Prologue

228 34 4
                                    

"Akhirnya sampai rumah!"

Ucap perempuan yang baru saja selesai mandi dan ingin beristirahat tersebut langsung melompat ke atas kasur.

(Y/n) (l/n), Gadis yang tahun ini menginjak umur 29 tahun itu mulai menutup matanya untuk beristirahat.

Ting.

Bunyi pesan dari ponselnya membuat (Y/n) yang tadinya hampir tertidur membuka matanya lagi.

[(Y/n), File yang nomor 143 itu tolong selesaikan dan kirim ke saya maksimal pagi ini jam 6]

"Hah?! Bukannya deadlinenya minggu depan?!"

Kalau terus begini bisa-bisa gadis itu bisa mati karena kelelahan.

"Dewa! Jika kau memang ada, aku mau menghilang saja!"

(Y/n) Lalu bangkit dari posisi rebahannya, namun tiba-tiba kepalanya serasa pusing dan...

Brukkk...

Gadis itu jatuh.

Dan saat membuka mata...

"Nona berdiri dibelakang saya!" Seorang pelayan mengeluarkan pedang entah dari mana.

"Frey tunggu, dia sepertinya tidak berbahaya" Ucap gadis kecil yang mungkin baru saja menginjak umur 14 tahun.

'Ngomong pakai bahasa apa orang-orang ini?'

"He-hello, sorry but i am not a bad person..." Ucap (y/n) dalam bahasa inggris karena kemungkinan besar orang-orang ini tidak akan mengerti bahasa Indonesia.

Mata biru gadis kecil itu membelalak dan ia melewati pelayannya yang masih mengeluarkan pedangnya.

"Nona!"

"Kau dari bumi?" Tanya Gadis kecil itu menggunakan bahasa korea.

Untung saja (y/n) Pernah kuliah di korea, jadi ia paham apa yang dikatakan gadis itu.

Ia mengangkat kepalanya lalu mengangguk cepat.

"Iya, saya tidak tahu bagaimana bisa sampai sini tapi yang pasti saya dari bumi" Jawab (y/n) kembali menggunakan bahasa korea.

"Hm..." Gadis itu tampak memikirkan sesuatu.

Baju yang digunakan wanita yang tiba-tiba muncul di halaman rumahnya saat ia meminum teh sambil membaca novel itu adalah baju tidur.

Baju yang mungkin akan dibilang memalukan digunakan di tempat ini.

Ya... dia hanya menggunakan tank top dan celana pendek.

"Frey... beri dia pakaian yang layak lalu bawa ia kembali kesini" Ucap gadis itu pada pelayannya yang kini diketahui namanya adalah Frey.

Saat Frey menghela nafas dan mendekat ke arah gadis itu, (y/n) tampak memundurkam dirinya, was-was.

"Tak apa~ kami tak akan membunuhmu kok~ mungkin?" Ucap gadis kecil itu mencoba menenangkan (y/n) yang terlihat ketakutan.

Mungkin?!

Wanita berambut coklat tua itu lalu dibawa pergi oleh frey untuk berganti pakaian.

'Ilang sih ilang... tapi gak sampai dibawa ke dunia lain juga...' Tangis (y/n) dalam hati.

.
.
.

Saat ini (y/n) sedang duduk didepan gadis kecil yang terlihat santai meminum tehnya.

(Y/n) melirik gadis itu sekali lagi, 'Benar-benar seperti boneka. Kalau ia dibumi pasti sudah jadi artis cilik'

Walau berpikir seperti itu, gadis berambut coklat tua itu menyadari kalau gadis bangsawan didepannya memiliki sifat yang sangat dewasa, berkebalikan dengan umurnya yang masih muda.

"Kenapa gak diminum tehnya?" Tanya gadis berambut putih tersebut sambil menatap (y/n) yang masih diam semenjak berganti pakaian.

"Ah... terima kasih nona muda" Jawab (y/n) lalu meminum tehnya.

"Camilannya juga enak jadi coba juga ya" Ucap gadis itu lagi.

"T-terima kasih..."

Gadis kecil bermata biru itu lalu meletakkan pipinya di satu tangan sebelum bertanya pada (y/n).

"Siapa namamu?"

"Nama saya (Y/n) (l/n)"

"Apa kau tahu siapa yang memindahkanmu kesini?"

(Y/n) menggeleng. "Saya tidak tahu"

"Apa kau ingin kembali?"

"Ya! Saya ingin kembali!"

Tangan gadis kecil yang mengaduk tehnya itu berhenti mengaduk. Gadis itu menutup matanya lalu membukanya kembali.

"Begitu... sayang sekali aku tidak tahu caranya"

(Y/n) tampak sedikit kecewa namun ia dapat memaklumi itu, gadis itu memercayainya saja ia sudah bersyukur. Dan juga... sepertinya gadis itu juga tahu tentang bumi.

Apa ia bertransmigrasi atau Renkarnasi seperti yang sering terjadi di novel fantasi?

"Tapi... kau bisa cari sendiri caranya" Ucap gadis itu.

"Cari sendiri?"

"Kau tidak mungkin menyuruhku untuk melakukannya untukmu kan?"

Glek! (Y/n) mengangguk pelan membuat gadis kecil itu tersenyum. Gadis itu lalu mengulurkan tangannya.

"Namaku Bianka Ordell, aku akan mengajarimu bahasa dunia ini. Selebihnya kau cari tahu sendiri oke?"

(Y/n) tampak senang dan menganggukkan kepalanya dengan antusias sambil mengembalikan uluran tangan gadis itu.

Tak ia ketahui bahwa gadis kecil didepannya ternyata adalah gadis yang licik.

.
.
.

Author notes:

Jadi, kalau character disini berbicara dengan tulisan miring, itu berarti mereka lagi ngomong pake bahasa korea okae!

Invinsible (TCF Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang