebih lagi teman sekelasnya.
"Senangnya diri ini terbebas dari orang-orang idiot mari kita memulai hal baru dengan mencari teman,"Gumamnya. "Kalau bisa,"tambahnya pelan ketika dia menyadari sesuatu dia tidak bisa 'bersosialisasi.'
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mean
General FictionSena ingin memperbaiki kehidupan sekolahnya karna dia membenci masa-masa SMP nya dulu. Dia berfikir kalau dia tidak bertemu dengan teman-temannya itu pasti kehidupan sekolahnya akan seru sehingga dia memilih untuk bersekolah di SMA yang jauh dari ru...