Chapter 0 prolog

25 1 1
                                    

Di sebuah negara yang mempunyai nama resmi Negara kesatuan Republik Indonesia terdapat seorang anak yang tengah sekolah.

Dia adalah Ardika dan dia adalah seorang gamer akut, dia bodoh dalam pelajaran tapi kalau soal game dialah jagoan nya.

Jika kalian ingin aku jelaskan tentang sifat nya itu aku punya beberapa kata: Mahluk yang sangat nyebelin.

Itulah gambaran dia, anak orang kaya yang gak suka belajar dan suka main game.

Dia sebenarnya ingin main wanita tapi dilarang oleh ayahnya karena masih belum cukup umur.

Yah kelakuannya pokoknya itu buruk. Walaupun dia tampak tak bermoral dia tetap seorang pemuda yang hebat.

Dimata orang orang dia itu seorang anak yang berkerja keras, yah itu cuman sampulnya bukan isinya.

Dan dia itu sangat cocok dengan kata don't judge a book by its cover, di luar dia seperti anak alim yang berkerja keras walaupun tidak terlalu pintar.

Tapi didalam dia cuman ingin perhatian para wanita, sungguh pria yang mementingkan hawa nafsu.

Tapi kalau dia cuman mementingkan hawa nafsu dia pasti sudah di buang oleh ayahnya dari lama, ayahnya itu seorang CEO dari perusahaan besar.

Jadi dia harus bisa mengimbanginya, dia memang punya sifat nafsuan tapi dia juga punya sifat yang jenius.

Dia memang sengaja menjaga nilainya, agar membuat lengah para lawannya. Dia itu licik dia tau kalau ada orang yang lebih hebat darinya.

Karena itulah dia sengaja menjaga nilainya dan membuat musuhnya lengah dan bisa dengan mudah ditusuk dari belakang.

Itulah pengenalan singkat tentang dia, tampilan luar dan dalam darinya itu sangat berbeda jauh dan dia juga seorang manipulator yang handal.

Dia suka memanipulasi orang demi keuntungan nya pribadi, seorang pria licik didalam dan seorang pria yang bodoh lalu nafsuan di luar.

Dan hari ini dia sedang bermain game seperti biasa "Huuuu, sudah tamat, aku bosan, aku mau hal baru" dia mengeluh bosan dengan keseharian nya.

"Lebih baik keluar kamar pada hari Minggu" dia pun beranjak dari kursinya dan mengambil stelan yang kece.

Saat aku sudah siap dengan bajuku aku membuka pintu dan turun kelantai bawah dan disana sudah ada ayah ku yang tengah membaca koran padahal ini sudah zaman digital.

"Aku keluar dulu" ucapku yang membelakanginya "Dika, sudahi main-main mu dan mulailah serius di ujian kali ini. Aku tau kalau kamu sengaja menjaga nilai mu"

"Yah baiklah, lagipula ini sudah mulai tahun kedua SMA. Tenang saja akan ku libas habis semua pesaing ku"

Saat wajah nya tampak puas aku langsung pergi keluar, tapi di hari Minggu ini tidak ada sesuatu yang menarik.

Karena aku gak merasa ada yang menarik aku kembali ke rumah, sesampainya di kamar aku langsung mengambil buku untuk dibaca.

Walaupun aku tampak seperti gamer akut aku juga seorang kutu buku dan aku sangat suka belajar tentang psikologi.

Aku suka mempelajari manusia dan sifat-sifat, karena ilmu yang aku punya ini lah aku bisa membuat seseorang menuruti ku.

Aku membaca banyak buku untuk menambah ilmu ku, aku yang dari luar seperti anak berandalan yang selalu di ranking 5 sebenarnya seorang naga yang tertidur.

Aku akan bangun saat waktunya dan hal itu sangatlah keren.

Dan kalian jangan ngebantah.

Di hari-hari libur akhir tahun ini aku terus menerus belajar, saat orang orang tengah liburan aku terus belajar.

Belajar tentang segala-galanya, psikologi, persuasif, seni menipu dan seni berbicara.

Aku terus belajar tentang itu dan aku juga tak lupa untuk belajar bisnis dari ayah ku, dia adalah pembisnis hebat.

Aku kini berada di di cafe karena bosan di rumah "Lebih baik ke toko buku" aku akhirnya beranjak pergi dan menuju ke toko buku.

Aku pergi ke toko buku dengan taxi dan perjalanan ke sana itu memakan waktu setengah jam.

Dan sesampainya disana aku melihat teman sekelas ku dulu "Hei bela" ucapku menyapanya "oh Dika, ngapain kamu disini" dan dia bertanya kepada Dika kenapa dia berada di toko buku.

"Yah, kamu tau kan kalau nilaiku belum juga naik, dan aku ingin belajar lebih awal ketimbang semua nya agar menjadi lebih baik" kelasku kepada nya.

"Ternyata tujuan kita sama" ucapnya dengan senyuman manis di wajah.

"Baiklah kalau begitu mau mencari buku bareng?"
"Baiklah, aku juga kesepian tidak ada yang menemani"

Kami berdua pun mencari buku bersama dan bercanda tawa.

Bela dia seorang gadis yang cantik dan dia selalu berusaha untuk meraih peringkat yang lebih tinggi.

Dia seorang anak yang pintar dia selalu peringkat dua.

Dan gara-gara dia juga lah, aku kesulitan untuk membuat si Samsul yang terus-menerus di peringkat pertama selalu waspada.

Tapi, aku tidak membencinya karena dia itu cantik dan aku juga sering memakai berbagai trik untuk membuat nya jatuh hati ke diriku ini.

Dan itu berhasil, dia yang dulunya cuek ke aku menjadi se akrab sekarang.

Setelah menyelesaikan semua urusan ku disini aku langsung pulang, tapi karena ini masih siang aku berniat untuk jalan kaki saja.

Walaupun agak jauh jaraknya dari rumah aku merasa kalau hal ini akan menyenangkan.

Aku kini tengah berjalan dan tiba-tiba hujan angin, aku yang gak membawa persiapan apapun langsung pergi untuk berteduh.

Karena aku merasa kalau hujan akan berlangsung lama aku memutuskan untuk ke hotel dulu "Selamat datang" ucap resepsionis.

Aku langsung menyelesaikan urusan pemesanan "Tolong bawakan baju ke kamar ku" aku langsung pergi ke kamar ku dan mandi.

"Menyebalkan sekali, padahal aku mau berolahraga tapi malah hujan begini" aku pergi ke balkon sambil minum kopi.

Hujan tidak menunjukkan tanda-tanda mau berhenti "Sepertinya akan lama" dan saat aku sedang asik ngopi.

Ada petir yang tersesat dan menyambar ku, tapi karena aku berpikir kalau bangunan ini punya penangkal petir aku jadi santai.

Tapi, bukan menuju ke penangkal petir malah langsung ke arah ku.

Aku yang tidak tau itu langsung terkena Sambaran petir dan tewas di tempat.

Di mana ini" ucapku yang melihat sekeliling menjadi gelap "Aku gak mungkin mati kan" aku mulai panik saat memikirkan tentang kematian.

"Ayolah, aku masih perjaka dan aku belum pernah pacaran " aku pun mulai panik dan tiba-tiba semua di sini berubah.

Yang tadinya cuman ada kegelapan, kini sudah seperti di tempat piknik yang berada di alam liar.

Sage in the new worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang