Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi hari ini cuaca cukup dingin karena hujan lebat semalam, walau jam masih menunjukkan pukul 07.30 pagi tapi Johnny sudah siap dengan mantel hangat ditubuhnya. Johnny Seo pemuda berusia 24 tahun itu berencana untuk membeli kopi dicafe dekat rumahnya.
Ia berkaca untuk melihat penampilannya sekali lagi lalu mengambil tas yang berisi buku novel beserta macbooknya dan dompet, ia lalu turun untuk menyapa sang ibu.
"Oh Johnny, ini masih pagi dan cuaca sangat dingin kau mau kemana sayang?" Tanya sang ibu saat melihat putranya menuruni tangga.
Johnny tersenyum mengecup pipi sang ibu, lalu menggerakkan tangan "aku mau ke cafe ibu" .
"Tidak sarapan dulu?" Ia menggeleng lalu mengecup lagi pipi ibu, menggerakkan tangan lagi"aku akan sarapan dicafe saja bu maaf, aku sedang ingin pancake" Johnny hanya terkekeh meminta maaf karena ya sang ibu sudah susah payah memasak ia malah pergi makan di luar. Tidak selalu kok, hanya hari ini saja ia ingin sarapan diluar.
Ibu ikut terkekeh lalu mengacak surai Johnny "ya sudah tapi jangan lama-lama, jika ingin mengerjakan buku sebaiknya dirumah saja oke. Dan nanti ibu pergi ke bandara menjemput ayahmu"
Johnny mengangguk lalu berpamitan pergi, Ia berjalan kaki karena jarak cafe tidak terlalu jauh sekalian olahraga.
Ya, Johnny memiliki keterbatasan fisik. Ia tidak bisa berbicara juga tidak dapat mendengar tetapi ditelinganya terpasang alat bantu dengar atau hearing eads. Ia berterima kasih kepada ayah dan ibu karena telah memberikan alat ini karena sangat membantu. Sebenarnya Johnny merasa sedih kenapa mereka harus mempunyai anak cacat sepertinya. Tapi mereka bilang 'tidak nak, kami sangat menyayangi mu jangan merasa bahwa kau tidak pantas menjadi anak kami. Kami malah sangat bersyukur mempunyai anak yang sangat tampan seperti mu'
Oh rasanya ia ingin menangis saja saat mengingat perkataan mereka.
Ia lalu masuk ke cafe langganannya, pagi ini cukup sepi ya mungkin karena cuaca pagi ini yang membuat orang-orang lebih memilih tidur bergelung selimut hangat sampai siang nanti.
Kriing
"Selamat pagi, oh hai John tumben ini masih sangat pagi aku bahkan baru buka" Suara seorang barista tampan menghampiri ku.
Yuta namanya, dia adalah temanku. Kami menjadi akrab karena ya aku sering datang semenjak yuta membuka cafe disini karena jujur saja ia orang yang hangat membuatku nyaman dan ia juga sering mengajakku mengobrol.
Aku tersenyum"aku sedang ingin pancake" jawabku dengan bahasa isyarat.
Yuta nampak memandanginya, Johnny ini memiliki tubuh yang tinggi dan terbilang atletis. Walau tidak rajin melakukan olahraga tapi ia selalu mengatur pola makannya menjadi lebih sehat. Tubuhnya itu dibalut mantel hangat berwarna coklat nampak sangat cocok ditubuhnya.