prolog

84 38 30
                                    

"So? Orang yang kita sayangi belum tentu menepati janji, karna janji pun sanggup di ingkari"

Gadis manis dengan lesung pipinya berjalan dan bersenandung senang. Ia tersenyum sepanjang jalan menuju rumahnya.

Ia, akan berbicara kepada orang tuanya, agar ia bisa bersekolah di SMA TUNAGARA. Sekolah impiannya.

Gadis itu mengernyitkan dahi, berjalan pelan menuju halaman rumahnya yang di penuhi orang-orang yang berpakaian full Hitam.

Ia melihat satpam rumahnya dan warga komplek yang masing-masing membawa cangkul. Dari pada gadis itu penasaran, lebih baik ia bertanya saja.

"Pak mau nanya, ini rumah saya kok rame? Mana pake baju hitam semua, ada apa ya pak?"

Para warga dilema oleh keadaan.

"Gini nak, Tuhan lebih sayang ibu kamu!" Ucap satpam itu.

"Hah? Gimana?" Ucap gadis itu tak paham

"Ibu...",

Gadis itu berlari menuju pintu rumahnya, melihat apa yang ada di dalam.

Ia terlonjak berjalan pelan menuju orang yang tergeletak tak berdaya di lantai dengan kain yang menutupi seluruh tubuhnya dan orang yang sedang berdoa.

Mengapa? Mengapa Tuhan memanggil ibunya disaat yang tidak tepat?

Dia kecewa benar benar kecewa.

Ini yang ia tidak siap, bukan ujian Nasional atau pun ujian dadakan.

Namun kepergian yang tak menentu seperti ini.

Perlahan ia mendekati wanita yang ia sayangi itu, ia menangis dalam diam.

Gadis itu terdiam sejenak, lalu terjatuh pingsan.
•••

Jangan lupa untuk vote+komen!

See u

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senandi Luka (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang