Ariel

346 19 3
                                    

Akhirnya aku sudah sampai dikota. Sebelum aku masuk ke dalam kota. aku mengambil nafas, lalu mulai bernyanyi dan berjalan masuk kedalam kota.

Sekarang sudah waktunya untukmu pergi
Kubawa engkau pergi dari dunia ini
Maafkan aku yang membawamu
Dengan suara yang tak indah
Seperti kicauan burung pipit

"LANGIT MENJADI GELAP DAN SUARA INI! THANATOS!"

"PRIA DENGAN SAYAP HITAM ITU THANATOS!"

"THANATOS DATANG!"

"KITA AKAN DIBUNUH!"

Aku mendengar suara orang-orang kota yang panik akan kedatanganku.
Akupun tetap melanjutkan nyanyianku.

Suara kematianku ini
Akan membawamu pergi
Tanpa rasa sakit
Masa dimana kau hidup
Akan slalu terukir didunia ini

Jiwa orang-orang yang sudah ku ambil mulai terkumpul didekatku.

Ku berjalan ditengah kegelapan
Tanpa pernah melihat cahaya matahari
Aku terus membawakan suara kematian ini

Akupun mulai mengirim jiwa jiwa ini pergi ke akhirat.

Selama hidupku yang tak memiliki ujung
Aku akan slalu
Membawakan kematian ke seluruh dunia

Plok plok plok

Aku mendengar sebuah tepuk tangan. Aku melihat keasal suara tersebut.

Aku melihat seorang perempuan berambut merah, sedang duduk dipinggir jalan, sambil bertepuk tangan untuk ku.

Apa dia tak takut padaku? Ucapku dalam hati.

Perempuan itupun berdiri dan menghampiriku.

"Suaramu bagus!" Ucapnya memujiku dengan senyuman diwajahnya.

Ah.. aku melihat jiwanya mulai melemah. Ia akan segera meninggal. Sepertinya dia adalah jiwa terakhir dikota ini yang belum aku kirim keakhirat.

"Kamu akan meninggal dalam waktu 10jam" ucapku

"....."

Perempuan tersebut tiba-tiba terdiam.

"Siapa namamu?" Tanyanya tiba-tiba

Nama ya.. aku tak memiliki nama, aku hanya memiliki nama panggilan orang orang untukku.

"Thanatos" jawabku

"Itu bukan nama! Siapa namamu yang sebenarnya?" Tanyanya lagi

"Aku tidak memiliki nama" jawabku

"Hmmmm"

Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Lux! Bolehkah aku memanggilmu lux?" Tanyanya dengan wajah tersenyum

"Lux?" jawabku

"Ya! Artinya cahaya!" Ucapnya

"Cahaya? Tak cocok denganku, aku seorang dewa kematian. Hanya ada kegelapan disekelilingku" ucapku

"Bagiku kau tak seperti dewa kematian, kau terlihat lebih seperti malaikat!" Ucapnya dengan senyuman diwajahnya

Aku terdiam dan berfikir sejenak.
Malaikat? Terlihat dari mananya?. Pikirku dalam hati.

"Lux? Kau tak suka?" Tanyanya

"Aku suka" jawabku

"Ariel, namaku ariel! Salam kenal lux" ucapnya dengan nada senang

10hours [Oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang