Sesampai di parkiran sekolah Hazela mengompres luka luka milir Davian dan memberinya obat luka agar tidak terjadi infeksi . Davian nampak kesakitam saat gadis itu memberi obat tetes di bagian lukanya ,Hazela sangat peka jika pria itu sedang kesakitan diam diam ia meniup niup bagian lukanya agar tidak terasa sakit .Pengobatanpun sudah kelar ,sekarang giliran mereka berdua keluar dari mobil milik gadis itu. Nampak sekeliling sekolahan yang masih sepi dan hanya beberapa kendaraan milik guru dan siswa lain yang terparkir salah satunya mobil hazela. Gadis itu berjalan membuka pintu sebelah atau milik Davian yang masih ter tutup.
"Mau sampe kapan disini hah ,cepet keluar gue lagi buru buru nih"
"Kalo lo buru buru tinggal aja gue disini biar jalan sendiri ,lo pergi dulu aja sono"
"Emang lo bisa jalan ?"
"Gue cuman luka luka zel nggak buntung "
" emm yaudah gue tinggal ya ,byee"
Hazela sengaja membalikkan badanya agar langkahnya di cegah oleh Davian. Tetapi al hasil tidak ada cegahan dari siapapun lalu Hazela menoleh lagi ke belakang melihat keberadaan Davian . Yaps pria itu sedang berusaha keluar dari mobil ,nampak kesusahan karna bagian kakinya agak luka parah si.
Melihat hal itu Hazela segera meraih tangan Davian untuk memapahnya keluar dari mobil. Pria itu sempat bingung karna secara tiba tiba Hazela datang lagi dan membantunya jalan.
"Gue kek ngeliat malaikat di depan mata ,udah cantik pinter penolong tpi agak rese si tapi nggapapa juga , tapi kan dia lagi deket ama si jipran masa gue trobos sih kan gabener caranya" batin Davian dalam hati
"Ngapasih harus dia lagi , walaupun nyaman si di deketny tpi hati ini bingung mau milih jifran ato vian"
Batin Hazela-
Di ruang musik sangat lah sepi tetapi sudah ada dua kantok plastik yang didalamnya berisi snack , susu kotak ,dan juga vitamin . Sudah bisa di duga ini adalah kebiasaan Jifran yang pagi pagi buta sudah datang dan menyiapkan dua kantok plastik itu . Hazela menggelangkan kepalanya dan tersenyum tipis ketika membuka satu persatu kantok plastik tersebut .
Sosok yang selalu tau dimana jadwal latihan Hazela dan tau makanan kesukaan nya siapa lagi kalo bukan Jifran sang kekasih nya sekaligus rekan musik nya . Memang pagi ini Jifran juga berangkat lebih awal tapi kenapa di ruang musik tidak ada ,dimanakah dia . Yaps seperti biasa pria itu selalu pergi ke uks untuk numpang tidur sebelum para murid ramai di sekolah. Itulah kebiasaan Jifran selama 3 tahun di sekolah ,datang pagi tapi molor lagi ,gapapalah yang penting berangkat awal .
Hazela segera mempersiapkan alat alat musik yang akan di gunakan gladi bersih hari ini ,karna besok sekolahnya mengirim siswa sisiwinya mengikuti lomba festival music award taun ini dan diadakan 2 tahun sekali . Untungnya setiap tahun sekolahan Hazela adalah pemenanngnya karna bakat bakat menyanyi para siswa siswinya sangat di kembangkan.
Saat gadis ini sedang sibuk menyiapkan peralatanya ,ia di kejutkan oleh seseorang yang membuka pintu . Hazela segera melihat siapa yang membuka pintu tersebut
"Loh ayuna ngapain lo kesini ?".
"Oh iya lo sekarang gladi bersih kan? ,gue kesini mau bantuin lo ".
"Gue bisa sendiri kok mendingan lo pergi aja deh ".
"Sampe kapan lo ngilangin sifat egois , gue berusaha baik ke lo buat kita temenan kek dulu lagi zel ,gue pengen kita bareng lagi ".
" Kayak dulu lagi itu mimpi Ay ,lo tau kan kal-"
BRAKKK
Omongan Hazela terhenti ketika suara keras itu menggema di ruangan .
Suara yang berasal dari alat musik yang jatuh dan membuat Hazela berlari mengambilnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My future
Teen FictionRemaja remaja yang sedang berjuang menggapai masa depannya agar menjadi orang yang lebih baik daripada kehidupan sebelumnya dan kisah percintaan yang hampir hanyut karna ego yang tak terkendalikan.